Liputan6.com, Jakarta Perubahan iklim memiliki peran dan pengaruh terhadap kesehatan ibu hamil dan bayinya.
Hal ini disampaikan Direktur Kesehatan Seksual dan Reproduksi serta Penelitian di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Pascale Allotey, di momen Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh pada 7 April 2025.
Allotey mengatakan, setiap perempuan membutuhkan akses layanan kesehatan yang memadai dan sesuai kebutuhan mereka.
“Perempuan dan anak perempuan di mana pun membutuhkan akses ke penyedia layanan kesehatan yang mendengarkan kekhawatiran mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Sekaligus memastikan mereka dapat merencanakan kesuburan mereka, bertanggung jawab atas masa depan mereka, dan melindungi kesehatan mereka,” jelasnya mengutip laman WHO, Senin (7/4/2025).
Tak henti di situ, upaya nyata juga diperlukan untuk mengatasi risiko khusus perubahan iklim yang berpengaruh pada kesehatan ibu dan bayi.
“Upaya juga diperlukan untuk mengatasi risiko khusus perubahan iklim bagi perempuan hamil dan bayi baru lahir, karena bukti menunjukkan hubungan antara suhu yang lebih tinggi dan kelahiran prematur, lahir mati, hipertensi dan diabetes gestasional, serta kematian bayi,” imbuhnya.
Sebelumnya, disampaikan bahwa Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2025 memiliki tema Healthy Beginnings, Hopeful Futures atau Awal yang Sehat, Masa Depan Penuh Harapan.
Peringatan ini disertai kampanye setahun penuh hingga 2026 yang fokus pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Detik-Detik Menegangkan Kelahiran Bayi Kembar 3 di Cilacap
Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Dunia
Kampanye ini digencarkan mengingat menurut perkiraan terbaru WHO, hampir 300.000 wanita kehilangan nyawa karena kehamilan atau persalinan setiap tahun.
Lebih dari 2 juta bayi meninggal dalam bulan pertama kehidupan mereka, dan sekitar 2 juta lainnya lahir mati. Ini berarti ada sekitar 1 kematian yang dapat dicegah setiap 7 detik – kehilangan yang membawa kesedihan dan kepedihan yang luar biasa bagi jutaan keluarga di seluruh dunia.
Kampanye ini akan mendorong peningkatan perhatian global terhadap kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang perempuan. Ini termasuk mengadvokasi undang-undang dan kebijakan yang melindungi kesehatan dan hak-hak mereka. Seperti cuti hamil tapi tetap digaji, perlindungan ketenagakerjaan penting lainnya, serta akses ke layanan keluarga berencana yang vital.
Pelayanan Kesehatan Kualitas Tinggi Sebelum, Selama, dan Setelah Melahirkan
Allotey menambahkan, membuat perempuan bertahan saat melahirkan saja tidak cukup, mereka juga perlu dipastikan agar sehat dan bisa menikmati hidup setelah persalinan.
“Tidaklah cukup bagi perempuan untuk bertahan hidup saat melahirkan, mereka juga harus dapat menikmati hidup mereka dengan kesehatan yang baik (setelah melahirkan),” ujar Allotey.
Wanita dan keluarga di mana pun membutuhkan perawatan berkualitas tinggi yang mendukung mereka secara fisik dan emosional, sebelum, selama, dan setelah melahirkan.
Sistem kesehatan harus berkembang untuk mengelola berbagai masalah kesehatan yang memengaruhi kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Ini tidak hanya mencakup komplikasi obstetrik langsung tetapi juga kondisi kesehatan mental, penyakit tidak menular, dan keluarga berencana.
4 Tujuan Kampanye Hari Kesehatan Sedunia 2025
Ada empat tujuan utama yang perlu dicapai dari kampanye Hari Kesehatan Sedunia 2025, yakni:
Peningkatan Kesadaran
Untuk meningkatkan kesadaran tentang kesenjangan dalam kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir serta perlunya memprioritaskan kesejahteraan jangka panjang wanita.
Investasi Efektif
Untuk mengadvokasi investasi efektif yang meningkatkan kesehatan wanita dan bayi.
Dorong Dukungan Kolektif
Untuk mendorong tindakan kolektif untuk mendukung orangtua serta profesional kesehatan yang memberikan perawatan kritis.
Memberikan Informasi
Untuk memberikan informasi kesehatan yang berguna terkait kehamilan, persalinan, dan periode pascanatal.