Hari Keluarga Internasional 15 Mei 2025, Dorong Kebijakan yang Berpihak pada Keluarga

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 15 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Keluarga Internasional. Peringatan ini diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1994 untuk menekankan pentingnya peran keluarga dalam pembangunan masyarakat global.

Tema Hari Keluarga Internasional 2025 adalah "Kebijakan Berorientasi Keluarga untuk Pembangunan Berkelanjutan: Menuju KTT Dunia Kedua untuk Pembangunan Sosial 2025", sebuah fokus yang sangat relevan dengan tantangan pembangunan saat ini.

Peringatan pada 15 Mei ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya keluarga sebagai unit dasar masyarakat. Berbagai isu yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga, seperti kemiskinan, ketimpangan akses pendidikan, dan tekanan ekonomi, menjadi sorotan utama. PBB mendorong semua negara untuk mengimplementasikan kebijakan yang mendukung dan memperkuat peran keluarga dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Tema "Kebijakan Berorientasi Keluarga" tahun ini dipilih sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan KTT Dunia Kedua untuk Pembangunan Sosial pada November 2025. PBB berharap peringatan ini dapat mendorong negara-negara untuk mengintegrasikan kebijakan yang berfokus pada keluarga dalam rencana pembangunan nasional mereka. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan keluarga di seluruh dunia.

Sejarah Hari Keluarga Internasional

Gagasan untuk memperingati Hari Keluarga Internasional muncul dari keprihatinan PBB terhadap isu-isu yang berkaitan dengan keluarga pada tahun 1980-an. Dewan Ekonomi dan Sosial PBB kemudian merekomendasikan peningkatan kesadaran tentang masalah dan kebutuhan keluarga. Hal ini berujung pada serangkaian resolusi yang akhirnya mengarah pada penetapan Hari Keluarga Internasional.

Pada tahun 1993, Majelis Umum PBB secara resmi menetapkan tanggal 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional melalui Resolusi A/RES/47/237. Peringatan pertama kali diadakan pada tahun 1994, bertepatan dengan Tahun Internasional Keluarga. Sejak saat itu, Hari Keluarga Internasional dirayakan setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran global tentang peran penting keluarga, mengutip laman resmi PBB. 

Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu yang memengaruhi keluarga dan mendorong tindakan yang mendukung kesejahteraan keluarga di seluruh dunia. PBB mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung keluarga agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Tema Hari Keluarga Internasional 2025: Kebijakan Berorientasi Keluarga

Tema Hari Keluarga Internasional 2025, "Kebijakan Berorientasi Keluarga untuk Pembangunan Berkelanjutan", menekankan pentingnya integrasi kebijakan yang berfokus pada keluarga dalam agenda pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan persiapan menuju KTT Dunia Kedua untuk Pembangunan Sosial yang akan diselenggarakan pada November 2025.

Peringatan tahun ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya fokus kebijakan keluarga dalam KTT mendatang. Selain itu, peringatan ini juga akan menyajikan analisis kebijakan keluarga dan isu-isu terkait dalam Tinjauan Sukarela Nasional 2020–2024. PBB juga akan meninjau inisiatif utama yang dilakukan sebagai bagian dari persiapan dan peringatan ulang tahun ke-30 Tahun Internasional Keluarga (IYF+30).

Tujuan lainnya adalah untuk menyajikan praktik terbaik dalam pembuatan kebijakan keluarga di tingkat regional dan nasional. Terakhir, peringatan ini bertujuan untuk merekomendasikan kebijakan berorientasi keluarga untuk implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta sinergi antara kebijakan dan upaya nyata dalam mendukung keluarga.

Pentingnya Peran Keluarga dalam Pembangunan Berkelanjutan

Keluarga merupakan unit sosial dasar yang memainkan peran krusial dalam pembangunan berkelanjutan. Keluarga yang sehat dan kuat berkontribusi pada stabilitas sosial, ekonomi, dan lingkungan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mendukung cenderung memiliki peluang yang lebih baik untuk berkembang dan berkontribusi pada masyarakat.

Keluarga juga berperan penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Keluarga yang sehat dan sejahtera berkontribusi pada pengurangan kemiskinan, peningkatan kesehatan, dan pendidikan yang berkualitas. Mereka juga berperan dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mendukung dan memperkuat keluarga melalui kebijakan yang tepat. Kebijakan yang berorientasi pada keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga di berbagai konteks sosial dan ekonomi.

Implementasi Kebijakan Berorientasi Keluarga

Implementasi kebijakan berorientasi keluarga membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi. Hal ini meliputi berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan perlindungan sosial. Kebijakan harus dirancang dengan mempertimbangkan keragaman keluarga dan konteks budaya yang berbeda.

Beberapa contoh kebijakan berorientasi keluarga yang dapat diimplementasikan antara lain: program perlindungan anak, akses yang mudah terhadap layanan kesehatan reproduksi, program pendidikan untuk orang tua, dan dukungan ekonomi bagi keluarga miskin. Program-program ini harus dirancang dengan partisipasi aktif dari keluarga dan masyarakat.

Evaluasi dan monitoring yang berkelanjutan juga sangat penting untuk memastikan efektivitas kebijakan berorientasi keluarga. Umpan balik dari keluarga dan masyarakat sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan program-program yang ada. Dengan demikian, kebijakan yang tepat akan dapat membantu keluarga untuk tumbuh dan berkembang.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |