Indonesia Perlu Meniru AS: Vaksin COVID-19 Tersedia di Banyak Apotek Meski Kasus Landai!

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia saat ini menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan, serupa dengan kondisi di Amerika Serikat (AS). Namun, pandemi belum sepenuhnya selesai. 

Karena itu, menjaga ketersediaan vaksin COVID-19 yang mudah diakses oleh masyarakat tetap sangat penting. Langkah ini menjadi kunci agar imun masyarakat tetap terjaga dan mencegah lonjakan kasus baru di masa depan. 

Menurut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Indonesia dapat belajar dari pengalaman AS yang meski sudah mengalami penurunan kasus signifikan, tetap menjaga akses vaksin COVID-19 mudah dijangkau masyarakat. 

"Di AS, meskipun kasus COVID-19 sudah menurun, vaksinasi tetap tersedia secara luas di banyak apotek, seperti di toko farmasi CVS yang menyediakan pojok vaksinasi COVID-19. Ini menjadi contoh bagaimana vaksinasi tidak berhenti walaupun epidemi sudah landai," kata Prof. Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Rabu, 21 Mei 2025. 

Surveilans dan Vaksinasi: Pilar Pengendalian COVID-19 

Peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand mengingatkan bahwa virus ini masih ada dan terus bermutasi. 

Surveilans epidemiologik dan genomik yang ketat diperlukan untuk mendeteksi dini potensi lonjakan kasus maupun varian baru yang berisiko lebih tinggi. 

Prof. Tjandra, menambahkan,"Kasus COVID-19 memang masih ada di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pola variasi epidemiologik harus terus dipantau, bukan hanya jumlah kasus dan kematian, tapi juga perubahan genomik virus."

Contohnya, di Singapura varian lama seperti JN.1 dan turunannya masih dominan, sementara di Thailand ditemukan varian rekombinan baru XEC yang memiliki tingkat penularan lebih tinggi. 

Ini menjadi alasan kuat bagi Indonesia untuk meningkatkan sistem pelaporan dan pemantauan kasus secara real time, sebagaimana yang diterapkan Malaysia lewat "Prevention and Control of Infectious Diseases Act 1988 [Act 342]."

Vaksinasi Mudah Diakses Jadi Kunci 

Masyarakat Indonesia disarankan untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19, minimal sekali dalam setahun setelah vaksinasi sebelumnya. 

Penyebaran vaksin secara luas, terutama di fasilitas yang mudah diakses seperti apotek dan klinik, sangat penting untuk mempertahankan kekebalan kelompok (herd immunity). 

"Vaksinasi tidak boleh berhenti hanya karena kasus menurun. Pemerintah harus memfasilitasi vaksinasi yang mudah dan cepat di berbagai titik layanan kesehatan," ujar Prof. Tjandra. 

Indonesia dapat mencontoh model distribusi vaksin di AS yang memanfaatkan apotek besar dan jaringan farmasi untuk menyediakan vaksinasi COVID-19 secara terbuka, tanpa harus menunggu gelombang baru. 

Pendekatan ini membantu menjaga tingkat vaksinasi tetap tinggi dan mengantisipasi potensi lonjakan kasus. 

Tidak Perlu Pembatasan Ketat tapi Waspada Tetap Diperlukan

Meski ada peningkatan kasus di negara tetangga, pemerintah Indonesia belum perlu memberlakukan pembatasan ketat pada perjalanan masuk atau keluar negeri. 

Namun, kewaspadaan tinggi tetap harus dijaga dengan memperkuat kerja sama regional seperti ASEAN dan WHO dalam memantau perkembangan epidemi. 

Prof. Tjandra menekankan,"Yang perlu dilakukan adalah memperkuat survailan epidemiologik dan genomik serta memantau pola perubahan kasus di negara tetangga secara ketat. Pembatasan perjalanan saat ini belum diperlukan, tapi kewaspadaan harus tetap dijaga."

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |