Wacana Masuk Sekolah Jam 6 Pagi Dikritik Dokter Anak: Bisa Ganggu Tumbuh Kembang!

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Wacana masuk sekolah jam 6 pagi di Jawa Barat menuai sorotan. Sejumlah pihak, terutama tenaga medis, menyatakan keberatan karena dinilai berpotensi mengganggu kesehatan anak.

Salah satu yang menentang kebijakan ini adalah Dokter Spesialis Anak sekaligus Konselor Pemberi Makan Bayi dan Anak (PMBA), dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A.

Menurut dr. Ian, kebijakan masuk sekolah terlalu pagi tidak sejalan dengan prinsip tumbuh kembang anak yang sehat.

Dia menyebutkan bahwa kebijakan seperti ini justru bisa memicu kelelahan fisik dan gangguan tidur pada anak-anak usia sekolah.

"Kalau jam 6 pagi mulai sekolah, berarti anak harus bangun sekitar jam 5 untuk bersiap-siap. Ini bukan hanya melelahkan bagi anak, tapi juga orang tua yang harus menyiapkan sarapan dan kebutuhan lainnya sejak dini hari," ujar dr. Ian kepada media dalam sebuah kesempatan.

Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa kurang tidur berdampak pada penurunan fungsi kognitif anak, termasuk konsentrasi dan daya tangkap di sekolah.

Selain itu, kurang tidur juga meningkatkan risiko anak mudah sakit karena sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Bahaya Kurang Tidur Karena Anak Masuk Sekolah Jam 6 Pagi

Menurut dr. Ian, anak-anak masih membutuhkan waktu tidur yang ideal, sekitar 9 s.d 11 jam per hari tergantung usianya.

Jika anak harus bangun terlalu pagi, otomatis jam tidurnya terpotong, apalagi jika waktu tidur malamnya tidak dimajukan.

"Di luar negeri saja tidak ada yang sekolah dimulai jam 6 pagi. Bahkan banyak yang justru memulai jam 8 atau 9 pagi. Ini dilakukan demi memastikan anak cukup istirahat dan bisa belajar dengan optimal," kata dr. Ian.

dr. Ian menyarankan agar waktu masuk sekolah idealnya dimulai pukul 07.00 pagi. Dengan jadwal ini, anak-anak masih bisa bangun pukul 06.00 pagi, sarapan dengan tenang, lalu berangkat tanpa tergesa-gesa.

Ritme ini lebih seimbang dengan kebutuhan biologis anak. "Yang paling ideal itu anak bangun jam 6 pagi, lalu mulai sekolah jam 7. Tapi harus diingat, selama jam belajar berlangsung, tetap harus ada waktu istirahat setiap dua jam sekali," kata dr. Ian.

Jangan Sepelekan Waktu Tidur Anak

Dia juga menekankan bahwa waktu istirahat jangan disepelekan. Idealnya, anak diberi waktu istirahat 15–20 menit setiap dua jam belajar agar tubuh dan otak tetap segar.

Tak hanya kelelahan fisik, wacana masuk sekolah jam 6 pagi juga dinilai dapat menimbulkan beban psikologis bagi anak dan orang tua.

Rutinitas pagi yang terlalu padat dapat memicu stres, terutama bagi keluarga yang harus menyiapkan logistik sekolah sejak subuh.

"Dulu juga pernah ada wacana masuk sekolah jam 5 pagi. Menurut saya itu sangat tidak bagus. Pola hidup seperti itu tidak mendukung tumbuh kembang anak secara sehat," kata dr. Ian menegaskan.

Seruan untuk Evaluasi Kebijakan Masuk Sekolah Jam 6 Pagi

Dengan mempertimbangkan aspek medis dan psikologis, dr. Ian mengajak para pengambil kebijakan pendidikan di Jawa Barat untuk mengevaluasi wacana masuk sekolah pukul 6 pagi.

Menurutnya, kebijakan pendidikan seharusnya mendukung tumbuh kembang anak, bukan sebaliknya.

"Masuk sekolah terlalu pagi tidak efektif untuk anak. Justru bisa menurunkan performa belajar dan mengganggu kesehatannya. Harus ada keseimbangan antara waktu belajar, istirahat, dan waktu bersama keluarga," pungkas dr. Ian.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |