Dari Teknik Sembelih hingga Wadah Nonplastik, Ini Edukasi Kurban Ramah Lingkungan dari IPB University

2 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Iduladha 1446 H, Halal Science Center (HSC) IPB University menggencarkan edukasi seputar penyembelihan hewan kurban yang tidak hanya sesuai syariat, tetapi juga memperhatikan aspek kesejahteraan hewan dan kelestarian lingkungan.

Dalam pelatihan yang digelar bersama LPPOM MUI pada 29 Mei 2025 di Kampus IPB Gunung Gede, masyarakat umum dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dibekali pemahaman komprehensif soal tata cara kurban yang benar dan bertanggung jawab.

“Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tapi juga hubungan dengan sesama, hewan, dan alam. Kita harus mulai memperbaiki cara kita memperlakukan hewan kurban,” ujar Kepala HSC IPB University Prof Khaswar Syamsu di Bogor, dikutip dari laman ipb.ac.id.

Ia menyoroti bahwa praktik penyembelihan yang banyak beredar di media sosial yang kerap kali masih jauh dari etika penyembelihan dalam Islam. Misalnya, mengasah pisau di depan hewan kurban, yang justru bisa membuat hewan stres sebelum disembelih. Hal ini bukan hanya bertentangan dengan prinsip keislaman, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas daging.

Tak hanya itu, Prof Khaswar juga mendorong penggunaan food container (wadah makanan) ramah lingkungan seperti besek bambu, daun pisang, atau kertas daur ulang untuk menggantikan plastik sekali pakai.

“Dengan begitu, kurban kita tidak hanya sah secara agama, tetapi juga membawa kebaikan bagi lingkungan,” imbuhnya.

Dari Fikih hingga Teknik Perebahan Sapi

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Hendra Utama, Board of Expert LPPOM MUI. Ia menjelaskan pentingnya pelatihan ini sebagai sarana untuk memahami hukum syariat dalam pelaksanaan kurban, mulai dari pemilihan hewan, teknik penyembelihan higienis, hingga penanganan daging yang halal dan tayib.

KH Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, dalam sesinya menjelaskan empat saluran utama yang harus terputus dalam penyembelihan: saluran napas (hulqum), saluran makanan (mari’), dan dua pembuluh darah (wadajain).

“Semakin sempurna pemotongan, semakin maksimal darah keluar. Maka, kualitas daging pun akan lebih baik,” tegasnya.

Aspek pemilihan hewan kurban juga menjadi materi penting yang disampaikan oleh Edit Lesa Aditya, SPt, MScAgr, dosen Fakultas Peternakan IPB University. Ia menekankan bahwa banyak masyarakat salah kaprah dalam memilih hewan kurban hanya dari ukuran tubuh, tanpa memperhatikan body condition score (BCS) atau skor kondisi tubuh.

“Jangan hanya terpaku pada ukuran atau tren. Misalnya sapi Bali memang berukuran kecil, tapi justru memiliki persentase daging yang lebih tinggi dibanding sapi lain yang lebih besar,” jelas Edit.

Daging Harus Higienis, Jauhkan dari Jeroan Hijau

Pelatihan ditutup dengan praktik langsung penyembelihan yang dipandu oleh Dr drh Supratikno, PAVet, dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University. Ia membimbing peserta dalam setiap tahapan, mulai dari metode perebahan sapi, penyembelihan, hingga penanganan karkas.

“Setiap peserta kami pastikan memahami prosedur sesuai standar. Termasuk pentingnya memisahkan daging dari jeroan hijau seperti usus dan rumen agar daging tidak cepat rusak,” tegas Dr Supratikno.

Sebelumnya, HSC IPB University juga menggelar pelatihan serupa secara daring bekerja sama dengan PT Bank BCA Syariah pada 24 Mei lalu, guna memperluas jangkauan edukasi ke masyarakat yang lebih luas.

Kurban Sah, Aman, dan Berkelanjutan

Pelaksanaan ibadah kurban seharusnya tak hanya fokus pada ritual, tetapi juga bagaimana memastikan setiap prosesnya sah secara syariat, aman dari sisi kesehatan, dan ramah lingkungan.

“Dengan pelaksanaan kurban yang baik, higienis, serta memperhatikan kelestarian lingkungan, semoga ibadah kurban kita menjadi lebih bermakna dan membawa keberkahan bagi masyarakat dan bumi ini,” pungkas Prof Khaswar.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |