Bukan Dipijat atau Ditusuk Jarum, Ini Langkah Tepat Saat Serangan Stroke

1 day ago 8

Liputan6.com, Tangerang - Penyakit stroke masih menjadi penyebab kematian dan disabilitas pertama di dunia. Salah satunya penyebabnya karena masih banyak mitos seputar stroke yang dipercaya oleh masyarakat. Hal ini membuat penanganan stroke jadi terlambat.

"Masih ada beberapa mitos yang beredar secara luas di masyarakat. Misalnya kelumpuhan, langsung tusukan jarum di ujung jari, kalau darahnya keluar itu bisa sembuhkan sumbatan. Itu sama sekali tidak berdasar pada data ilmiah," ungkap dokter spesialis saraf Pricilla Yani Gunawan dari Siloam Hospital Lippo Village di Tangerang, Banten. 

Mitos lain yang juga banyak dipercaya adalah bila menemukan pasien dengan gejala stroke malah diberikan penanganan tradisional di rumah saja. Seperti dipijat, ditarik-tarik, wajahnya dikompres sampai diolesi daun tertentu. Hal tersebut, kata Pricilla, malah memperburuk keadaan pasien.

"Semuanya tidak berbasis bukti. Padahal semakin cepat dibawa ke rumah sakit untuk melakukan penanganan pada pasien gejala stroke, semakin bisa disembuhkan," katanya.

Faktanya, setiap pasien gejala stroke harus sesegera mungkin dibawa ke UGD rumah sakit terdekat. Jangan ke klinik atau faskes dengan layanan yang minim, sebab nantinya malah akan mondar mandir di rujuk kembali ke rumah sakit yang lebih lengkap, malah memperlama proses penyembuhan tersebut.

"Harusnya adalah kalau sudah ada tanda serangan stroke, harus segera ke rumah sakit. Dan itupun yang dianjurkan ke rumah sakit yang segera untuk penanganan stroke," katanya dalam World Stroke Day 2025Every Minute Counts, Every Life Matters di Siloam Hospital Lippo Village.

Promosi 1

Masa Emas Stroke 4,5 Jam Pertama

Pricilla juga menyebut masa emas atau waktu yang tepat dalam penanganan stroke adalah 4,5 jam pertama dari gejala awal muncul. Yang mana gejalanya serba mendadak. Seperti mendadak tiba-tiba bagian muka turun, lemah sebelah sehingga sulit berdiri, bila itu terjadi segera ke rumah sakit.

"4,5 jam pertama harus segera dilakukan tindakan. Bawa ke UGD, nanti di sana keluarga atau pengantar akan langsung ditanya, kapan muncul gejala tersebut. Kalau masih di dalam 4,5 jam itu memungkinkan dokter untuk memberikan obat untuk menghentikan sumbatan tadi," kata Pricilla.

Selanjutnya, dokter akan melakukan CT-Scan atau MRI. Langkah ini untuk mengetahui dimana letak sumbatan atau kemungkinan adanya penyebab stroke disebabkan oleh perdarahan.Dengan begitu akan diketahui apa penyebab strokenya.

"Ini menentukan adanya penanganan lanjutan, mulai dari pemberian obat-obatan,terapi, penanganan non operasi, bila ditemukan pemberatan, maka dilakukan operasi," katanya.

World Stroke Day Tiap 29 Oktober

Setiap 29 Oktober diperingati sebagai World Stroke Day. Siloam Hospitals Lippo Village memperingatinya dengan cara menggelar workshop 'Every Minute Counts, Every Life Matters'.

"Kami ingin memberikan kesadaran masyarakat, serta mengingatkan, bila stroke ini bisa dicegah. Seperti kita ketahui, stroke penyumbang tertinggi dan penyebab disabilitas di dunia. Padahal, lebih dari 80 persen kasusnya bisa dicegah, dengan gaya hidup sehat,"ujar Executive Director Siloam Hospitals Lippo Village, Jennifer Hendra.

Dalam kesempatan tersebut, hampir semua dokter saraf dan terapi pada penanganan stroke berkumpul bersama pasien dan penyitas stroke, untuk saling memberikan pengalaman dan menguatkan dalam menjalani pengobatan.

Siloam Hospital pun menerima penghargaan dari World Stroke Congress dalam pelayanan stroke yang paripurna, yakni tingkat diamond, di Barcelona, Spanyol. Penghargaan ini karena penerapan penanganan stroke yang sangat cepat, seperti dari rumah ke rumah sakit hanya 20 menit. Dilanjutkan dari UGD ke CT-Scan 15 menit, dan sampai dokter memberikan obat maksimal 30 menit.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |