Bekali Anak dengan Pendidikan Karakter dan Spiritual, Wamen PPN: Agar Tak Jadi Manusia Berkarakter AI

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Setiap anak di masa pertumbuhannya perlu dibekali dengan pendidikan karakter dan spiritual agar tak tumbuh menjadi manusia dengan karakter mirip kecerdasan buatan alias AI.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN/Bappenas RI) Febrian Alphyanto Ruddyard.

“Kita jangan sampai kosong mengisi anak-anak kita, generasi mendatang kita, dalam masa golden years antara 1 sampai 5 tahun,” ujar Febrian dalam peluncuran Early Childhood Development Index (ECDI) di Jakarta Pusat pada Rabu, 14 Mei 2025.

Febrian membandingkan pengembangan karakter anak dengan rekayasa engineering (mesin).  

“Dalam sisi rekayasa engineering, sisi golden years ini bagaimana kita harus semaksimal mungkin memberikan operating system (sistem operasi) kepada anak-anak kita."

Namun, berbeda dengan mesin, tak hanya soal teknis, masa perkembangan anak juga perlu diisi dengan pendidikan karakter dan spiritual.

“Bukan hanya secara teknis, tapi juga karakter dan sisi spiritualitas. Karena, intelegensi atau kemampuan berpikir yang tidak didasari karakter baik dan sisi spiritualitas yang tebal, akan menghasilkan manusia yang berkarakter AI, dan saya rasa ini yang harus kita hindari bersama,” ucapnya.

Oleh karena itu, sambungnya, Early Childhood Development Index menjadi hal yang amat penting.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeklaim banyak orangtua yang menitipkan anak-anak mereka untuk ikut program pendidikan karakter ala militer yang digagasnya.

Mengenal Early Childhood Development Index

Early Childhood Development Index alias ECDI adalah Indeks yang bertujuan menyediakan data komprehensif berbasis bukti guna mengukur serta memantau perkembangan anak usia dini di Indonesia. Sehingga, dapat menjadi dasar dalam perumusan kebijakan yang lebih efektif dan terarah.

“ECDI ini menurut saya sangat penting, suatu indeks bagaimana kita bisa melihat di mana kita sekarang dan apa yang akan kita lakukan untuk masa depan,” ucap Febrian.

“Karena kalau kita tidak memiliki kepekaan arah, kita akan di mana dan kita akan ke mana, saya rasa dan saya khawatir pembangunan manusia kita hanya akan diombang-ambing oleh nilai-nilai yang datangnya bukan dari dalam negara kita sendiri. Oleh karena itu, saya sangat gembira dengan adanya peluncuran indeks ini,” ucapnya.

Pembangunan Anak Usia Dini adalah Aspek Krusial dalam Meningkatkan Kualitas SDM

Dijelaskan bahwa ECDI diluncurkan dalam upaya memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sejak dini.

Indeks ini diluncurkan dalam kerja sama Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), Badan Pusat Statistik (BPS), serta didukung oleh UNICEF dan Tanoto Foundation.

Indeks Perkembangan Anak Usia Dini atau ECDI diluncurkan mengingat pembangunan anak usia dini merupakan aspek krusial dalam meningkatkan kualitas  sumber daya manusia Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Yang menekankan pentingnya pembangunan SDM unggul sebagai salah satu prioritas utama.

Dukung Perkembangan Anak Sejak Usia Dini adalah Investasi yang Menjanjikan

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa investasi dalam perkembangan anak usia dini memberikan dampak jangka panjang terhadap kemampuan kognitif, kesehatan, dan produktivitas individu di masa depan.

Namun, tantangan dalam mengukur dan memahami perkembangan anak usia dini masih menjadi kendala dalam perencanaan program yang berbasis bukti.

Oleh karena itu, peluncuran ECDI menjadi langkah strategis untuk menjawab kebutuhan akan data yang akurat dan dapat diandalkan.

Selain menjadi bagian dari strategi nasional dalam RPJMN, pengembangan ECDI juga berkontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) dan Tujuan 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan).

Dengan adanya indeks ini, diharapkan dapat mendukung pemantauan kemajuan indikator-indikator yang berkaitan dengan perkembangan anak usia dini serta memperkuat peran Indonesia dalam mencapai target SDGs pada tahun 2030.

Kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, mitra pembangunan, akademisi dan masyarakat mencerminkan komitmen bersama dalam memperkuat ekosistem kebijakan pembangunan anak usia dini di Indonesia.

Dengan adanya ECDI, diharapkan para pemangku kepentingan dapat memperoleh informasi yang lebih baik dalam merancang intervensi yang tepat guna mendukung tumbuh kembang anak sejak usia dini.

Selain itu, indeks ini juga akan berkontribusi dalam meningkatkan efektivitas program nasional yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan psikososial anak.

Peluncuran ECDI ini dinilai menjadi tonggak penting dalam perjalanan pembangunan anak usia dini di Indonesia. Dengan adanya data yang lebih baik dan kebijakan yang lebih terarah, diharapkan Indonesia dapat mencapai target pembangunan manusia yang lebih inklusif dan berkelanjutan, selaras dengan RPJMN dan SDGs.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |