7 Fakta tentang Egg Freezing, Pembekuan Sel Telur seperti Dilakukan Luna Maya Sebelum Menikah

Liputan6.com, Jakarta Beberapa tahun sebelum menikah, tepatnya pada 2001 aktris Luna Maya telah melakukan pembekuan sel telur atau egg freezing. Di Indonesia, pembekuan sel telur belum diketahui banyak orang tapi tidak sedikit yang sudah melakukan prosedur itu.

"Aku uda freezed egg," kata Luna ke Venna Melinda dalam sebuah podcast.

Lalu, dalam akun Youtube pribadinya, secara detail Luna mengungkapkan keinginan dirinya untuk melakukan egg freezing sudah sejak lama tapi kesibukan yang padat membuatnya baru bisa melakukan pada 2021. Harapannya, saat ia menikah dan bila sel telur diperlukan bisa diambil untuk memiliki buah hati.

Egg freezing seperti yang dilakukan Luna Maya memang bukan hal baru di Indonesia. Sudah ada beberapa pusat fertilitas yang bisa melakukan tindakan tersebut. Berikut beberapa fakta tentang egg freezing mulai dari alasan hingga prosedurnya:

1. Apa Itu Egg Freezing?

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas endokrinologi reproduksi Shanty Olivia Jasirwan mengungkapkan bahwa egg freezing adalah proses pengambilan sel telur dan penyimpanan sel telur dalam suhu rendah atau kriopreservasi supaya bisa digunakan di kemudian hari.

Lebih lanjut, Shanty yang sehari-hari praktik di RS Pondok Indah - IVF Center Jakarta ini mengungkapkan bahwa ada serangkaian hal yang dilakukan dalam proses egg freezing.

"Prosedur diawali dengan stimulasi ovarium selama kurang lebih 10-12 hari dengan suntikan hormon. Lalu dilakukan ovum pick up atau panen sel telur dengan cara pembiusan ringan," kata Shanty dalam pesan suara menjawab pertanyaan dari Health Liputan6.com ditulis Selasa, 13 Mei 2025.

Mengenai jumlah sel telur yang diambil tidak ada patokan pasti. Namun, untuk meningkatkan keberhasilan diambil sekitar 10-20 sel telur.

Sesudah sel telur dipanen proses selanjutnya adalah dibekukan di laboratorium dengan teknik khusus bernama vitrifikasi. Vitrifikasi adalah teknik pembekuan sel telur tanpa terbentuknya kristal es.

Shanty mengungkapkan bagi perempuan yang bakal menjalani pengambilan sel telur untuk dibekukan penting untuk menjaga kesehatan dengan cara menjalankan gaya hidup sehat.

"Gaya hidup yang sehat menunjang kualitas sel telur," kata Shanty.

Contohnya, tidur cukup minimal 7 jam setiap malam, mengurangi stres, berolahraga secara rajin dan teratur. Lalu, mengonsumsi makanan seimbang, mengonsumsi antioksidan. Serta tak ketinggalan jauhi rokok dan alkohol.

4. Usia Ideal Pengambil Sel Telur

Shanty mengungkapkan bahwa idealnya bagi wanita yang ingin membekukan sel telur itu dilakukan sebelum usia 35 tahun. Sebelum usia tersebut kualitas dan jumlah sel telur masih baik."Setelah usia 35 terjadi penurunan jumlah sel telur secara signifikan," kata wanita yang juga praktik di RS Pondok Indah Puri Indah Jakarta ini.

Shanty mengungkapkan secara umum ada dua alasan perempuan melakukan egg freezing. Pertama, alasan medis. "Bila ada indikasi medis, misalnya pada pasien penderita kanker yang akan menjalani kemoterapi," katanya.

Kedua, alasan sosial. Ini pada perempuan yang belum menemukan pasangan hidup, belum siap hamil, atau alasan pendidikan atau karier.

6. Kualitas Sel Telur yang Dibekukan

Shanty meyakinkan bahwa sel telur yang dibekukan dengan cara baik akan memiliki kualitas yang baik. Penentu kualitas sel telur, kata Shanty, adalah umur sang perempuan saat sel telur diambil.

"Faktor usia itu penentu utama kualitas sel telur," katanya.

Shanty mengatakan saat ini egg freezing secara pelan-pelan sudah diketahui masyarakat. Terlihat juga ada peningkatan tren perempuan melakukan pembekuan sel telur.

"Tren mulai meningkat terutama di kalangan perempuan urban dan profesional yang menunda pernikahan atau ingin fokus pada karier" katanya.

Namun, saat ini akses egg freezing di Indonesia masih terbatas dibandingkan negara-negara maju.