Atasi Kesepian pada Lansia: Program SIDAYA Hadir untuk Tingkatkan Kualitas Hidup

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Kesepian pada lansia menjadi perhatian serius di Indonesia seiring dengan meningkatnya populasi lanjut usia. Kondisi ini bukan hanya sekadar perasaan sedih, tetapi juga ancaman nyata bagi kesehatan fisik dan mental lansia. Pemerintah melalui berbagai program berupaya untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kualitas hidup para lansia.

Salah satu program utama yang diluncurkan adalah Program Lanjut Usia Berdaya (SIDAYA). Program ini bertujuan untuk mengubah paradigma tentang lansia, dari yang sebelumnya dianggap sebagai objek perlindungan menjadi subjek pembangunan yang aktif dan produktif. Dengan SIDAYA, diharapkan lansia dapat tetap sehat, mandiri, dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam program kelanjutusiaan. Ia menyatakan bahwa program bagi lansia perlu diperkuat dan diintegrasikan agar dapat memberikan dampak yang lebih besar.

"Program kelanjutusiaan seharusnya mendapat perhatian luas. Kita memerlukan kolaborasi lintas sektor agar program bagi lansia menjadi lebih kuat dan terintegrasi," ujarnya dalam rangkaian peringatan Hari Lansia Nasional di Jakarta, Selasa (3/6). 

Lansia: Dari Objek Perlindungan Menjadi Subjek Pembangunan

Indonesia sedang mengalami peningkatan populasi lansia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia 60 tahun ke atas terus meningkat. Pada tahun 2023, jumlah lansia mencapai 12 persen dari total penduduk, meningkat dari 7,6 persen pada tahun 2010.

Diproyeksikan bahwa pada tahun 2045, jumlah lansia akan mencapai 65,82 juta jiwa atau 20,31 persen dari total penduduk. Ini berarti satu dari lima penduduk Indonesia akan berusia lanjut. Kondisi ini menuntut perhatian serius terhadap kesejahteraan lansia agar mereka tetap produktif dan berkontribusi positif bagi negara.

Menteri Wihaji menyoroti bahwa banyak rumah tangga di Indonesia dihuni oleh lansia, dengan sebagian besar menjadi kepala keluarga. Tak sedikit dari mereka yang tinggal sendiri atau hidup dalam kondisi rentan secara ekonomi. Oleh karena itu, penting untuk mengubah pandangan terhadap lansia dan memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

SIDAYA: Jawaban atas Tantangan Lansia Masa Kini

Program SIDAYA dirancang untuk mendukung lansia agar tetap sehat secara fisik dan mental, mandiri, aman, serta aktif secara sosial dan ekonomi. Program ini mencakup lima layanan utama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia secara komprehensif.

Lima layanan utama dalam program SIDAYA meliputi:

  • Kartu SIDAYA
  • Pemeriksaan kesehatan rutin
  • Pelatihan dan pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) berbasis keluarga
  • Sekolah Lansia di komunitas Bina Keluarga Lansia
  • Program Lansia Entrepreneur

Melalui program kewirausahaan, lansia usia 60–65 tahun yang masih aktif akan difasilitasi untuk meningkatkan produktivitas dan taraf hidup mereka. Selain itu, pemerintah juga akan meluncurkan Kartu Lansia Sehat yang memberikan berbagai manfaat, seperti layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan potongan harga tiket transportasi serta tempat wisata.

Jakarta Siap Sambut Lansia Aktif

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan lansia. Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Marullah Matali, mengungkapkan bahwa jumlah lansia di DKI sudah mencapai 10 persen dari total penduduk. Hal ini menunjukkan pentingnya program-program yang mendukung lansia agar tetap aktif dan produktif.

Marullah Matali menekankan bahwa program seperti SIDAYA sangat dibutuhkan untuk menjaga agar lansia tidak merasa dikucilkan dari kehidupan sosial. Dengan adanya program ini, diharapkan lansia dapat terus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Sekolah Lansia Online Pintar atau Senior School Pintar (SSP) merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan di Jakarta. Program ini memberikan pembelajaran kepada lansia secara online melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, Suku Dinas Kesehatan, Suku Dinas PPAPP, Suku Dinas Sosial, Camat, dan Lurah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kebahagiaan, dan produktivitas lansia.

Kesepian pada Lansia: Ancaman yang Nyata

Dalam kesempatan berbeda, Prof. Dr.dr.Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid, FINASIM, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, menegaskan bahwa kesepian pada lansia bukan hanya masalah emosional, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan. "Kesepian itu membunuh," ujarnya saat membahas dampak isolasi sosial pada lansia.

Menurut Prof. Siti, kesepian dapat menyebabkan gangguan psikologis seperti depresi dan berdampak buruk secara fisik. Salah satu kondisi yang sering menyertai kesepian adalah malanutrisi. Lansia yang merasa kesepian cenderung kehilangan selera makan dan motivasi untuk merawat diri.

Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk memiliki teman, keluarga, dan lingkungan yang mendukung agar mereka dapat mencurahkan pikiran dan memiliki kegiatan yang bervariasi. Dengan demikian, risiko kesepian dan dampaknya terhadap kesehatan dapat diminimalkan.

Memperkuat ketahanan lansia merupakan keharusan dalam menghadapi perubahan demografis. Program SIDAYA hadir sebagai upaya konkret pemerintah dalam menciptakan lansia yang tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga hidup lebih bermakna di tengah keluarga dan masyarakat.

Dengan berbagai layanan yang ditawarkan, SIDAYA diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia secara keseluruhan. Mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin hingga pelatihan kewirausahaan, program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan lansia dalam berbagai aspek kehidupan.

Melalui pendekatan 'life course', pemerintah ingin menunjukkan bahwa setiap fase kehidupan memiliki potensi, termasuk usia lanjut. Dengan demikian, lansia dapat terus berkontribusi dan memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya. "Melalui pendekatan ‘life course’, kami ingin menunjukkan bahwa setiap fase kehidupan memiliki potensi—termasuk usia lanjut,” ujar Menteri Wihaji menutup acara.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |