Liputan6.com, Jakarta Benjolan di leher dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi. Mulai dari penyakit ringan hingga serius.
Menurut dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan – bedah kepala leher di Rumah Sakit EMC Tangerang, dr. Irawati, Sp. THT – BKL dan dokter spesialis bedah umum, dr. Jefri, Sp.B., setidaknya ada lima kondisi medis yang dapat menyebabkan timbulnya benjolan di leher, yakni:
Gondongan
Gondongan adalah penyakit menular yang menyerang kelenjar parotis yang terletak di bawah telinga. Peradangan pada kelenjar ini disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus.
“Penyakit ini mudah menyerang anak-anak usia 2-12 tahun yang belum divaksin MMR dan punya imunitas yang lemah. Gondongan dapat ditularkan lewat percikan air liur, kontak langsung, dan berbagi alat makan,” jelas Irawati mengutip laman EMC, Jumat (4/7/2025).
Selain menyebabkan bengkak di bawah telinga atau pipi, pengidap akan mengalami gejala meliputi demam, sakit kepala, dan sakit saat menelan.
Tiroid
Penyakit tiroid merupakan kondisi medis yang timbul akibat gangguan bentuk atau fungsi kelenjar tiroid di leher. Kondisi ini bukan penyakit menular dan lebih umum diderita oleh wanita.
Kondisi ini meliputi berbagai kondisi seperti hipotiroidisme, hipertiroidisme, gondok, nodul tiroid, serta kanker tiroid. Penyebabnya beragam, yaitu kurang konsumsi yodium, kelenjar tiroid meradang, genetik, dan penyakit autoimun.
Gejala penyakit tiroid bergantung pada jenisnya. Kelebihan hormon menyebabkan tremor, sulit tidur, dan jantung berdebar, sedangkan kekurangan hormon memicu rambut rontok, edema, dan mudah lelah.
Selama ini, blau atau bulao dipercaya sebagai obat alternatif untuk penyakit gondongan. Namun, dokter meluruskan bahwa klaim tersebut hanyalah mitos atau hoaks.
Kista
Kista adalah benjolan berisi cairan, udara, atau zat padat yang terbentuk di bawah kulit atau bagian tubuh. Jenis kista yang dapat menimbulkan benjolan di leher antara lain kista sebasea, kista duktus tiroglosus, dan kista tiroid.
Penyebab kista beragam, kista sebasea diakibatkan saluran kelenjar sebasea rusak, kista duktus tiroglosus disebabkan saluran tiroglosus yang gagal menghilang, dan kista tiroid disebabkan perubahan jaringan kelenjar tiroid.
Sebagian besar kista ini bersifat jinak dan tidak berbahaya. Namun jika benjolan di leher terus membesar disertai rasa nyeri, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Limfoma
Limfoma adalah jenis kanker darah yang disebabkan oleh perubahan DNA pada sel darah putih bernama limfosit, salah satu bagian penting di tubuh manusia untuk melawan virus penyakit.
Limfosit dapat dijumpai di berbagai jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang, kelenjar getah bening, dan saluran pencernaan. Jika limfosit di kelenjar getah bening bermutasi dan berkembang tanpa kendali, sel kanker akan terbentuk.
Mutasi tersebut berpotensi menimbulkan benjolan pada leher dan bagian tubuh lain. Selain benjolan di leher, gejala limfoma juga mencakup demam, gatal, sesak napas, dan keringat malam.
Kanker
Benjolan di leher tidak hanya dapat disebabkan oleh kanker tiroid dan limfoma, tetapi juga dapat disebabkan oleh jenis kanker lain, seperti kanker mulut dan tenggorokan.
Kedua jenis kanker ini umumnya dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi rokok dan alkohol, kurang menjaga kebersihan mulut, serta minimnya asupan buah dan sayur.
Selain benjolan di leher, gejala kanker mulut meliputi rahang kaku, sulit bicara, dan sakit tenggorokan. Sementara itu, kanker tenggorokan dapat menimbulkan batuk kronis, sakit tenggorokan, serta telinga berdengung.
Bagaimana Cara Mengatasi Benjolan di Leher?
Cara menghilangkan benjolan di leher tergantung pada penyebab kondisinya. Jika benjolan di leher disebabkan oleh penyakit virus menular seperti gondongan, pasien bisa istirahat yang cukup disertai mengonsumsi obat.
Namun, jika benjolan di leher disebabkan oleh limfoma, kanker mulut, atau kanker tenggorokan, penanganan yang dibutuhkan bisa mencakup radioterapi, kemoterapi, atau pembedahan, tergantung stadium dan jenis kanker.
Pemeriksaan lebih awal dapat membantu mencegah komplikasi dan memastikan penyebab benjolan diketahui dengan jelas. Waspadai jika muncul gejala seperti demam, rasa nyeri, atau benjolan yang membesar dengan cepat.
“Jika kondisi terus memburuk, segera konsultasikan ke dokter agar penanganan bisa diberikan dengan cepat dan sesuai penyebabnya,” saran Jefri.