Liputan6.com, Jakarta - Terjadi peningkatan kasus COVID-19 di India tapi pemerintah setempat mengatakan masih terkendali. Dalam laporan yang disampaikan Kementerian Kesehatan India pada Senin awal pekan ini terdapat 257 kasus aktif COVID-19 per 19 Mei 2025.
Beberapa wilayah yang alami kenaikan kasus COVID dalam beberapa minggu terakhir diantaranya Kerala, Maharashtra dan Tamil Nadu.
Di Tamil Nadu, banyak masyarakat yang awalnya banyak yang mengira influenza tapi setelah jalani pemeriksaan ternyata positif COVID-19.
"Dua minggu lalu sekitar 60 persen kasus virus adalah influenza A dan B, tapi sekarang COVID-19," kata dokter penyakit menular di Gleneagles Halthcity, Subramaniam Swaminathan
Kasus COVID-19 di Gujarat
Di salah satu negara bagian yakni Gujarat, dilaporkan ada 15 kasus aktif COVID-19. Menurut otoritas pihak setempat yakni Direktur Kesehatan Publik, Nilam Patel, mereka tertular subvarian JN.1 yang masih keluarga dari Omicron.
Nilam Patel menyebut bahwa virus COVID-19 yang beredar saat ini tidak separah dahulu. Pada 15 pasien COVID tersebut kini hanya menjalani isolasi di rumah masing-masing.
"Tidak ada dari 15 orang ini yang dirawat di rumah sakit, mereka menjalani isolasi di rumah," katanya.
"Ini bukan hal yang perlu sangat dikhawatirkan bagi Gujarat maupun India," kata Nilam Patel kepada jurnalis seperti mengutip Times of India.
Epidemiolog India: Tak Perlu Panik
Di tengah kenaikan kasus COVID-19 di sana, epidemiolog India, dokter Raman Gangakehdkar meminta masyarakat untuk berhati-hati tanpa perlu khawatir berlebihan.
"Tidak perlu panik kecuali terjadi peningkatan yang nyata dalam jumlah pasien yang dirawat atau meninggal," kata Raman kepada News18.
Hal senada juga disampaikan Direktur Kesehatan Publik Selvavinayagam. "COVID-19 tidak musnah, virus ini bersirkulasi di sekitar kita" katanya.
Mesi begitu, bagi kelompok orang usia lanjut dan mereka yang punya gangguan kekebalan tubuh untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan tangan, memakai masker dan menghindari keramaian.
Tentang Varian yang Beredar di India
Mengutip Business Today, lonjakan kasus di India saat ini terkait dengan JN.1, dengan subvarian baru LF.7 dan NB.1.8—yang sudah meningkat di beberapa wilayah Asia—juga terdeteksi.
Meskipun strain ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada jenis Omicron sebelumnya, kemampuannya untuk menyebar lebih cepat dan melewati kekebalan sebelumnya membuat strain ini lebih sulit diatasi.
Meski demikian, pejabat kesehatan menekankan bahwa tingkat risiko di India masih rendah dan tidak ada alasan untuk panik. Angka rawat inap tetap stabil, dan beberapa kematian baru-baru ini—seperti yang terjadi di Mumbai—dikaitkan dengan kondisi komorbid, bukan COVID-19 itu sendiri.