Hari Buku Nasional 17 Mei 2025, Ketahui Manfaat Membaca untuk Kesehatan

23 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 17 Mei, Indonesia memperingati Hari Buku Nasional (Harbuknas), momen penting untuk kembali menumbuhkan kecintaan terhadap buku. Perayaan ini bukan sekadar simbol literasi, tapi juga panggilan untuk menyadari manfaat besar membaca—tak hanya untuk kecerdasan, tapi juga bagi kesehatan tubuh dan mental.

Menilik sejarahnya, tanggal 17 Mei dipilih karena bertepatan dengan hari berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 1980. Namun, Harbuknas baru resmi ditetapkan pada 2002 oleh Menteri Pendidikan kala itu, Abdul Malik Fadjar. Kala itu, data UNESCO menunjukkan angka melek huruf Indonesia hanya 87,9 persen, masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Lewat Hari Buku Nasional, Abdul Malik Fadjar mengajak masyarakat untuk meningkatkan budaya baca sebagai fondasi pembangunan bangsa. Ia juga berharap peringatan ini menjadi momentum untuk membangkitkan industri buku nasional yang saat itu sedang tertinggal.

Namun, membaca buku tak hanya memperkaya wawasan dan membuka cakrawala. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan membaca juga memiliki dampak langsung terhadap kesehatan fisik dan mental.

Membaca, Aktivitas Sehat yang Terlupakan

Membaca adalah aktivitas sederhana namun penuh manfaat. Tak butuh alat khusus, bisa dilakukan di mana saja, dan tak terbatas usia. Menariknya, membaca secara rutin terbukti bisa memperpanjang umur, memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan kecerdasan, bahkan menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia.

Meredakan Stres Lebih Efektif dari Musik

Sebuah studi dari Mindlab International di University of Sussex pada 2009 menemukan bahwa membaca dapat mengurangi stres hingga 68 persen. Mengutip WebMD, penelitian ini bahkan menyebutkan bahwa membaca lebih efektif dalam meredakan stres dibanding mendengarkan musik atau berjalan-jalan.

Menurut pemimpin studi tersebut, Dr. David Lewis, membaca memicu "keterlibatan imajinasi secara aktif karena kata-kata pada halaman tercetak merangsang kreativitas dan menyebabkan Anda memasuki keadaan kesadaran yang berubah."

Aktivitas ini membuat otak lebih fokus dan rileks, mirip seperti efek meditasi.

Kunci Umur Panjang dan Otak yang Tajam

Baca buku, panjang umur? Ternyata bukan mitos. Penelitian dari Universitas Yale pada 2016 membuktikan bahwa membaca buku dapat menurunkan risiko kematian hingga 20 persen. Bahkan membaca buku selama 30 menit setiap hari diyakini mampu menambah usia rata-rata dua tahun.

Tak hanya itu, membaca—terutama fiksi—menjadi latihan sempurna bagi otak. Saat Anda menyelami cerita dan karakter, otak dipaksa untuk membayangkan, menganalisis, dan berempati. Hasilnya? Pikiran tetap aktif dan sehat dalam jangka panjang, seperti dikutip dari Verywell Health.

Tidur Lebih Nyenyak, Pikiran Lebih Cerdas

Salah satu kebiasaan sehat yang bisa Anda coba mulai malam ini: membaca sebelum tidur. Studi daring tahun 2021 melibatkan hampir 1.000 partisipan dan menunjukkan bahwa 42% peserta yang membaca sebelum tidur mengalami kualitas tidur lebih baik, dibandingkan hanya 28% dari kelompok non-pembaca.

Selain itu, membaca juga terbukti meningkatkan kecerdasan. Semakin banyak Anda membaca, semakin kaya kosakata yang Anda miliki. Studi tahun 2015 mengungkap bahwa anak-anak dengan kemampuan membaca tinggi sejak usia 7 tahun cenderung memiliki skor IQ lebih tinggi di usia remaja.

Empati dan Kecerdasan Sosial

Buku bukan hanya jendela dunia, tapi juga cermin jiwa. Membaca fiksi bisa meningkatkan empati dan kemampuan memahami emosi orang lain.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang gemar membaca cenderung memiliki keterampilan sosial lebih baik. Ini berlaku terutama bagi remaja yang sedang membentuk kepribadian dan relasi sosial.

Membaca fiksi, khususnya, juga dapat membantu remaja menjadi lebih empati dengan memberi mereka kesempatan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Membaca juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan ketegasan.

Meningkatkan Literasi Kesehatan

Dalam dunia yang dipenuhi informasi, kemampuan memahami informasi kesehatan menjadi sangat penting. Membaca secara rutin membantu meningkatkan literasi kesehatan, yakni kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi kesehatan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dengan literasi kesehatan tinggi cenderung lebih mampu mengelola kondisi kesehatannya, memahami risiko, dan berkomunikasi efektif dengan tenaga medis.

“Jangan ragu bertanya kepada tenaga kesehatan jika ada hal yang belum dipahami. Mintalah bantuan dalam bentuk brosur, diagram, atau ilustrasi visual untuk memperjelas,” tulis CDC dalam panduan literasi kesehatan.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |