Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 30 ribu kasus baru kanker paru terdiagnosis setiap tahunnya di Indonesia. Sayangnya, sebagian besar kasus ditemukan dalam stadium lanjut.
Hal ini membuat kanker paru menjadi penyebab kematian akibat kanker nomor satu di Indonesia.Guna menekan angka kematian dan meningkatkan peluang kesembuhan, Perhimpunan Onkologi Toraks Indonesia (POTI) menekankan pentingnya skrining untuk mendeteksi kanker paru pada tahap awal.
"Skrining kanker paru dapat membantu mendeteksi kanker paru pada tahap awal, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih efektif dan meningkatkan prognosis yang lebih baik," kata Ketua POTI, dokter Andika Chandra Putra, Ph.D, Sp.P(K) dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) “Menuju Penanganan Kanker Paru yang Lebih Baik di Indonesia” pada 17 – 18 Mei 2025 di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, POTI juga mengatakan bahwa upaya penanganan kanker paru harus komprehensif dan multidisiplin. Perlu kolaborasi pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam memerangi kanker paru di Indonesia.
"Karenanya kami berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kanker paru, serta meningkatkan kualitas penanganan kanker paru di Indonesia," kata Andika dalam pernyataan tertulis.
Bahas Terapi Terbaru Kanker Baru
Dalam rapat kerja yang dihadiri pengurus dan anggota POTI dibahas juga tentang perkembangan terbaru dalam penanganan kanker paru. Termasuk diantaranya terapi target dan imunoterapi.
"Kami berharap bahwa dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, kita dapat meningkatkan kualitas penanganan kanker paru di Indonesia dan mengurangi angka kematian akibat kanker paru," kata Andika.
Tentang Kanker Paru
Kanker paru biasanya dimulai di lapisan sel, bronkus, dan bagian paru-paru seperti bronkiolus atau alveoli. Sel-sel kanker paru-paru membelah tak terkendali, menyebabkan tumor yang tumbuh di dalam paru-paru dan pleura (selaput) yang mengelilingi paru-paru. Tumor ini dapat bermetastasis (menyebar) ke bagian tubuh lainnya.
Umumnya orang didiagnosis mengidap kanker paru saat usianya di atas 65. Dan usia 70 merupakan usia rata-rata ditegakkannya diagnosis kanker paru.
Faktor Risiko Kanker Paru
Faktor risiko dari kanker paru adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit tersebut. Diantaranya:
- Rokok, cerutu, dan rokok pipa
- Asap rokok
- Riwayat keluarga (genetik)
- Penyakit paru-paru
- Infeksi HIV
- Faktor risiko lingkungan dan pekerjaan (polusi udara, radiasi, asbes, knalpot diesel, dan beberapa bentuk silika dan kromium)