Kata Siapa Kaki yang Ditekuk Setelah Berolahraga Bisa Sebabkan Varises?

13 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Banyak mitos seputar penyebab varises yang beredar di masyarakat. Salah satunya adalah anggapan bahwa posisi kaki yang ditekuk setelah berolahraga dapat menyebabkan varises.

"Itu mitos. Tidak ada hubungan antara posisi kaki yang ditekuk dengan munculnya varises," kata Dokter Bedah-Subspesialis Bedah Vaskular & Endovaskular RS EMC Pulomas, dr. Anne Saputra, M.Biomed, Sp.B, Subsp.BVE (K), dalam acara live streaming 'Healthy Monday EMC Healthcare bersama Liputan6.com' pada Senin, 28 April 2025.

Mitos lainnya adalah anggapan bahwa varises adalah kondisi yang diwariskan secara genetik.

Selain itu, banyak yang beranggapan varises hanya gangguan kosmetik yang ditandai dengan munculnya tanda biru atau benjolan pembuluh darah. 

Padahal, menurut dr. Londung Brisman Sitorus, Sp.B, SubSp.BVE (K), Bedah-Subspesialis Bedah Vaskular & Endovaskular RS EMC Tangerang & RS Alam Sutera, penyebab varises sebenarnya lebih kompleks dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Apa yang Dimaksud dengan Varises?

Varises sering dialami wanita dan bisa berdampak pada kesehatan, bukan hanya penampilan. Penting untuk mengenali gejalanya, mewaspadai risikonya, dan mengetahui cara mencegah serta mengatasinya sejak dini.

dr. Londung menjelaskan bahwa varises adalah kondisi medis yang terjadi ketika pembuluh darah vena mengalami pelebaran dan pembengkakan. 

Hal ini disebabkan oleh kelemahan atau kerusakan pada katup pembuluh darah, yang berfungsi untuk untuk mencegah aliran darah mengalir kembali ke bawah akibat gravitasi.

"Ketika katup ini melemah, darah tidak dapat kembali ke jantung dengan lancar, menyebabkan tekanan darah meningkat di pembuluh darah vena, dan pembuluh darah tersebut menjadi membengkak, yang kita sebut sebagai varises," katanya. 

Gejala ini seringkali muncul pada kaki, tetapi bisa juga terjadi pada bagian tubuh lain.

Menurut dr. Londung, varises bukan hanya gejala yang muncul akibat 'biru-biru' pada kulit, tetapi lebih pada gangguan aliran darah akibat masalah katup vena yang lemah. Kondisi ini umumnya muncul pada usia dewasa.

Namun, siapa pun bisa berisiko, terutama jika ada faktor-faktor tertentu yang memperburuk kerja katup tersebut, seperti kehamilan, obesitas, atau berdiri dalam waktu lama.

Apa Saja Faktor Risiko Varises?

Menurut dr. Anne, faktor risiko varises dapat bervariasi. Namun, ada beberapa faktor utama yang dapat memperburuk kondisi ini.

Berikut adalah faktor risiko utama yang perlu diperhatikan:

1. Posisi Statis

Berdiri atau duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di kaki, yang menyebabkan aliran darah terhambat dan memicu varises. 

Pekerjaan yang mengharuskan berdiri lama, seperti dokter, perawat, dan kasir, berisiko lebih tinggi mengalami varises.

2. Kehamilan

Kehamilan juga merupakan faktor risiko yang signifikan, karena peningkatan volume darah dan perubahan hormon dapat memperburuk kondisi pembuluh darah.

3. Obesitas

Berat badan berlebih memberikan tekanan lebih pada pembuluh darah, memperburuk aliran darah dan meningkatkan risiko terjadinya varises.

4. Faktor Gaya Hidup

Varises sebenarnya lebih dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan kondisi medis yang ada.

Bagaimana Cara Mengobati Varises di Kaki?

Salah satu cara untuk mengatasi varises adalah dengan menggunakan stoking kompresi, yang dirancang khusus untuk membantu memperbaiki aliran darah dan mencegah darah tertahan di vena.

dr. Anne menjelaskan bahwa stoking untuk varises bukanlah stoking kosmetik atau estetik, melainkan stoking medis yang dirancang untuk memberikan kompresi pada kaki. 

Stoking kompresi dirancang sedemikian rupa untuk memberikan tekanan terbesar pada bagian mata kaki, dan tekanan tersebut akan berkurang seiring dengan semakin naiknya stoking ke bagian atas kaki. 

"Tekanan paling besar harus ada di bagian bawah (mata kaki) karena tujuan dari stoking kompresi adalah untuk mencegah darah yang seharusnya mengalir ke atas tidak kembali turun," kata dr. Anne. 

Efek kompresi ini membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi pembengkakan pada kaki.

"Kunci utama dari penggunaan stoking kompresi adalah kompresi itu sendiri, yang bertujuan membantu mengalirkan darah dari kaki kembali ke atas tubuh," katanya.

Apa Saja Jenis-Jenis Stoking Kompresi?

Ada beberapa jenis stoking kompresi yang tersedia, dengan dua yang paling umum adalah knee tight (stoking setinggi lutut) dan thigh height (stoking setinggi paha).

Pemilihan jenis stoking ini tergantung pada lokasi kerusakan pembuluh darah yang terdeteksi melalui pemeriksaan seperti USG vena.

"Jika kerusakan berada di area sekitar lutut, maka knee tight mungkin lebih efektif. Namun, jika kerusakan lebih tinggi, seperti di area paha, stoking thigh height akan lebih tepat," ujar Dr. Anne.

Selain itu, ada juga jenis stoking yang disebut panty hose, yang memberikan kompresi dari pinggang hingga ke kaki. 

Pemilihan jenis stoking kompresi ini sangat bergantung pada diagnosis kondisi pembuluh darah yang dihasilkan dari pemeriksaan medis.

Meskipun pilihan jenis stoking kompresi didasarkan pada kebutuhan medis, kenyamanan pemakaian juga sangat penting. 

"Penting untuk memilih stoking yang tidak hanya sesuai dengan kondisi medis, tetapi juga nyaman untuk dipakai sehari-hari. Beberapa orang mungkin lebih memilih stoking sampai lutut karena lebih praktis, sementara yang lain mungkin membutuhkan kompresi lebih tinggi yang dapat diperoleh dengan stoking thigh height atau panty hose," tambah dr. Anne.

Pengobatan Varises Apa Saja?

Sementara itu, dr. Londung menekankan bahwa stoking kompresi bukan untuk menyembuhkan varises, tetapi lebih pada pencegahan dan untuk membantu efektivitas dari tindakan medis yang kita lakukan.

Stoking kompresi digunakan untuk mencegah pemburukan kondisi varises dan membantu memperlancar aliran darah di kaki. 

Hal ini sangat penting, terutama bagi pasien yang baru saja menjalani operasi atau prosedur medis lainnya untuk varises.

"Stoking medis memiliki berbagai tingkatan kelas kompresi yang digunakan untuk pencegahan dan pemulihan. Jika tindakan yang dilakukan menggunakan energi panas atau energi termal, biasanya stoking kompresi akan digunakan setelah operasi untuk mendukung proses pemulihan," tambah dr. Londung. 

Namun, untuk prosedur yang menggunakan bahan seperti cairan pembeku darah, seperti cyanoacrylate, stoking mungkin tidak diperlukan.

Pada umumnya, tindakan medis lain selain penggunaan stocking kompresi baru dipertimbangkan ketika kondisi varises sudah mencapai tingkat yang lebih parah. 

"Stoking tidak bisa menyembuhkan varises, dan jika kondisinya sudah lebih parah, misalnya varises menyebabkan borok atau luka yang terus mengeluarkan cairan dan berbau, maka tindakan operasi atau prosedur medis lainnya perlu dilakukan," pungkas Dr. Londung.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |