5 Manfaat Zinc untuk Wanita, Kunci Keseimbangan Hormon, Reproduksi, dan Kesehatan Tubuh

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak wanita, menjaga keseimbangan nutrisi tidak hanya berkaitan dengan kecantikan kulit atau energi harian, tetapi juga kesehatan sistem reproduksi. Salah satu mineral penting yang sering terabaikan adalah zinc atau seng. Meskipun tubuh hanya memerlukannya dalam jumlah kecil, peran zinc sangat vital bagi berbagai fungsi biologis, mulai dari pertumbuhan sel, sistem imun, hingga kesehatan hormonal.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai penelitian ilmiah menyoroti manfaat zinc untuk wanita, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan keseimbangan hormon. Kekurangan zinc dapat memicu berbagai gangguan, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), nyeri haid berat (dismenore), hingga penurunan kualitas oosit (sel telur). 

Liputan6.com ini akan membahas secara komprehensif peran zinc bagi wanita berdasarkan penelitian terkini, termasuk temuan dalam jurnal Nutrients (2020) berjudul The Role of Zinc in Selected Female Reproductive System Disorders, Rabu (5/11/2025).

1. Manfaat Zinc untuk Kesehatan Reproduksi Wanita

Zinc berperan besar dalam fungsi reproduksi wanita karena memengaruhi produksi dan sekresi hormon seperti FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone), yang mengatur ovulasi. Kekurangan zinc dapat mengganggu perkembangan ovarium, menyebabkan siklus haid tidak teratur, bahkan menurunkan kesuburan.

Penelitian Nasiadek et al. menunjukkan bahwa zinc terlibat dalam pematangan oosit dan pembelahan sel selama meiosis. Saat fertilisasi terjadi, oosit melepaskan zinc secara cepat melalui mekanisme yang disebut “zinc spark”, yang menjadi sinyal penting dalam proses pembuahan. Tanpa kadar zinc yang cukup, proses ini bisa terganggu dan berpotensi memengaruhi kualitas sel telur.

Selain itu, zinc juga membantu menjaga kadar hormon estrogen dan progesteron tetap stabil. Dalam masa menopause, zinc mendukung kesehatan jaringan vagina dan kolagen, yang berperan menjaga elastisitas kulit dan kenyamanan area intim.

2. Zinc dan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Salah satu temuan penting dalam jurnal Nutrients (2020) adalah hubungan positif antara suplementasi zinc dan perbaikan gejala PCOS. PCOS merupakan gangguan hormonal yang memengaruhi sekitar 20% wanita usia reproduktif dan ditandai oleh resistensi insulin, peningkatan kadar androgen, serta gangguan siklus menstruasi.

Zinc memiliki efek anti-androgenik dengan menghambat enzim 5α-reduktase yang mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT). Dengan demikian, zinc dapat membantu mengurangi gejala hiperandrogenisme seperti jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih (hirsutisme).

Selain itu, suplementasi zinc terbukti menurunkan kadar insulin dan memperbaiki indeks resistensi insulin (HOMA-IR). Beberapa studi juga mencatat penurunan kolesterol total, trigliserida, dan LDL setelah konsumsi zinc selama delapan minggu. Dengan kata lain, zinc berpotensi membantu wanita dengan PCOS mencapai keseimbangan hormon dan metabolisme yang lebih baik.

3. Zinc dan Dismenore (Nyeri Haid)

Nyeri haid atau dismenore adalah keluhan umum yang dialami hingga 90% wanita muda. Salah satu penyebab utama nyeri adalah peningkatan prostaglandin, senyawa yang menstimulasi kontraksi otot rahim. Menurut penelitian yang dikaji dalam jurnal Nutrients (2020), zinc dapat mengurangi produksi prostaglandin melalui mekanisme antioksidan dan antiinflamasi.

