Liputan6.com, Jakarta - Guna menciptakan mudik sehat dan minim risiko, dokter sekaligus ahli kesehatan global Dicky Budiman memberikan beberapa tips sebagai berikut:
Pastikan Tubuh dalam Keadaan Optimal
Baik pengemudi maupun penumpang harus memastikan bahwa kondisi tubuh sedang dalam keadaan optimal sebelum mudik.
“Jadi enggak ada keluhan sakit, demam, atau perasaan tidak nyaman yang lainnya. Kalau ada, ya jangan dipaksakan pergi, harus istirahat dulu bahkan konsultasi ke dokter,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara.
Agar tubuh tetap bugar saat mudik, maka sebelum berangkat perlu istirahat yang cukup. Tidur minimal 7 atau 8 jam sebelum perjalanan supaya tidak kelelahan.
“Atau untuk menghindari microsleep yang se-per-sekian detik saja bisa memicu kecelakaan,” ucapnya.
Cukupi Asupan Nutrisi
Selain memastikan tubuh dalam keadaan prima, asupan nutrisi juga jadi hal penting yang perlu jadi perhatian.
“Konsumsi makanan bergizi terutama yang kaya protein dan serat, kurangi yang sifatnya karbo, tinggi gula atau glikemik indeksnya tinggi misalnya minuman berpemanis. Hindari gula, garam, dan harus cukup minum air putih untuk mencegah dehidrasi,” saran Dicky.
Olahraga Fisik Ringan
Dicky juga menyarankan untuk olahraga fisik ringan dengan peregangan sebelum berangkat. Ini dinilai dapat membantu melancarkan sirkulasi darah.
Cek Kesehatan Terutama Bagi Kelompok Berisiko
Bagi kelompok berisiko tinggi seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil, memiliki komorbid, maka disarankan untuk cek kesehatan sebelum mudik.
“Konsultasi dengan dokter, pastikan obat ada dan siap serta kondisi stabil,” ujar Dicky.
Jalan tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat dipadati kendaraan pemudik pada Senin malam.
Waspada Penurunan Konsentrasi
Tak lupa, Dicky mengingatkan para pemudik untuk waspada pada potensi terjadinya penurunan konsentrasi.
“Yang namanya mudik, perjalanan jauh, itu bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Tentu pada gilirannya berisiko menurunkan kemampuan refleks dan konsentrasi, apalagi kalau nyetir.”
Penurunan konsentrasi cukup berbahaya dan berisiko karena bisa menyebabkan kecelakaan. Kelelahan dapat dipicu nyetir terlalu lama tanpa istirahat.
“Kalau di Australia, dua atau tiga jam itu harus berhenti (nyetir) apalagi kalau bawa kendaraan bus atau truk. Kalau tidak berhenti, dendanya tinggi. Jadi usahakan untuk tidur sejenak untuk meningkatkan lagi konsentrasi. Karena kalau konsentrasi turun, nyetirnya bisa melambat dan meningkatkan risiko kecelakaan,” paparnya.
Pengemudi Sehat Tekan Angka Kecelakaan
Potensi kelelahan sopir di jalan saat mudik juga disadari oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Maka dari itu, ia berencana melakukan gerebek terminal untuk mengecek kesehatan para sopir saat mudik Lebaran 2025. Budi mengungkapkan bahwa kesehatan pengemudi sangat penting untuk menekan angka kecelakaan.
“Intinya sehat, karena kecelakaan itu faktor pengemudinya besar sekali. Enggak boleh ngantuk, tidurnya harus cukup, terutama tekanan darah juga perlu dijaga supaya sehat,” kata Menkes Budi usai meninjau program cek kesehatan gratis (CKG) bagi para sopir ojek online (ojol) di Kantor Gojek, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat, (21/3/2025) siang.
Budi bakal berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan mengenai terminal yang akan jadi target pemantauan.
“Makanya nanti kami mau koordinasi sama Pak Menhub nih. Bus-bus kita gerebek di terminal-terminal, supaya dicek kesehatan sopir-sopir,” ucapnya.
Cegah Microsleep dengan Tidur Cukup
Budi juga mengingatkan, kecelakaan kerap terjadi akibat microsleep atau sopir ngantuk sejenak. Maka dari itu, ia mengingatkan agar para sopir tidur cukup 6 hingga 8 jam per hari.
“Kalau saya bilang yang penting tidurnya cukup lah 6 sampai 8 jam, jangan di bawah 6 jam untuk sopir,” kata Budi.
Cek Kesehatan Gratis bagi para sopir ojol adalah salah satu bagian memastikan kesehatan para pengemudi jelang Lebaran.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi turut mengapresiasi adanya program CKG bagi para sopir ojol.
“Kami dari Kementerian Perhubungan sangat mengapresiasi program ini dan urusan transportasi kami concern-nya dalam keselamatan ini adalah bagian dari transportasi untuk keselamatan. Bukan hanya kendaraannya saja tapi pengemudi juga dipastikan punya kesehatan yang bagus,” ujar Dudy.
Bila kesehatan pengemudi baik maka perjalanan bakal berjalan lancar.