Liputan6.com, Jakarta - Beberapa negara di dunia tengah menghadapi cuaca panas. Kondisi ini memang seringkali bikin tidak nyaman — keringat berlebih, rasa lengket, hingga tidur yang gelisah. Namun, ternyata suhu tinggi bukan hanya bikin gerah, tapi juga bisa memengaruhi kesuburan, terutama pada pria.
Beberapa penelitian menunjukkan kaitan erat antara suhu lingkungan yang panas dengan penurunan kualitas sperma dan sel telur.
“Produksi sperma memerlukan suhu dua hingga empat derajat lebih dingin dari suhu tubuh normal,” jelas Dr. Prati Sharma, dokter kandungan, ginekologi, sekaligus penasihat medis perusahaan perawatan kesuburan Bird&Be.
Artinya, panas berlebih dapat mengganggu proses alami ini dan berdampak pada peluang pembuahan.
Dampak Suhu Panas pada Sperma
Menurut Dr. Sharma, suhu terik tidak hanya membuat produksi sperma berkurang, tetapi juga dapat memengaruhi kualitasnya.
“Suhu yang terik juga dapat memengaruhi kemampuan berenang, ukuran dan bentuk sperma, dan bahkan integritas DNA-nya,” katanya kepada The Post.
Ini berarti sperma yang terpapar suhu panas berkepanjangan bisa mengalami kerusakan struktural hingga kesulitan bergerak menuju sel telur. Akibatnya, peluang pembuahan menurun, terutama di bulan-bulan dengan suhu udara tinggi.
Selain itu, kebiasaan yang sering dianggap sepele seperti memangku laptop atau mengenakan celana ketat saat cuaca panas juga berkontribusi pada peningkatan suhu di area skrotum.
“Ketika panas terkonsentrasi di area skrotum, itu merusak DNA sperma,” tegas Sharma.
Maka, pria yang sedang menjalani program hamil disarankan lebih memperhatikan detail kebiasaan ini.
Bagaimana Cuaca Panas Berdampak pada Kualitas Sel Telur
Tak hanya pria, perempuan juga perlu waspada. Menurut Sharma, cuaca panas bisa meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh. Kondisi ini dapat merusak kualitas sel telur dan memengaruhi peluang terjadinya kehamilan.
“Folikel yang berkembang setiap siklus sangat sensitif terhadap perubahan suhu, terutama selama masa ovulasi,” jelasnya. Artinya, paparan panas berlebih pada periode ovulasi dapat mengganggu proses pematangan sel telur.
Tak cukup sampai di situ, cuaca panas juga kerap membuat orang sulit tidur nyenyak. Kurang tidur memicu peningkatan hormon stres kortisol yang ternyata punya efek domino pada hormon reproduksi. “Kurang tidur akibat panas dapat meningkatkan kadar kortisol, yang pada gilirannya dapat mengganggu hormon reproduksi,” tambah Sharma.
Strategi Cerdas Menjaga Kesuburan di Musim Panas
Meski cuaca panas tidak terhindarkan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan pasangan agar kesuburan tetap terjaga. Sharma memberikan beberapa tips sederhana namun efektif:
Minum banyak air. Cairan yang cukup membantu menjaga kualitas lendir serviks, transportasi hormon, dan fungsi reproduksi secara keseluruhan.
Pendinginan titik nadi. Kompres dingin di pergelangan tangan dan kaki dapat membantu menurunkan suhu tubuh bagian dalam.
Atur suhu ruangan. Pastikan kamar tidur dan tempat kerja memiliki suhu sejuk agar tubuh tetap optimal.
Mandi air dingin sebelum tidur. Cara ini mendukung tidur berkualitas sekaligus menurunkan stres inflamasi.
Batasi mandi air panas atau dingin ekstrem. Gunakan air hangat yang nyaman untuk kebersihan harian.
Hindari olahraga di suhu tinggi. Sharma juga menyarankan untuk menjauhi yoga panas, sauna, dan bak mandi air panas ketika sedang menjalani program hamil.
Kapan Harus Tes Kesuburan?
Sharma juga merekomendasikan agar pria yang ingin memantau kesuburan melakukan tes sperma secara berkala. “Tes sperma di rumah memberikan informasi penting tentang konsentrasi dan motilitas sperma, yang memungkinkan eksperimen dengan strategi pendinginan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya nutrisi pendukung seperti kalsium, vitamin D, dan magnesium, yang membantu perkembangan sperma. Suplemen antioksidan juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan motilitas sperma dan melindungi DNA sperma dari kerusakan akibat panas berlebih.
Untuk mendukung program kehamilan di cuaca panas, Sharma menekankan satu hal penting: jangan ragu mengatur gaya hidup agar tubuh tidak terpapar suhu tinggi terlalu lama. Dari memilih pakaian longgar, menghindari laptop di pangkuan, hingga memastikan tidur cukup di malam hari — semua hal kecil ini ternyata berdampak besar pada peluang pasangan untuk memiliki buah hati.