BPOM Ungkap 3 Penyebab Utama Keracunan Makanan Program Makan Bergizi Gratis

7 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, mengungkap penyebab utama keracunan makanan yang terjadi dalam program makan bergizi gratis yang dijalankan pemerintah.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan sejumlah faktor yang menjadi penyebab keracunan makanan, yang harus segera diperbaiki untuk menjamin keamanan pangan bagi masyarakat.

Taruna Ikrar, mengatakan, ada beberapa sumber utama keracunan makanan pada program tersebut. "Yang paling banyak penyebabnya adalah kontaminasi, degradasi bahan makanan, dan kondisi makanan yang sudah basi," kata Taruna kepada Health Liputan6.com di Pulogadung pada Kamis, 22 Mei 2025.

Dia, menambahkan, selain kualitas bahan makanan, kondisi kontainer atau tempat produksi juga menjadi faktor penting yang berkontribusi pada keracunan.

"Yang paling penting juga adalah kontainernya, yaitu tempat pembuatannya. Itu menjadi titik krusial yang kami perhatikan," ujarnya.

Kontainer yang tidak higienis dan tempat produksi yang tidak memenuhi standar sanitasi bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri atau jamur yang berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, BPOM RI melakukan pengawasan ketat terhadap dapur dan fasilitas produksi makanan.

Standarisasi dan Sertifikasi Jadi Kunci Pengawasan Program MBG

Dalam upaya mencegah keracunan makanan lebih lanjut, BPOM bersama Badan Gizi telah menyepakati perlunya standarisasi yang ketat untuk Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG).

Menurut Taruna Ikrar, standarisasi ini termasuk pemberian sertifikasi yang mengacu pada standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh BPOM.

"Badan Gizi sudah sepakat bahwa SPPG harus mendapat sertifikasi dalam konteks standarisasi dari Badan Pemeriksaan," kata Prof. Taruna.

Sertifikasi ini bertujuan memastikan bahwa setiap proses produksi dan distribusi makanan dilakukan dengan memperhatikan aspek higienis dan sanitasi yang baik.

Dengan begitu, risiko kontaminasi dan keracunan dapat diminimalisir.

Pemeriksaan Higienis Dapur Produksi Jadi Fokus

BPOM juga menyoroti pentingnya kebersihan dapur dan proses pengolahan makanan. Pemeriksaan meliputi bagaimana sanitasi dapur dijalankan dan bagaimana standar kebersihan diterapkan dalam proses memasak serta penyimpanan makanan.

"Kalau kita sudah bicara tentang standarisasi, kita akan mengecek dapurnya bagaimana, bagaimana higienisinya, bagaimana sanitasinya dan sebagainya," kata Taruna.

Langkah ini merupakan bagian dari pengawasan berkelanjutan untuk menjamin kualitas makanan yang disalurkan dalam program makan bergizi gratis, terutama yang menyasar anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya.

Hasil pemeriksaan BPOM ini menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintah dan seluruh pihak terkait. Mereka berkomitmen untuk memperbaiki sistem pengawasan, mulai dari proses produksi hingga distribusi makanan bergizi gratis.

Dengan perbaikan tersebut, diharapkan kasus keracunan makanan yang sempat terjadi dapat diminimalkan bahkan dihilangkan. Hal ini penting agar program makan bergizi gratis dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Pentingnya Pengawasan Ketat untuk Keamanan Pangan

Kasus keracunan makanan bukan hanya masalah kualitas bahan, tetapi juga berkaitan dengan bagaimana pengelolaan makanan dilakukan.

Oleh sebab itu, pengawasan yang ketat dan standarisasi yang jelas sangat diperlukan untuk menjaga keamanan pangan.

Taruna Ikrar, menjelaskan, program makan bergizi gratis merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada penerapan standar keamanan pangan yang ketat.

"Kami berharap dengan pengawasan yang lebih baik, kualitas makanan yang diterima masyarakat akan terjamin dan risiko keracunan bisa dihindari," pungkasnya.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |