IBI Dukung Kurikulum Baru Pendidikan Kebidanan

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mendukung penuh Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kebidanan Indonesia yang baru diluncurkan Kolegium Kebidanan Bersama Konsil Kesehatan Indonesia (KKI).

Ketua IBI Dr Ade Jubaedah, S..SiT, MM, MKM berpendapat, inisiatif tersebut merupakan langkah penting dalam memastikan kualitas layanan kebidanan yang sesuai standar global.

"Terkait kurikulum pendidikan kebidanan, kami IBI sangat mendukung program kolegium kebidanan dan konsil kesehatan, terutama dalam mengawal kualitas pelayanan kebidanan melalui kurikulum pendidikan yang bersandar global,” ungkap Ade nelalui pesan singkat kepada Health-Liputan6.com, Senin (23/6).

Dukungan terhadap profesionalisme bidan juga disampaikan Ade jelang peringatan Hari Bidan Nasional yang jatuh pada esok, Selasa (24/6).

"IBI konsisten memperjuangkan profesionalisme, perlindungan, dan kesejahteraan anggota, sekaligus meningkatkan mutu kebidanan di Tanah Air," ujar Ade.

Tak dimungkiri bahwa bidan memiliki peran sebagai salah satu garda terdepan sebagai pilar utama system kesehatan nasional. Eksistensi bidan dalam memberi layanan, khususnya bagi perempuan sangat penting dalam kondisi apa pun, termasuk dalam masa krisis seperti bancana alam, konflik, hingg pandemi.

Ade mengatakan, bidan selalu berada di tengah masyarakat untuk membantu dalam layanan persalinan, edukasi KB, hingga pendampingan kesehatan ibu dan bayi, khususnya di daerah-daerah terpencil yang minim fasilitas kesehatan.

Peluncuran Kurikulum Kebidanan Baru

Guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak di Indonesia, Kolegium Kebidanan bersama Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) resmi meluncurkan Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kebidanan Indonesia di Jakarta pada Kamis (19/6).

Peluncuran kurikulum kebidanan baru ini mendapat dukungan dari berbagai mitra, termasuk UNFPA dan Kedutaan Besar Kanada. Kurikulum ini diyakini sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran bidan dalam sistem layanan kesehatan nasional.

Ketua Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), drg. Arianti Anaya, MKM, menegaskan bahwa pendidikan kebidanan yang kuat menjadi fondasi penting dalam menyiapkan tenaga bidan yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga cakap berkomunikasi dan mampu bekerja dalam tim lintas profesi.

“Bidan harus menjadi ujung tombak dalam transformasi layanan primer, terutama dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang masih tinggi di Indonesia,” ujar drg. Arianti.

Menkes Dukung Sistem Pendidikan yang Lebih Kuat

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, yang hadir dalam acara peluncuran, menekankan bahwa penguatan sistem pendidikan kebidanan merupakan bagian dari strategi besar penurunan angka kematian ibu dan bayi. Menurutnya, semua sistem yang menyokong profesi bidan harus berbasis data dan dikelola secara solid.

“Kalau kita mau memperbaiki agar profesi bidan lebih bagus dan wewenangnya lebih banyak, maka semua sistem harus berbasis data dan sistem yang solid,” tegas Menkes.

Kurikulum baru ini dirancang untuk tidak hanya memperkuat aspek teknis, tetapi juga nilai-nilai etika, kemampuan komunikasi, dan daya adaptasi terhadap perubahan. Harapannya, pendidikan profesi kebidanan di Indonesia mampu mencetak tenaga kesehatan yang holistik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Kolegium Kebidanan pun mendorong agar kurikulum ini menjadi platform dinamis yang bisa terus disempurnakan sesuai masukan dari berbagai pihak. “Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut, karena effort untuk memperbaiki sistem sangat besar,” ungkap drg. Arianti.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |