Liputan6.com, Jakarta - Varian baru COVID-19 yang dinamakan NB.1.8.1 atau dijuluki Nimbus tengah menjadi sorotan dunia.
Varian COVID Nimbus merupakan turunan dari Omicron JN.1 dan telah menyebar cepat di berbagai negara Asia seperti India, Hong Kong, Singapura, dan Thailand.
Salah satu gejala COVID-19 Nimbus yang paling mencolok dari varian ini adalah sakit tenggorokan ekstrem yang digambarkan seperti tertusuk atau disayat silet.
Gejala Khas Varian NB.1.8.1
Meski tergolong subvarian Omicron, varian Nimbus memiliki ciri gejala yang cukup unik dan intens. Pasien yang terinfeksi umumnya mengalami:
- Sakit tenggorokan hebat, digambarkan seperti disayat silet
- Kelelahan
- Batuk ringan
- Demam
- Nyeri otot
- Hidung tersumbat atau meler
Menurut whn.global, sakit tenggorokan yang sangat tajam, seperti tertusuk atau disayat, menjadi gejala awal yang banyak dilaporkan pada infeksi varian NB.1.8.1 atau Nimbus.
Ini berbeda dibandingkan varian-varian sebelumnya yang lebih dominan di saluran pernapasan atas secara umum.
Gejala ini muncul sangat awal, biasanya di hari pertama atau kedua setelah terpapar, dan dapat berlangsung selama beberapa hari.
Meski terlihat ringan, gejala ini cukup mengganggu aktivitas sehari-hari dan bisa menjadi indikator awal infeksi varian Nimbus.
Penyebaran Cepat di Asia dan Negara Lain
Per 27 Mei 2025, India telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus aktif, dengan 104 kasus terkonfirmasi di Delhi.
Di wilayah lain seperti Tamil Nadu, varian NB.1.8.1 telah dikonfirmasi sebagai penyebab utama lonjakan kasus. Sementara di Gujarat, varian baru lainnya yaitu LF.7 juga telah terdeteksi.
Singapura melaporkan peningkatan tajam kasus mingguan, dari 11.100 menjadi 14.200 kasus dalam waktu singkat. Thailand mencatat lonjakan luar biasa dari 6.000 menjadi 33.000 kasus hanya dalam beberapa hari.
Varian ini telah menyebar ke 22 negara, termasuk beberapa negara bagian di Amerika Serikat seperti New York, California, Arizona, Ohio, dan Rhode Island, berdasarkan data dari Gingko Bioworks, mitra pengujian bandara CDC, seperti dikutip Health Liputan6.com pada Selasa, 10 Juni 2025.
Lebih Menular Tapi Tingkat Keparahan Masih Dipantau
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan NB.1.8.1 sebagai Variant Under Monitoring (VUM) karena tingginya laju penularan.
Namun, hingga kini belum ada bukti kuat bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.
Butuh waktu untuk melihat seberapa besar tingkat keparahan infeksi akibat varian ini. Namun, sejauh ini, peningkatan jumlah kasus menunjukkan bahwa varian ini punya daya tular tinggi.
NB.1.8.1 juga menunjukkan kecenderungan tidak musiman, artinya varian ini bisa menyebar bahkan di musim panas, berbeda dengan persepsi umum bahwa COVID-19 hanya dominan di musim dingin.
Langkah Pencegahan Tetap Penting
Masyarakat tetap diimbau untuk mengikuti langkah pencegahan dasar guna mencegah penularan varian Nimbus, antara lain:
- Gunakan masker berkualitas tinggi (seperti N95) di ruang publik dan saat berada di kerumunan.
- Jaga ventilasi ruangan dan gunakan HEPA air purifier untuk menjaga kualitas udara.
- Tes COVID-19 jika merasa tidak enak badan atau setelah kontak erat dengan kasus positif.
- Isolasi mandiri jika muncul gejala, terutama sakit tenggorokan parah.
- Perbarui vaksinasi COVID-19, terutama bagi kelompok rentan.