Dalam beberapa uji klinis, pemberian suplemen zinc dengan dosis 20–30 mg per hari selama 3–6 hari sebelum dan saat menstruasi terbukti menurunkan intensitas nyeri secara signifikan. Efek analgesik ini bahkan meningkat bila zinc dikombinasikan dengan obat anti nyeri seperti asam mefenamat.

Menariknya, efektivitas zinc tidak bergantung pada dosis tinggi, melainkan pada konsistensi konsumsi setiap siklus haid. Oleh karena itu, suplementasi rutin sebelum dan selama menstruasi disarankan untuk hasil optimal.

4. Zinc dan Endometriosis

Endometriosis merupakan kondisi kronis di mana jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri panggul, gangguan menstruasi, dan infertilitas. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis memiliki kadar zinc yang lebih rendah serta peningkatan stres oksidatif.

Zinc berperan sebagai antioksidan dan pengatur enzim MMP (matrix metalloproteinase) yang terlibat dalam pembentukan jaringan abnormal pada endometriosis. Meskipun bukti klinis masih terbatas, beberapa studi menunjukkan bahwa zinc dapat membantu mengurangi peradangan dan meningkatkan kualitas hidup penderita endometriosis. Namun, para peneliti menekankan perlunya lebih banyak uji acak terkontrol untuk memastikan manfaatnya secara pasti.

5. Zinc pada Periode Pra dan Pasca-Menopause

Seiring menurunnya kadar estrogen, wanita pasca-menopause rentan terhadap penurunan kepadatan kolagen dan elastisitas jaringan. Zinc berperan dalam metabolisme kolagen dan dapat membantu memperlambat proses penuaan kulit serta menjaga kekuatan jaringan vagina.

Beberapa studi awal melaporkan bahwa gel pelembap vagina yang mengandung zinc mampu memperbaiki gejala kekeringan dan rasa tidak nyaman pada wanita menopause. Walaupun masih perlu penelitian lanjutan, hasil ini membuka peluang penggunaan zinc topikal sebagai alternatif terapi non-hormonal.

Mengapa Zinc Penting bagi Tubuh Wanita

Zinc adalah unsur mikro esensial yang terdapat di seluruh jaringan tubuh, terutama di dalam sel. Menurut Nasiadek et al. (2020), tubuh manusia mengandung sekitar 2–3 gram zinc, dan hanya sebagian kecil yang beredar di plasma darah. Mineral ini berperan dalam lebih dari 3.000 protein, termasuk enzim penting yang mengatur pertumbuhan, diferensiasi sel, sistem imun, dan reproduksi.

Kebutuhan zinc pada wanita bervariasi tergantung usia, kondisi fisiologis, dan pola makan. Sumber zinc dengan bioavailabilitas tinggi berasal dari daging, ikan, telur, dan produk susu. Sementara itu, bahan nabati seperti kacang-kacangan dan serealia mengandung fitat yang dapat menghambat penyerapan zinc. Kekurangan zinc lebih berisiko terjadi pada remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita lanjut usia karena kebutuhan metaboliknya meningkat.

FAQ seputar Zinc

1. Apa sumber makanan yang kaya zinc?

Daging merah, hati, tiram, ikan, telur, susu, serta kacang-kacangan dan biji-bijian (walau penyerapannya lebih rendah karena kandungan fitat).

2. Apakah zinc aman dikonsumsi setiap hari?

Ya, bila sesuai dosis anjuran. Batas atas asupan harian menurut WHO adalah 40 mg untuk orang dewasa. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan mual dan gangguan pencernaan.

3. Apakah zinc bisa membantu kesuburan wanita?

Penelitian menunjukkan zinc berperan dalam pematangan oosit dan ovulasi, serta mendukung keseimbangan hormon reproduksi.

4. Apakah zinc bisa membantu mengatasi jerawat?

Ya. Karena zinc memiliki efek antiinflamasi dan mengatur produksi sebum, suplemen zinc sering direkomendasikan untuk kulit berjerawat.

Melalui kombinasi pola makan bergizi seimbang dan, bila diperlukan, suplemen zinc sesuai anjuran dokter atau ahli gizi.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |