Liputan6.com, Jakarta - Anemia dan darah rendah (hipotensi) sering kali disamakan oleh masyarakat, padahal keduanya adalah kondisi medis yang berbeda. Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, sedangkan darah rendah berkaitan dengan tekanan darah yang lebih rendah dari normal.
Meskipun gejala yang ditimbulkan bisa mirip, penting untuk memahami perbedaan mendasar antara keduanya.
Dokter spesialis patologi klinik dr. Frany Charisma menjelaskan, "Anemia berkaitan dengan jumlah dan kualitas sel darah merah. Kekurangan sel darah merah mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen, sehingga muncul gejala seperti letih, lemah, lesu, dan lunglai."
Sementara itu, darah rendah atau hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri lebih rendah dari angka normal, biasanya di bawah 90/60 mmHg. Kondisi ini dapat menyebabkan darah mengalir dengan kekuatan yang lebih lemah ke organ-organ vital.
Gejala anemia dan darah rendah dapat tumpang tindih, seperti kelelahan dan pusing, sehingga sering kali masyarakat kesulitan untuk membedakannya. Namun, penyebab dan pengobatan untuk kedua kondisi ini sangat berbeda. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang tepat untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan antara anemia dan darah rendah, gejala yang muncul, serta pentingnya pemeriksaan kesehatan untuk menentukan penyebab dari kondisi tersebut. Mari kita mulai dengan memahami lebih dalam mengenai darah rendah dan anemia.
Darah Rendah Belum Tentu Anemia
Darah rendah atau hipotensi sering kali dianggap sama dengan anemia, padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda. Hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah angka normal, sedangkan anemia berkaitan dengan jumlah atau kualitas sel darah merah.
Menurut dr. Andi Khomeini Takdir Haruni dalam talkshow Kementerian Kesehatan, "Darah rendah itu harus didefinisikan dulu. Apakah maksudnya tekanan darah yang rendah—hipotensi, atau memang kadar hemoglobinnya yang rendah karena anemia?"
Penyebab darah rendah bisa bervariasi, mulai dari dehidrasi, kehilangan darah yang signifikan, hingga gangguan jantung. Sementara itu, anemia disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kehilangan darah, atau gangguan produksi sel darah merah. Meskipun keduanya dapat menyebabkan gejala yang mirip, penting untuk melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab yang tepat.
Beberapa gejala darah rendah meliputi:
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Kelelahan
- Napas cepat dan pendek
- Pingsan
Di sisi lain, gejala anemia dapat mencakup:
- Kelelahan
- Kulit pucat
- Sesak napas
- Pusing
- Kuku rapuh
Lemas, Lesu, Bingung: Anemia atau Hipotensi?
Gejala seperti lemas, lesu, dan bingung sering kali dialami oleh penderita anemia maupun darah rendah. Hal ini membuat banyak orang sulit untuk membedakan antara kedua kondisi tersebut.
Dr. Koko menjelaskan bahwa, "Lemes-lesu yang berulang itu salah satu gejala anemia, dan sering kali orang bingung, ini karena darah rendah atau memang sudah anemia?".
Untuk memastikan penyebab dari gejala tersebut, pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh sangat diperlukan. Jika seseorang mengalami tekanan darah rendah tetapi hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar hemoglobin yang normal, maka kemungkinan besar tidak ada anemia. Namun, jika kadar hemoglobin rendah, maka bisa jadi penyebabnya adalah anemia.
Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala yang muncul dan segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan melakukan pemeriksaan, dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.
Pentingnya Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah adalah langkah penting untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau darah rendah.
"Kalau dari hasil laboratorium terlihat sel darahnya kecil, kualitasnya nggak oke, jumlahnya juga kurang, itu memang mengarah ke anemia," jelas dr Koko.
Sebaliknya, jika tekanan darah rendah tetapi hemoglobin normal, umumnya tidak ada gejala signifikan yang dirasakan.
Pemeriksaan darah lengkap dapat memberikan informasi mengenai kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah, serta kualitasnya. Dengan demikian, dokter dapat menentukan apakah seseorang mengalami anemia atau hanya tekanan darah rendah. Penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat kesehatan yang berisiko.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan darah adalah:
- Kadar hemoglobin
- Jumlah sel darah merah
- Kualitas sel darah merah
Dengan informasi ini, dokter dapat memberikan penanganan yang tepat untuk kondisi yang dialami pasien.
Bukan Hanya Sel Darah, Tapi Juga Elektrolit dan Mineral
Selain sel darah merah, tubuh juga memerlukan keseimbangan elektrolit dan mineral untuk berfungsi dengan baik. Ketidakseimbangan dalam komponen ini dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan anemia atau hipotensi.
"Komponen dalam darah itu banyak. Bisa jadi yang terganggu bukan sel darah merahnya, tapi elektrolit atau mineral tertentu yang tidak seimbang," ujar dr Koko.
Elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium berperan penting dalam menjaga tekanan darah dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Jika kadar elektrolit ini tidak seimbang, bisa menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, dan kebingungan. Oleh karena itu, penting untuk memantau keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Selain itu, mineral seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat juga penting untuk produksi sel darah merah. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan anemia, sehingga penting untuk memastikan asupan gizi yang cukup. Pemeriksaan kesehatan yang komprehensif dapat membantu mengidentifikasi masalah ini.
Dengan memahami perbedaan antara anemia dan darah rendah, serta pentingnya pemeriksaan kesehatan, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada terhadap gejala yang muncul dan segera mencari bantuan medis yang diperlukan.