10 Gejala Mabuk Udara dan 3 Fase Penanganannya

5 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Gejala mabuk udara atau airsickness bisa sangat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya. Ada yang hanya merasa sedikit mual, ada pula yang sampai muntah berulang kali sepanjang perjalanan.

Dokter spesialis kedokteran penerbangan RS EMC Cibitung, Andyka Banyu Sutrisno, menjelaskan, tingkat keparahan gejala ini dipengaruhi oleh banyak hal. Seperti jenis dan durasi gerakan (misalnya turbulensi), kondisi fisik anak saat itu, serta seberapa baik tubuhnya bisa beradaptasi.

Beberapa tanda dan gejala yang umum dialami saat mabuk udara dan dapat menjadi perhatian orang tua meliputi:

  1. Mual;
  2. muntah; 
  3. wajah pucat; 
  4. keringat dingin; 
  5. perut terasa tidak nyaman atau sering buang angin; 
  6. sakit kepala; 
  7. gangguan keseimbangan atau rasa oleng; 
  8. air liur berlebihan; 
  9. kondisi lelah yang berlebihan; 
  10. sering menguap meski tidak mengantuk.

“Untuk kondisi mabuk udara, pencegahan dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan terbagi menjadi tiga fase. Yaitu fase sebelum, saat, dan setelah penerbangan,” kata Andyka mengutip laman EMC, Rabu (18/6/2025).

Fase Sebelum Penerbangan (Pencegahan)

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan terkait pencegahan dan tatalaksana mabuk udara pada fase sebelum penerbangan:

  • Pilihlah lokasi duduk di pesawat di area paling stabil yaitu area tengah pesawat, serta pilihlah tempat duduk anak di samping jendela pesawat.
  • Hindari konsumsi makanan tinggi garam, minyak, dan lemak setidaknya sejak tiga jam sebelum penerbangan.
  • Hindari anak melakukan penerbangan dalam kondisi perut kosong.
  • Pastikan anak dalam status hidrasi yang baik.
  • Hindari memberikan obat tidur pada anak, karena dapat berpotensi menyebabkan masalah baru pada anak.
  • Bawalah wewangian atau camilan dengan aroma yang kuat seperti jahe ataupun sitrus.

Tips agar tidak mabuk perjalanan.

Fase Saat Penerbangan (Penatalaksanaan)

Pada fase penerbangan, maka hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi mabuk udara adalah:

  • Konsumsi camilan dengan aroma yang kuat.
  • Hindari anak membaca terlalu lama saat di perjalanan.
  • Perhatikan asupan air mineral selama penerbangan.
  • Mengarahkan ventilasi AC ke arah anak dengan aliran angin yang tidak terlalu kencang.
  • Mintalah dan arahkan anak untuk melihat ke luar pesawat ke arah titik horizon, dengan posisi kepala diam.
  • Berikan distraksi tanpa adanya gerak mata atau kepala, seperti mendengarkan musik.
  • Bantu dan arahkan anak untuk mengatur pernapasannya secara pelan dan dalam.

Fase Setelah Penerbangan (Rehabilitasi)

Fase setelah penerbangan atau fase rehabilitasi penting diperhatikan terutama jika gejala yang dialami anak tidak membaik dalam 24 jam setelah mendarat.

Waspadai pula jika anak terlihat tidak mau makan atau minum, tampak sangat lemas, atau menunjukkan tanda-tanda komplikasi seperti sindroma sopite.

Sindroma ini ditandai dengan sikap apatis, kantuk berlebihan, sulit berkonsentrasi, sering melamun, mudah marah, hingga mengalami gangguan tidur.

“Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, jangan menunda, segera konsultasikan ke dokter spesialis kedokteran penerbangan untuk evaluasi dan penanganan yang tepat,” saran Andyka.

Mengenal Mabuk Udara

Mabuk udara, atau yang dikenal juga sebagai airsickness,adalah salah satu bentuk dari mabuk perjalanan (motion sickness) yang cukup sering terjadi, terutama saat bepergian dengan pesawat.

Kondisi ini muncul akibat respons tubuh yang “kebingungan” menghadapi gerakan yang tidak biasa, yang menyebabkan otak menerima sinyal yang bertentangan dari mata, telinga bagian dalam, dan tubuh, sehingga memicu reaksi seperti mual, pusing, hingga muntah.

Meskipun bukan kondisi berbahaya, mabuk udara bisa sangat mengganggu kenyamanan penumpang, khususnya anak-anak, dan bisa membuat perjalanan terasa jauh lebih melelahkan dari seharusnya.

Selain menangani pada fase setelah penerbangan, berkonsultasi dengan spesialis kedokteran penerbangan juga disarankan sebelum melakukan penerbangan. Terutama apabila anak memiliki riwayat mabuk udara dengan gejala yang hebat. Atau sudah melakukan tips di atas tapi tidak ada perubahan, maupun pada anak-anak yang memiliki riwayat kondisi medis tertentu.

“Dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan serta penanganan yang tepat, mabuk udara pada anak bukan lagi hal yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Liburan keluarga tetap bisa dinikmati tanpa gangguan berarti, asalkan orangtua sigap dan cermat dalam mengenali gejala serta memberikan penanganan yang sesuai,” pungkas Andyka.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |