Liputan6.com, Jakarta Azoospermia adalah kondisi ketika pria tidak memiliki sperma dalam air mani. Bagi pasangan suami istri yang tengah mendambakan buah hati hal ini bakal membuat khawatir mengenai peluang untuk memiliki keturunan.
Menurut dokter spesialis andrologi dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, Widya Juwita faktor penyebab pria mengalami azoospermia beragam. Mulai dari kelainan genetik, gangguan hormonal, infeksi atau peradangan di organ reproduksi, efek samping pengobatan, hingga efek samping dari prosedur medis tertentu seperti kemoterapi atau operasi di daerah testis.
Widya menjelaskan azoospermia terdiri dari dua jenis yakni:
1. Azoospermia Obstruktif
Hal ini disebabkan adanya sumbatan pada saluran reproduksi, seperti di epididimis atau vas deferens. Kondisi ini menghalangi sperma keluar.
Pada jenis ini, testis biasanya masih memproduksi sperma normal.
2. Azoospermia Non-obstruktif
Kondisi ini terjadi karena gangguan produksi sperma di testis, bisa akibat kelainan genetik, hormonal, atau masalah testis seperti varikokel.
Pada azoospermia objektif penanganannya bisa melalui pembedahan atau pengambilan sperma langsung dari testis untuk program bayi tabung (IVF/ICSI. Sementara itu, pada azoospermia non-obstruktif penanganannya lebih kompleks dan sering memerlukan terapi hormonal.
Gejala Pria Alami Azoospermia: Tidak Khusus
Pria dengan azoospermia umumnya tidak menunjukkan gejala khusus. Seorang pria baru diketahui kondisi tersebut ketika kesulitan memiliki anak.
Widya mengungkapkan untuk menegakkan diagnosis azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
1. Analisis Sperma yakni pemeriksaan laboratorium untuk melihat untuk mengetahui sperma saat ejakulasi.
2. Tes Hormon, untuk mengevaluasi apakah masalah disebabkan oleh gangguan hormon.
3. USG Skrotum, untuk melihat apakah ada sumbatan di saluran sperma atau kelainan lainnya.
4. Biopsi Testis, sebuah prosedur untuk mengambil sampel jaringan testis dan melihat apakah masih ada produksi sperma.
Upaya Pria Azoospermia agar Bisa Punya Anak
Meskipun sperma tidak ditemukan dalam air mani, bukan berarti pria tersebut tidak bisa memiliki anak.
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan reproduksi semakin membuka peluang bagi pria dengan azoospermia untuk mendapatkan keturunan seperti disampaikan General Manager Medis Bethsaida Hospital, dokter Luxandre.
"Fasilitas Klinik Andrologi memiliki dokter spesialis yang berpengalaman dalam menangani berbagai masalah kesehatan hormonal dan reproduksi pria, termasuk azoospermia. Ada layanan diagnostik terkini, terapi hormonal, hingga prosedur bedah dan teknik reproduksi berbantu untuk membantu pasangan mewujudkan impian memiliki buah hati," tutur Luxandre.
Berikut empat metode yang bisa dilakukan untuk membantu pria dengan azoospermia bisa memiliki buah hati:
1. Pembedahan untuk Mengatasi Penyumbatan
Jika azoospermia disebabkan oleh sumbatan di saluran sperma, prosedur operasi dapat membantu membuka kembali jalur sperma.
2. Aspirasi Sperma (TESA/PESA)
Jika sperma tidak bisa keluar secara alami, dokter dapat mengambil sperma langsung dari testis atau epididimis melalui prosedur medis khusus.
3. Terapi Hormon
Jika penyebabnya adalah gangguan hormon, terapi hormon bisa membantu meningkatkan produksi sperma.
4. Teknik Bayi Tabung (IVF + ICSI)
Jika hanya sedikit sperma yang ditemukan, teknik In Vitro Fertilization (IVF) dengan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) bisa membantu pembuahan secara langsung di laboratorium.