Ciri-Ciri Psoriasis Kulit Kepada dan Cara Membedakannya dari Ketombe

8 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Serpihan putih di bahu atau merasakan gatal di kulit kepala kerap kali dikaitkan dengan ketombe. Padahal permasalahan kulit kepala tidak hanya ketombe. Ada kondisi lain yang memiliki gejala hamper serupa dengan ketombe, yakni psoriasis kulit kepala.

Meski ciri dan gejalanya mirip, kedua kondisi ini sangat berbeda—baik dari penyebab, karakteristik, hingga pengobatannya. Menurut dr. Mona Gohara, M.D., dokter kulit dan profesor klinis dermatologi di Yale School of Medicine, memahami perbedaannya sangat penting agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Kenali Ketombe: Penyebab dan Gejala yang Umum

Ketombe adalah kondisi kulit kepala yang umum, ditandai dengan serpihan kulit kering yang mudah terlihat menempel di rambut atau pakaian. Menurut American Academy of Dermatology (AAD), ketombe biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan medis, tetapi bisa sangat mengganggu secara sosial dan emosional.

Penyebab utama ketombe adalah pertumbuhan berlebih dari ragi (yeast) malassezia, yang sebenarnya merupakan bagian dari mikrobioma normal tubuh.

“Ketombe, atau disebut juga seborrhea, disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari ragi tersebut,” jelas dr. Gohara, dilansir Good Housekeeping.

Selain itu, kulit kepala yang terlalu berminyak maupun terlalu kering juga bisa memicu ketombe. Penggunaan produk rambut secara berlebihan atau tidak dibilas dengan benar juga dapat menyebabkan pengelupasan, meski ini berbeda dari ketombe sejati.

Dengan demikian, ketombe jauh berbeda dari psoriasis kulit kepala

Mengenal Psoriasis Kulit Kepala

Berbeda dari ketombe, psoriasis kulit kepala adalah kondisi autoimun yang serius.

“Psoriasis kulit kepala sangat berbeda dengan ketombe,” tegas dr. Gohara.

Psoriasis adalah penyakit yang dimediasi oleh sistem imun, di mana sistem kekebalan tubuh bekerja terlalu aktif sehingga mempercepat regenerasi sel-sel kulit. Akibatnya, sel kulit menumpuk dan membentuk plak tebal yang bersisik.

Menurut National Psoriasis Foundation (NPF), sekitar 45–56% penderita psoriasis mengalami gejala di kulit kepala.

“Plaknya biasanya sangat kering, tebal, dan tidak berminyak. Warna kulit di sekitarnya bisa merah muda, merah tua, atau ungu, tergantung warna kulit pasien,” tambah dr. Gohara.

Psoriasis juga dapat menimbulkan rasa gatal ekstrem, perih, atau sensasi terbakar yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Cara Membedakan Ketombe dan Psoriasis Kulit Kepala

Secara kasat mata, ketombe dan psoriasis memang bisa membingungkan. Namun, dr. Gohara menjelaskan bahwa ada ciri khas dari psoriasis kulit kepala yang tidak ditemukan pada ketombe.

“Warna merah, merah muda, atau ungu di kulit kepala sangat membedakan psoriasis dari ketombe,” katanya.

Selain itu, plak psoriasis biasanya tebal dan kering, sering kali tampak keperakan. Psoriasis juga bisa meluas melewati garis rambut, termasuk ke belakang telinga dan leher—sesuatu yang jarang terjadi pada ketombe.

Yang paling membedakan: ketombe bukan penyakit sistemik, sementara psoriasis bisa berkaitan dengan radang sendi psoriatik dan masalah peradangan sistemik lain seperti gangguan jantung.

Pilihan Pengobatan Ketombe: Mulai dari Sampo Hingga Anti-ragi

Untuk mengatasi ketombe, perawatan biasanya dimulai dengan sampo anti-ketombe yang mengandung bahan aktif seperti:

Zinc pyrithione

Asam salisilat

Tar batubara

Selenium sulfida

Ketoconazole

Jika ketombe berkaitan dengan peradangan atau kulit kepala berminyak, dokter kulit mungkin akan meresepkan obat anti-jamur atau steroid topikal ringan untuk meredakan gejala.

Pengobatan Psoriasis Kulit Kepala Tidak Cukup dengan Sampo Biasa

Psoriasis kulit kepala memerlukan pendekatan berbeda. Menurut dr. Gohara, terapi awal biasanya dimulai dengan obat topikal anti-inflamasi berbasis steroid. Untuk kasus ringan, produk OTC (over the counter) seperti sampo yang mengandung asam salisilat atau tar batubara dapat membantu mengurangi penebalan plak.

Untuk kasus yang lebih berat, fototerapi atau terapi sinar UV dapat digunakan untuk memperlambat pertumbuhan sel kulit. “Meskipun kami biasanya menyarankan pasien menghindari sinar UV, dalam konteks psoriasis, terapi ini justru efektif untuk meredakan peradangan,” jelas dr. Gohara. Alat fototerapi genggam dengan sisir khusus bahkan bisa digunakan untuk menjangkau area kulit kepala secara spesifik.

Jika psoriasis tidak merespons terapi topikal atau meluas ke bagian tubuh lain, pengobatan sistemik seperti obat oral dan biologis menjadi pilihan.

“Obat-obatan biologis telah mengubah permainan,” ujar dr. Gohara.

“Obat ini menargetkan sistem imun secara spesifik dan sangat efektif, meski harus dipertimbangkan dengan cermat karena efek sampingnya.”

Read Entire Article
Helath | Pilkada |