The Power of Music: Saat Lagu Membuka Kembali Pintu Memori yang Terkunci Pasien Demensia

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Seorang terapis musik profesional asal Belanda, Monique van Bruggen-Rufie, membuktikan bahwa musik bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, tapi juga terbukti memiliki efek langsung pada otak.

Monique memberi contoh nyata ketika pasiennya, Leonie, mampu kembali mengingat pengalaman hidup setelah mendengar lagu tertentu. "Musik bisa menjadi pemicu memori yang sebelumnya terkunci. Itulah the power of music," kata Monique.

Selain itu, Neurologic Music Therapist and Fellow, Tassya Tanzil, juga menyebut musik mengaktifkan seluruh bagian otak, baik kanan maupun kiri.

Gambar MRI menunjukkan perbedaan signifikan. Otak dalam keadaan istirahat tampak sepi aktivitas, sementara saat mendengarkan musik, neuron-neuron diaktifkan secara masif.

Terapi musik digunakan untuk berbagai tujuan medis, mulai dari memperbaiki fungsi fisik, kognitif, verbal, emosional, hingga sosial.

"Musik adalah media yang powerful untuk meningkatkan kualitas hidup," kata Tassya.

Terapi musik terbukti efektif dalam memanggil kembali memori lama penderita demensia.

Contohnya terlihat dari kisah Leonie yang tiba-tiba mengingat masa lalunya ketika mendengar lagu tertentu. 

Musik Sebagai Pembangkit Memori

Awalnya, dia tidak mampu mengingat detail apapun, namun alunan lagu membawa kembali fragmen-fragmen memori yang hilang. Inilah sebabnya musik sering digunakan sebagai jembatan dalam terapi.

Melalui nada, lirik, dan ritme, penderita bisa kembali merasa terhubung dengan identitas dan lingkungannya.

Terapi ini juga membantu mereka menemukan rasa percaya diri karena merasa 'masih mampu' mengingat hal-hal penting.

Studi MRI menunjukkan bahwa musik mampu mengaktifkan seluruh bagian otak, bukan hanya satu sisi saja.

Aktivasi Otak Saat Mendengar Musik

Pada kondisi normal, aktivitas otak tampak minim. Namun, begitu diperdengarkan musik, terutama saat pasien ikut bernyanyi atau memainkan alat musik, aktivitas meningkat drastis.

Warna merah yang muncul pada hasil scan menunjukkan neuron-neuron terstimulasi. "Musik merangsang motor korteks, prefrontal korteks, hingga korpus kalosum," kata Tassya.

Artinya, musik dapat memengaruhi gerakan tubuh, pengambilan keputusan, hingga fungsi eksekutif otak. Inilah dasar ilmiah yang membuat musik dianggap sebagai terapi efektif.

Terapi musik membawa manfaat nyata bagi penderita Alzheimer dan Parkinson. Pada pasien Alzheimer, musik membantu memanggil kembali memori sehingga mereka bisa kembali mengenali waktu, tempat, maupun orang terdekat.

Manfaat untuk Pasien Alzheimer dan Parkinson

Sementara pada pasien Parkinson, musik membantu memperbaiki pola jalan yang biasanya terganggu (shuffling gait). Ritme lagu menjadi pemandu alami agar pasien dapat melangkah lebih stabil.

"Rhythm is the key dalam membantu pasien bergerak lebih baik," kata Monique.

Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik tidak hanya menyentuh aspek emosional, tapi juga fisik. Dengan musik, pasien dapat kembali mandiri dalam aktivitas sehari-hari.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |