Liputan6.com, Jakarta - Herpes zoster, atau cacar api, bukan penyakit sepele. Virus ini bisa kembali aktif di dalam tubuh meskipun sudah lama tidak menimbulkan gejala.
Risiko ini semakin tinggi seiring menurunnya daya tahan tubuh, terutama pada pasien kanker, lansia, atau mereka yang menjalani pengobatan imunosupresif seperti kemoterapi.
Oleh karena itu, vaksinasi herpes kini dianjurkan sejak usia 19 tahun, bukan lagi menunggu hingga usia 50 seperti yang selama ini dipercaya masyarakat.
"Dulu orang mengira herpes hanya sekali seumur hidup. Tapi ternyata, pada kondisi tertentu seperti kanker atau autoimun, virus herpes bisa aktif kembali. Ini bukan infeksi baru, tapi reaktivasi virus yang sebelumnya dorman," jelas Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Hematologi Onkologi Medik dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM.
Herpes Bisa Kambuh Bertahun-Tahun Kemudian
Virus herpes bisa 'tidur' di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan kemudian aktif kembali saat sistem kekebalan tubuh melemah. Kondisi ini sering terjadi pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, karena daya tahan tubuhnya menurun drastis.
"Virusnya kayak transformer, diam selama bertahun-tahun lalu mendadak aktif lagi. Ini yang kami sebut sebagai reaktivasi, dan itu sering kami lihat pada pasien kanker," kata Prof. Aru.
DIa menyebutkan bahwa infeksi herpes tidak hanya menyakitkan, tapi juga bisa menyebabkan komplikasi serius.
Luka-lukanya mirip cacar air, tapi nyerinya luar biasa hingga membuat aktivitas sehari-hari terganggu. Bahkan pada kasus berat, infeksi bisa menyebabkan kelumpuhan saraf wajah.
Pasien Kanker Sangat Rentan Terkena Herpes
Menurut Prof. Aru, pasien kanker sangat rentan terhadap infeksi karena dua faktor utama: penyakit kanker itu sendiri dan efek samping dari pengobatan.
"Kemoterapi menurunkan daya tahan tubuh dari dua sisi, yaitu dari obat dan dari efek sampingnya seperti hilang nafsu makan. Akibatnya bukan cuma herpes, tapi juga infeksi lain seperti pneumonia bisa muncul," ujarnya.
Namun herpes menjadi perhatian khusus karena sifatnya yang bisa kambuh berulang dan menyakitkan. Oleh karena itu, pencegahan melalui vaksinasi sangat penting.
Rekomendasi Vaksinasi Sejak Usia 19 Tahun
Meskipun anjuran umum vaksinasi herpes baru dimulai pada usia 50 tahun, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) merekomendasikan vaksinasi herpes sejak usia 19 tahun ke atas, terutama bagi individu dengan risiko tinggi.
"Kalau ada dana dan vaksinnya tersedia, nggak perlu tunggu umur 50. Langsung vaksin saja," ujar Prof. Aru.
Vaksin herpes terbukti aman dan efektif dalam mencegah reaktivasi virus, serta mengurangi risiko komplikasi berat. Pencegahan ini menjadi langkah penting untuk melindungi individu dengan imunitas rendah, terutama pasien kanker dan orang lanjut usia.