Cara Menikmati Makanan dengan Penuh Kesadaran ala Gastronomi Berkelanjutan

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Gaya hidup sehat tidak hanya bicara soal jenis makanan, tapi juga bagaimana cara menikmatinya. 

Konsep gastronomi berkelanjutan kini menjadi pendekatan baru dalam mendukung program diet dan menjaga kesehatan jangka panjang, salah satunya melalui mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran.

Sekretaris Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC), dr. Ray Wagiu Basrowi menegaskan bahwa gastronomi berkelanjutan mencakup tata cara makan yang baik, termasuk kesadaran saat mengonsumsi makanan.

Menurut Ray, selain memilah dan memilih jenis makanan, mindful eating itu juga memastikan supaya menikmati makanan. 

"Konsep gastronomi itu kan menikmati makanan, jadi menikmati makanan itu bukan makan sampai kenyang, tapi makan dengan sadar karena makan melibatkan banyak enzim dan hormon," ujar dr. Ray kepada Health Liputan6.com dalam peringatan Hari Gastronomi Berkelanjutan di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Makan Bahagia Hormon Positif Keluar

Ray, menjelaskan, saat seseorang makan dengan tenang, sadar, dan menikmati setiap suapan, maka tubuh akan memproduksi hormon dan enzim pencernaan yang optimal. 

Proses makan tidak hanya berdampak pada perut, tapi juga pada kerja organ seperti jantung dan usus.

"Ketika makan, hormon kebahagiaan itu keluar. Makanya, mindful eating itu adalah supaya makan sambil bahagia. Kalau makan bahagia, hormon kebahagiaan keluar, maka dia akan lebih produktif," tambah Ray.

Lebih jauh, Ray menyebut bahwa semua kitab suci pun mengajarkan untuk tidak mengganggu orang saat makan, karena pada momen tersebut tubuh sedang memproduksi berbagai hormon penting.

Emotional Eater Masih Dominan

Sayangnya, studi Health Collaborative Center (HCC) menemukan bahwa 6 dari 10 orang Indonesia adalah emotional eater, bukan mindful eater. Artinya, banyak yang makan karena dorongan emosi, bukan karena lapar.

"Makannya sambil emosional, sambil marah atau makan hanya untuk mengendalikan emosinya," ujar Ray.

Kondisi ini dikhawatirkan dapat memperburuk kualitas hidup dan menurunkan produktivitas.

Ray berharap agar promosi Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mencakup pendekatan mindful eating

Dengan makan secara sadar dan bahagia, masyarakat dinilai akan memiliki kualitas hidup lebih baik.

Dalam salah satu penelitian yang dilakukan kelompok kerja kedokteran kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), ditemukan bahwa buruh yang makan dalam suasana menyenangkan memiliki produktivitas hampir dua kali lebih tinggi.

"Kenapa? Karena hormon-hormon kortisol yang bikin stres itu turun, hormon kebahagiaannya dibikin naik," ujar Ray.

5 Prinsip Gastronomi Berkelanjutan

Menurut Ray, ada lima prinsip utama dalam praktik gastronomi berkelanjutan yang mendukung pola makan sehat dan ramah lingkungan:

  1. Sumber Bahan Baku: Mengutamakan bahan makanan lokal dan musiman untuk menekan jejak karbon.
  2. Teknik Produksi: Memilih metode ramah lingkungan seperti pertanian organik dan teknik memasak hemat energi.
  3. Kesejahteraan Sosial: Menjamin rantai pasok makanan yang adil bagi semua pihak termasuk petani dan nelayan.
  4. Pengelolaan Limbah: Mengurangi limbah makanan dengan memanfaatkan seluruh bagian bahan dan komposting.
  5. Kesehatan Konsumen: Menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Ketua IGC, Ria Musiawan, menambahkan bahwa gastronomi adalah seni makan yang baik yang mempertimbangkan sejarah, budaya, dan asal-usul makanan.

"Gastronomi adalah seni makan yang baik berdasarkan kajian sejarah, budaya, makna, dan asal usul daerah dari makanan tersebut," kata Ria.

Dia menjelaskan bahwa konsep berkelanjutan dalam gastronomi berarti memperhatikan dari mana bahan makanan berasal, bagaimana diproduksi, hingga sampai ke piring tanpa menyia-nyiakan sumber daya.

"Gastronomi berkelanjutan mengacu pada gaya memasak yang memaksimalkan penggunaan pangan lokal dan meminimalkan limbah makanan," pungkasnya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |