549 Warga Palestina Meninggal dan 4 Ribuan Lainnya Terluka Saat Berjuang Dapatkan Makanan

5 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Kekurangan pangan ekstrem membuat warga Gaza terpaksa mempertaruhkan nyawa setiap hari untuk mendapatkan sedikit makanan.

Sejak 27 Mei 2025, 549 warga Palestina wafat dan 4.066 lainnya terluka saat mencoba mendapatkan makanan, menurut Kementerian Kesehatan (MoH) di Gaza.

“Mayoritas korban ditembak atau dihujani peluru saat mencoba mencapai lokasi distribusi AS-Israel yang sengaja didirikan di zona militer,” kata Jonathan Whittall, kepala kantor badan urusan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), OCHA, di Wilayah Palestina yang diduduki mengutip UN News yang terbit 26 Juni 2025.

Sejak akhir Mei, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS-Israel telah mendistribusikan bantuan di Gaza, melewati PBB dan LSM yang sudah ada.

PBB mengatakan warga Palestina yang mencari bantuan dari GHF menghadapi ancaman tembakan, penembakan, dan penyerbuan.

“Kami tidak ingin berada di luar sana. Tapi apa pilihan yang kami miliki? Anak-anak kami menangis minta makan. Kami tidak tidur di malam hari. Kami berjalan, menunggu, dan berharap kami kembali,” kata seorang warga Palestina.

Sementara, makanan yang dapat diperoleh keluarga sangat kurang gizi atau terbatas pada kaldu encer, kacang lentil atau nasi, sepotong roti atau terkadang hanya campuran rempah-rempah dan minyak zaitun yang dikenal sebagai duqqa.

Sejumlah warga Palestina di Gaza tidak percaya dengan adanya informasi gencatan senjata Israel dan Hamas. Mereka skeptis hal tersebut bakal terjadi.

Orangtua Tahan Lapar, Anak-Anak Kekurangan Gizi Akut

Orang dewasa secara rutin melewatkan waktu makan agar dapat menyisakan lebih banyak makanan untuk anak-anak, lanjut usia (lansia), dan orang sakit. Meski begitu, rata-rata sejak Januari, 112 anak dirawat setiap hari karena kekurangan gizi akut.

“Ketika anak-anak saya bangun di malam hari dalam keadaan lapar saya katakan kepada mereka ‘Minumlah air dan tutup matamu.’ Itu menghancurkan saya. Saya melakukan hal yang sama – minum air dan berdoa agar pagi tiba,” seperti yang dikatakan salah satu orangtua.

Konflik dan pemboman yang berkepanjangan telah mendorong hampir semua sistem layanan di Gaza ke ambang kehancuran.

Akibat kekurangan bahan bakar, hanya 40 persen fasilitas air minum yang berfungsi dan 93 persen rumah tangga menghadapi kerawanan air.

Kekurangan bahan bakar juga berdampak negatif pada penyediaan layanan medis dengan peralatan medis dan penyimpanan obat-obatan yang bergantung pada listrik.

Mengungsi Berulang Kali

Sejak dimulainya kembali pemboman Israel di Gaza pada 18 Maret setelah gencatan senjata selama 42 hari, lebih dari 684.000 warga Palestina kembali mengungsi. Hampir semua dari mereka telah mengungsi berkali-kali.

Sementara, lebih dari 82 persen wilayah Gaza ditetapkan sebagai zona militer Israel. Sehingga, hanya ada sedikit tempat yang dapat dituju oleh para pengungsi baru.

Mereka terpaksa berlindung di kamp pengungsian yang penuh sesak, tempat penampungan sementara, bangunan yang rusak, dan terkadang hanya di jalan terbuka. Sekolah bukan lagi bangunan tempat belajar, melainkan tempat berlindung.

“Sekolah telah berubah menjadi tempat penampungan, tanpa elemen lingkungan belajar yang aman,” kata Kamla, seorang guru di UN Relief and Works Agency for Palestinian Refugees in the Near East (UNRWA) di Nuseirat.

Tempat Pengungsian dalam Kondisi Buruk

Semua tempat penampungan ini mengalami kondisi yang memburuk dengan cepat akibat kurangnya bahan tempat penampungan, kata Stéphane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB.

“Tidak ada bahan tempat penampungan yang masuk ke Gaza sejak 1 Maret, sebelum otoritas Israel memberlakukan blokade penuh terhadap bantuan dan pasokan lainnya selama hampir 80 hari,” katanya dalam sebuah pengarahan pada 19 Juni.

“Meskipun beberapa komoditas kemudian diizinkan dalam jumlah kecil, tenda, kayu, terpal, dan barang-barang tempat penampungan lainnya tetap dilarang.”

PBB dan mitranya telah menyiapkan 980.000 barang tempat penampungan untuk dikirim ke Gaza setelah otorisasi diberikan oleh otoritas Israel.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |