Studi Terbaru: Efek Kurangi Karbohidrat Sama seperti Intermittent Fasting untuk Bakar Lemak

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Mengurangi karbohidrat bisa menjadi alternatif efektif untuk membakar lemak, mirip dengan intermittent fasting atau puasa berkala, tanpa harus mengurangi kalori secara drastis.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition menunjukkan bahwa mengurangi karbohidrat beberapa kali seminggu dapat memberikan manfaat metabolik yang serupa dengan puasa.

Apakah Karbohidrat Rendah Benar-Benar Membakar Lemak?

Penelitian yang melibatkan 12 peserta berusia 20 hingga 65 tahun dengan obesitas atau kelebihan berat badan menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat mendorong tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Hasil studi ini mengungkap bahwa peserta yang mengikuti diet rendah karbohidrat mengalami penurunan kadar trigliserida dan pembakaran lemak yang lebih efisien, seperti dikutip dari Verywell Health pada Rabu, 14 Mei 2025.

Salah satu penulis studi ini sekaligus Profesor Nutrisi di University of Surrey, Inggris, Adam Collins, PhD, menjelaskan,"Memotong asupan karbohidrat secara berkala bisa menjadi bentuk puasa metabolik yang lebih mudah diterapkan dan memberikan manfaat, bukan hanya bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan."

Bagaimana Prosesnya?

Saat tubuh kekurangan karbohidrat, ia akan beralih membakar lemak sebagai sumber energi, bukan glukosa.

Proses ini berpotensi membantu penurunan berat badan, serta mengontrol kadar gula darah dan insulin.

Dalam studi ini, peserta mengonsumsi 50 gram karbohidrat per hari selama dua hari, yang cukup rendah untuk memicu kondisi ketosis, di mana tubuh mulai menggunakan lemak untuk energi.

Namun, Ahli Gizi Klinis dari Cedars-Sinai Center for Weight Management and Metabolic Health, Albert Abayev, RD, menjelaskan,"Diet dengan asupan karbohidrat hanya 50 gram per hari bisa menyebabkan kekurangan nutrisi dan sulit dipertahankan dalam jangka panjang."

Efek Jangka Panjang Masih Perlu Penelitian Lanjut

Meskipun studi ini menunjukkan hasil positif dalam pembakaran lemak, peneliti menekankan bahwa ini adalah penelitian kecil dengan durasi yang singkat.

Ahli Endokrinologi dari NYU Langone Health, Joanne Bruno, MD, PhD, mengatakan, sulit untuk memastikan apakah efek ini akan bertahan jika dilakukan dalam waktu yang lebih lama.

Meskipun demikian, pengurangan karbohidrat sekali atau dua kali seminggu tampaknya lebih mudah diterapkan daripada pembatasan kalori terus-menerus.

"Diet yang melibatkan banyak kelompok makanan, terutama makanan utuh berbasis nabati, cenderung lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang," katanya.

Dengan demikian, mengurangi karbohidrat secara berkala bisa menjadi alternatif menarik untuk membantu pembakaran lemak tanpa harus mengurangi kalori secara ekstrem.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |