Gejala Heat Stroke yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji dan Cara Menghindarinya

1 day ago 16

Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo meminta jemaah untuk mewaspadai risiko heat stroke atau serangan panas. Terutama saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Liliek mengatakan puncak ibadah haji memang paling dinanti jemaah tapi amat menantang. Pada kondisi itu, jutaan jemaah haji berkumpul di satu tempat dengan suhu udara ekstrem yang membuat risiko heat stroke meningkat.

"Heat stroke terjadi ketika suhu udara tinggi dan tubuh tidak lagi mampu mengontrol suhunya sendiri (suhu internal tubuh) sehingga menyebabkan suhu inti tubuh meningkat drastis mencapai di atas 40 derajat Celsius atau 104 derajat Fahrenheit,” kata Liliek mengutip keterangan resmi Kemenkes RI, ditulis Minggu, 1 Juni 2025.

Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan organ permanen, bahkan kematian jika tidak segera ditangani dengan cepat.

Penting bagi jemaah haji mengenali gejala heat stroke yakni:

  1. Suhu tubuh yang sangat tinggi
  2. Kulit panas, merah, dan kering (atau terkadang lembap jika masih ada keringat)
  3. Sakit kepala berdenyut
  4. Pusing dan kebingungan
  5. Mual dan muntah
  6. Denyut nadi cepat dan kuat
  7. Hilang kesadaran atau kejang.

Gejala Heat Stroke yang Perlu Diwaspadai

Liliek mengungkapkan kondisi heat stroke dapat merusak otak, jantung, ginjal, dan otot. Maka itu, bila mendapati gejala heat stroke untuk segera mencari pertolongan medis.

"Jangan tunda, lagi, jika Anda atau jemaah lain menunjukkan gejala heat stroke atau merasa tidak enak badan, segera laporkan kepada petugas kesehatan terdekat. Penanganan dini sangat penting untuk menyelamatkan jiwa," seperti tertulis di laman Kemenkes.

Terpenting, Upaya Pencegahan Heat Stroke

Mengingat suhu di Tanah Suci bisa mencapai 50 derajat Celsius, berikut beberapa pesan Kemenkes untuk mencegah heat stroke:

1. Hidrasi Maksimal adalah Kunci Utama

  • Minum air putih dengan teratur, jangan menunggu haus. Minumlah air putih sesering mungkin, sedikit demi sedikit, setiap 15-20 menit.
  • Minumlah air zamzam yang melimpah ruah.
  • Rutin minum oralit untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang karena suhu udara yang tinggi.
  • Hindari minuman manis dan berkafein seperti minuman bersoda, kopi, atau teh manis justru bisa mempercepat dehidrasi.
  • Bawa botol minum pribadi agar bisa diisi ulang.

2. Lindungi Diri dari Paparan Sinar Matahari Langsung

  • Gunakan pelindung kepala seperti topi lebar, payung, atau kanebo/handuk basah yang dililit di kepala sangat efektif melindungi dari sengatan matahari.
  • Cari tempat berteduh, sebisa mungkin, hindari beraktivitas di bawah terik matahari langsung, terutama antara pukul 10.00 hingga 16.00.
  • Manfaatkan tenda atau area yang teduh.

3. Istirahat Cukup dan Jangan Memaksakan Diri

  • Prioritaskan istirahat, meskipun semangat ibadah tinggi, tubuh memerlukan istirahat.
  • Tidur yang cukup sangat penting untuk memulihkan stamina.
  • Kenali batas diri, jika merasa lelah, pusing, atau tidak enak badan, segera beristirahat.
  • Jangan memaksakan diri untuk melakukan aktivitas yang terlalu berat.

4. Nutrisi Seimbang dan Makan Tepat Waktu

  • Makan dengan teratur dan konsumsi makanan yang disiapkan tepat waktu.
  • Perhatikan batas waktu konsumsi, makanan yang diberikan memiliki batas waktu konsumsi yang tertera. Jangan mengonsumsi makanan yang sudah lewat batas waktu karena berisiko terkontaminasi bakteri.
  • Konsumsi makanan bergizi: Pastikan asupan nutrisi seimbang untuk menjaga energi dan daya tahan tubuh.

5. Manfaatkan Teknologi Sederhana

  • Semprotan air yang berisi air dingin atau air zamzam sehingga dapat memberikan efek sejuk dan membantu menurunkan suhu tubuh.
  • Kipas angin genggam/portabel atau kipas manual dapat membantu sirkulasi udara di sekitar tubuh.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |