Liputan6.com, Jakarta - Obat kumur bukan sekadar penyegar napas. Cairan antiseptik ini memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan mulut secara menyeluruh. Penggunaannya dapat menjadi pelengkap dari rutinitas menyikat gigi dua kali sehari.
Obat kumur mampu menjangkau area mulut yang sulit dibersihkan hanya dengan sikat gigi, sehingga lebih efektif dalam mengangkat sisa makanan dan bakteri.
Menurut Kepala Unit Kesehatan IPB University, drg Titik Nurhayati, obat kumur memiliki fungsi ganda dalam perawatan mulut.
"Di antaranya membersihkan sisa-sisa makanan dan bakteri yang mungkin terlewat saat menyikat gigi, sekaligus memberikan perlindungan tambahan bagi kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan," kata drg Titik, dikutip dari laman ipb.ac.id pada Kamis, 11 Juni 2025.
drg. Titik juga menekankan pentingnya memilih jenis obat kumur sesuai kebutuhan masing-masing. Berikut ini empat jenis obat kumur yang umum digunakan, lengkap dengan manfaatnya:
1. Obat Kumur Fluoride
Jenis ini berfungsi memperkuat enamel gigi dan sangat efektif mencegah gigi berlubang. Kandungan fluoride dalam obat kumur membantu melindungi gigi dari serangan asam yang dihasilkan bakteri dalam mulut.
"Obat kumur fluoride sangat dianjurkan bagi penderita xerostomia atau mulut kering, karena kondisi ini memicu perkembangan bakteri lebih cepat," ujar drg Titik.
Penggunaan fluoride membantu remineralisasi enamel yang melemah dan mencegah terbentuknya lubang baru pada gigi.
Jenis ini cocok digunakan oleh anak-anak usia sekolah dan orang dewasa yang memiliki riwayat gigi berlubang.
2. Obat Kumur untuk Peradangan Gusi
Obat kumur ini mengandung chlorhexidine, antiseptik kuat yang bekerja efektif melawan bakteri penyebab radang gusi.
Jenis ini biasa diresepkan oleh dokter gigi bagi pasien dengan kondisi gusi berdarah, bengkak, atau infeksi ringan. "Obat kumur dengan chlorhexidine membantu meredakan pendarahan pada gusi dan mempercepat proses pemulihan," kata drg Titik.
Namun, chlorhexidine sebaiknya tidak digunakan dalam jangka panjang karena dapat menimbulkan efek samping seperti perubahan warna gigi dan perubahan rasa pada lidah.
Pemakaian sebaiknya berdasarkan resep dan anjuran dokter.
3. Obat Kumur Pemutih Gigi (Whitening)
Jenis ini mengandung hidrogen peroksida, zat pengoksidasi yang dapat membantu memutihkan gigi secara bertahap. Zat ini juga memiliki sifat desinfektan, antivirus, dan antibakteri.
"Hidrogen peroksida dalam kadar rendah, maksimal 1,5 persen, telah diakui oleh American Dental Association (ADA) sebagai zat yang efektif untuk memutihkan gigi," ujar drg Titik.
Penggunaannya tetap harus hati-hati dan tidak boleh berlebihan agar tidak merusak enamel gigi. Obat kumur ini lebih ditujukan untuk orang dewasa yang ingin menjaga tampilan estetik gigi.
4. Obat Kumur untuk Plak Gigi
Jenis ini mengandung cetylpyridinium chloride, zat aktif yang mampu mengurangi pembentukan plak gigi dan menghambat pertumbuhan bakteri.
Efek sampingnya relatif ringan dibandingkan chlorhexidine. "Obat kumur dengan kandungan ini cocok digunakan secara rutin karena tidak menyebabkan iritasi dan tetap efektif menjaga kebersihan mulut," ujar drg Titik.
Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk di gigi akibat sisa makanan dan bakteri. Jika tidak dibersihkan, plak bisa menyebabkan karang gigi, bau mulut, hingga radang gusi.
Tips Pemakaian Obat Kumur yang Benar
Meski bermanfaat, penggunaan obat kumur harus dilakukan dengan cara yang tepat. Drg Titik menyarankan agar tidak langsung berkumur setelah menyikat gigi.
"Gunakan obat kumur minimal 30 menit setelah menyikat gigi agar kandungan fluoride dalam pasta gigi tetap efektif," jelasnya.
Saat berkumur, lakukan selama 30 detik dan jangan menelan cairannya. Penggunaan obat kumur yang tepat akan memberikan hasil maksimal dalam menjaga kebersihan mulut.
Drg Titik juga menegaskan pentingnya melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali.
"Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara rutin merupakan langkah yang sangat dianjurkan untuk mencegah masalah serius di kemudian hari," pungkasnya.