Menkes Tegaskan Kenaikan Kasus COVID-19 karena Subvarian Omicron JN.1 yang Tidak Mematikan

1 day ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi adanya kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. 

Namun, Menkes menegaskan bahwa lonjakan ini berasal dari subvarian Omicron JN.1 yang tergolong tidak mematikan sehingga masyarakat diimbau untuk tidak panik. 

Pernyataan tersebut disampaikan Menkes usai pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 4 Juni 2025. 

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 2,5 jam tersebut, Presiden menanyakan perkembangan terbaru terkait kasus COVID-19 di tanah air. 

"Kenaikan kasus COVID-19 memang terjadi, tapi subvarian ini relatif tidak mematikan. Jadi, saya minta masyarakat tidak perlu khawatir dan panik berlebihan," kata Menkes Budi Gunadi seperti dikutip dari Antara pada Rabu, 4 Juni 2025.

Menkes menjelaskan bahwa tren peningkatan kasus COVID-19 saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga sejumlah negara lain di kawasan Asia seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hongkong. 

Peningkatan ini terutama dipicu oleh subvarian Omicron JN.1. "Kondisi ini memang sudah terlihat di beberapa negara tetangga, dan kasusnya relatif ringan. Varian ini menyebabkan infeksi yang tidak terlalu berbahaya bagi pengidapnya," tambah Menkes.

Imbauan Menkes kepada Masyarakat terkait Kasus COVID-19

Pernyataan ini sejalan dengan data dari Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan, Murti Utami, yang mengingatkan pentingnya kewaspadaan dini terhadap lonjakan kasus COVID-19, terutama melalui pemantauan sistem pelaporan rutin dan kewaspadaan global dari WHO.

Meskipun kasus COVID-19 meningkat, Menkes Budi Gunadi menekankan perlunya masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin. 

Hal ini penting agar penyebaran virus bisa diminimalisasi dan lonjakan kasus tidak berkembang menjadi gelombang yang lebih besar. 

"Protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga kebersihan harus terus dijalankan," ujarnya. 

Menkes juga mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga gaya hidup sehat, mulai dari pola makan bergizi, istirahat cukup, hingga olahraga teratur. 

Langkah-langkah ini bisa meningkatkan imunitas tubuh dalam menghadapi virus.

Peran Pemerintah dan Tenaga Medis

Dalam menanggapi lonjakan kasus ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait kewaspadaan terhadap COVID-19. 

SE ini ditujukan untuk seluruh unit kesehatan dan pemangku kepentingan agar segera meningkatkan kewaspadaan serta pengawasan. 

Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, juga mengingatkan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan konkret, termasuk memperkuat sistem pelacakan kasus (tracing), memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, dan memberikan edukasi intensif tentang pentingnya protokol kesehatan. 

"Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menanggulangi pandemi ini, apalagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia perlu perhatian khusus," kata Arzeti.

Jangan Panik Tapi Jangan Abaikan

Menkes menekankan bahwa meskipun lonjakan kasus ini berasal dari subvarian yang tergolong ringan, tetap saja virus COVID-19 masih ada dan berpotensi menyebar dengan cepat jika tidak diantisipasi. 

"Kita tidak boleh lengah. Masyarakat harus tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan agar penyebaran virus dapat dikendalikan," tambah Menkes. 

Dengan pendekatan tersebut, Menkes berharap lonjakan kasus COVID-19 kali ini tidak sampai membebani fasilitas kesehatan dan tidak menimbulkan risiko kematian yang signifikan. 

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |