Kemenkes Gandeng Global Fund untuk Eliminasi Malaria, Tekankan Pentingnya Kerja Sama Regional

6 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus memperkuat komitmennya dalam upaya eliminasi malaria, salah satunya dengan menggandeng Global Fund sebagai mitra strategis.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria Elimination ke-9 yang digelar di Bali, Selasa, 17 Juni 2025, Direktur Eksekutif Global Fund, Peter Sands, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam memberantas penyakit yang masih mengancam jutaan nyawa ini.

"Nyamuk sangat buruk dalam mengisi formulir imigrasi. Mereka tidak mengenal batas," ujar Peter Sands seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Kamis, 19 Juni 2025.

"Itulah sebabnya pendekatan regional sangat penting, dan peran APLMA (Asia Pacific Leaders Malaria Alliance) sangat vital," lanjutnya.

Menurut Sands, penyakit malaria tidak bisa diatasi secara parsial atau hanya oleh satu negara saja.

Diperlukan kerja sama regional yang kuat, terutama di kawasan Asia Pasifik yang memiliki karakter geografis kompleks dan mobilitas lintas batas yang tinggi.

Indonesia Punya Peran Strategis

Indonesia disebut memiliki peran penting dalam upaya eliminasi malaria di kawasan. Selain sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia juga berbagi daratan dengan Papua Nugini dan berdekatan dengan Kepulauan Solomon, dua wilayah dengan beban malaria yang tinggi.

"Indonesia memiliki peran yang sangat signifikan. Negara ini mewakili contoh terbaik tentang apa yang mungkin dicapai dalam spektrum penuh pemberantasan malaria," ujar Sands.

Dia menambahkan bahwa Global Fund merupakan mitra eksternal terbesar dalam program penanggulangan malaria di Indonesia dan akan terus mendukung berbagai inisiatif nasional yang telah dirintis oleh Kemenkes bersama mitra lintas sektor.

"Kami sangat bangga bisa bermitra dengan Menteri Budi Gunadi Sadikin dan timnya dalam program-program penting ini," tambahnya.

Dukung Indonesia’s Call to End Malaria

Peter Sands juga menyambut baik peluncuran Indonesia’s Call to End Malaria, sebuah inisiatif nasional yang menandai komitmen kuat pemerintah dalam mencapai target eliminasi malaria secara menyeluruh.

"Ini adalah langkah maju yang luar biasa. Kami mengapresiasi kepemimpinan Presiden Prabowo dan Presiden ke-6 RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dalam inisiatif ini," ujarnya.

Dia menekankan bahwa inisiatif tersebut tidak hanya menyoroti aspek medis, tetapi juga membawa dampak positif terhadap sektor sosial dan ekonomi.

"Penurunan kasus malaria terbukti berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja dan capaian pendidikan. Anak-anak yang bebas malaria tidak lagi sering absen sekolah, ini berdampak langsung pada masa depan mereka," kata Sands.

Bukan Sekadar Masalah Kesehatan

Lebih lanjut, Sands menjelaskan bahwa eliminasi malaria bukan hanya soal menurunkan angka kesakitan, tetapi juga membuka kapasitas layanan kesehatan dasar yang lebih baik.

"Banyak tenaga medis terkuras untuk menangani malaria. Dengan mengatasinya, kita bisa memberi ruang lebih besar bagi dokter dan perawat untuk melayani kebutuhan kesehatan lainnya," katanya.

Kemenkes melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit juga menekankan pentingnya pendekatan multisektor, seperti pelibatan komunitas, edukasi masyarakat, serta penguatan sistem deteksi dini.

Peter Sands menutup pernyataannya dengan menegaskan komitmen jangka panjang Global Fund dalam mendukung Indonesia dan negara-negara lain di Asia Pasifik.

"Inisiatif ini luar biasa, dan kami bangga bisa menjadi bagian dari perjuangan ini," pungkasnya.

Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, mitra internasional, dan masyarakat, target eliminasi malaria pada 2030 diharapkan tidak hanya menjadi impian, tetapi kenyataan yang dapat dicapai bersama.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |