Ini Ciri Anak yang Sudah Memenuhi Syarat untuk Operasi Bibir Sumbing

2 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Operasi bibir sumbing sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat agar tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi makan, bicara, hingga kesehatan psikologis anak.

Namun, tidak semua anak dengan bibir sumbing bisa langsung menjalani operasi. Ada sejumlah kriteria medis yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Apa yang Dimaksud dengan Bibir Sumbing?

Bibir sumbing adalah kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi ketika bibir atau langit-langit mulut bayi tidak terbentuk dengan sempurna selama masa kehamilan.

Ketua Dewan Medis Smile Train Asia Tenggara, Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Budiman, Sp.BP-RE(K), MARS, MH menegaskan bahwa kondisi ini bukan sekadar masalah penampilan.

"Tetapi juga bisa menyebabkan gangguan serius seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, dan berbicara," kata dr. Budiman kepada Health Liputan6.com dalam sebuah temu media, Selasa, 3 Juni 2025.

dr. Budiman mengatakan bahwa anak dengan bibir sumbing harus dinilai secara menyeluruh sebelum menjalani operasi.

Penilaian ini dikenal dengan istilah Rule of 10, yaitu panduan medis yang digunakan untuk menentukan ciri anak yang siap menjalani operasi bibir sumbing secara aman.

Anak Harus dalam Kondisi Prima agar Bisa Operasi Bibir Sumbing

Tiga indikator utama dalam Rule of 10 adalah:

  1. Berat badan minimal 10 pon (sekitar 4,5 hingga 5 kilogram)
  2. Usia minimal 10 minggu
  3. Kadar hemoglobin minimal 10 gram persen

"Kalau berat badan belum mencapai standar, biasanya anak kekurangan asupan nutrisi. Ini bisa berisiko tinggi saat operasi karena berkaitan dengan daya tahan tubuh," kata dr. Budiman.

Ketiga ciri tersebut penting dipenuhi untuk memastikan anak memiliki kondisi fisik yang cukup kuat menjalani prosedur anestesi dan pembedahan.

Selain itu, anak juga harus dalam kondisi sehat secara umum, tidak sedang mengalami infeksi, dan memiliki hasil pemeriksaan laboratorium yang baik, seperti kadar leukosit dalam batas normal.

Setiap 3 Menit 1 Bayi Lahir dengan Bibir Sumbing

Menurut data global, setiap tiga menit, satu bayi lahir dengan kondisi bibir sumbing.

Anak-anak dengan kondisi ini tidak hanya menghadapi tantangan kesehatan, tetapi juga berisiko mengalami diskriminasi sosial seperti perundungan (bullying) dan pengucilan, terutama di negara-negara berkembang.

Untuk membantu mereka, organisasi nirlaba internasional Smile Train hadir sebagai mitra utama dalam penanganan bibir sumbing. Mereka telah bekerja sama dengan lebih dari 1.000 mitra medis lokal di seluruh dunia.

Organisasi ini memastikan setiap prosedur medis mengikuti protokol keselamatan dan standar kualitas yang ketat.

Mereka juga menyediakan akses ke pustaka Best Practice Guides dan telah memberikan lebih dari 40.000 kesempatan pelatihan kepada tenaga kesehatan.

Pelatihan tersebut mencakup topik penting, mulai dari teknik operasi yang aman, anestesi, hingga perawatan sebelum dan sesudah operasi (perioperatif).

Sebelum anak menjalani operasi bibir sumbing, kata dr. Budiman, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah pemeriksaan dengan stetoskop untuk mendeteksi kemungkinan kelainan jantung.

Jika terdengar suara jantung yang tidak normal, anak akan dirujuk ke dokter spesialis anak atau dokter jantung anak untuk pemeriksaan lanjutan.

Prosedur Jalani Operasi Bibir Sumbing pada Anak

Selain itu, pemeriksaan darah juga penting dilakukan. Kadar leukosit (sel darah putih) akan menunjukkan apakah anak sedang mengalami infeksi.

"Kalau leukositnya lebih dari 10.000, berarti kemungkinan ada infeksi. Itu harus ditangani dulu sebelum operasi," kata dr. Budiman.

Tak hanya itu, anak juga perlu menjalani rontgen paru-paru untuk memastikan kondisi pernapasannya dalam keadaan baik.

Jika semua syarat sudah terpenuhi, operasi bibir sumbing dapat dilakukan sejak usia 3 bulan.

Sedangkan operasi langit-langit umumnya dilakukan saat anak berusia sekitar 1,5 tahun, yaitu menjelang fase belajar bicara.

"Operasi langit-langit harus dilakukan sebelum anak mulai bicara. Kalau tidak, anak akan kesulitan mengucapkan kata-kata tertentu dan bisa mengalami gangguan bicara jangka panjang," kata dr. Budiman.

Apa yang Terjadi Jika Anak dengan Bibir Sumbing Tidak Operasi?

Jika terlambat ditangani, anak bukan hanya berisiko mengalami gangguan fungsi makan dan bicara, tapi juga stunting akibat kekurangan asupan makanan.

Tak kalah penting, keterlambatan operasi juga bisa memicu gangguan psikologis akibat perbedaan fisik yang terlihat sejak kecil.

"Anak-anak itu polos, mereka bisa langsung mengomentari teman yang berbeda. Ini bisa membuat anak dengan bibir sumbing merasa rendah diri dan tidak percaya diri," tambahnya.

Tahapan Terapi Lanjutan Setelah Operasi Bibir Sumbing

Setelah operasi, anak dengan kondisi sumbing bibir dan langit-langit biasanya memerlukan speech therapy untuk melatih kemampuan bicaranya.

Dalam beberapa kasus, terapi ini bahkan dilakukan sebelum maupun sesudah operasi, tergantung tingkat keparahan gangguan bicaranya.

Tahapan selanjutnya bisa mencakup kunjungan ke dokter gigi ortodonsi untuk perawatan gigi, hingga tindakan tambal gusi jika area gusi juga terdampak.

"Ini bukan operasi satu kali selesai. Perlu pemantauan jangka panjang dan pendekatan tim medis multidisipliner," ujar dr. Budiman.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |