Menkes Budi Gunadi Pimpin Pertemuan di WHO Jenewa, Dorong Akselerasi Vaksin TBC Global

3 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Indonesai kembali menunjukkan kepemimpinan di panggung dunia. Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin memimpin The The Third High-Level Meeting of the TB Vaccine Accelerator Council (TB VAC) yang digelar di kantor pusat WHO, Jenewa, Swiss. Didampingi Co-Chair Dr. Mariângela Simão, Sekretaris Bidang Pengawasan Kesehatan dan Lingkungan Brasil, pertemuan ini menjadi momen krusial dalam mengevaluasi kemajuan global dan memperkuat strategi pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC).

Pertemuan tingkat tinggi ini dihadiri oleh para pemimpin dan pejabat dari berbagai negara dan organisasi dunia, termasuk Menteri Kesehatan dari Afrika Selatan, Filipina, dan Vietnam, serta perwakilan dari lembaga-lembaga kunci seperti WHO, Stop TB Partnership, Gavi, Global Fund, UNITAID, Wellcome Trust, EIB, Gates Foundation, dan Bank Dunia.

Komitmen Global untuk Akselerasi Vaksin TB

TB VAC sendiri merupakan forum kolaboratif yang dibentuk pada Sidang Umum PBB ke-78 tahun 2023. Tujuannya jelas: mempercepat pengembangan vaksin TBC sebagai langkah penting dalam mengakhiri epidemi global ini. Saat ini, ada 15 kandidat vaksin yang sedang dikembangkan, dengan enam di antaranya telah memasuki fase 3 uji klinis. Ini merupakan pencapaian yang menjanjikan, namun tantangannya masih besar, terutama dalam hal kesiapan sistem kesehatan dan ketersediaan pendanaan.

Dalam sambutannya, Menkes Budi menyampaikan bahwa Indonesia mengambil peran aktif dalam upaya global ini, termasuk dalam bidang riset dan pengembangan vaksin.

“Indonesia sudah terlibat dalam uji klinis vaksin TBC bersama Gates Foundation dan GSK, dengan lebih dari 2.000 peserta dari Indonesia,” ungkap Budi, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan. 

Tak berhenti di situ, Indonesia juga sedang mempersiapkan uji klinis vaksin  bersama perusahaan CanSino dan PT Etana, serta mengembangkan benih vaksin protein rekombinan melalui kolaborasi Lipotek dan PT Biofarma.

Strategi Fleksibel dan Kontekstual

Dalam forum tersebut, Menkes RI menekankan pentingnya pendekatan yang disesuaikan dengan konteks masing-masing negara. Menurutnya, strategi vaksinasi tidak bisa bersifat satu ukuran untuk semua.

“Ada negara yang fokus pada vaksin, tapi ada juga yang lebih membutuhkan peningkatan diagnostik atau pengobatan. Maka strategi harus fleksibel dan kontekstual,” ujarnya.

Pesan ini menjadi penting, mengingat tantangan TBC berbeda-beda di tiap wilayah, dari kemampuan deteksi dini, kapasitas pengobatan, hingga kesiapan menerima dan mendistribusikan vaksin.

Salah satu pembahasan penting dalam pertemuan ini adalah soal pendanaan. Negara-negara berpendapatan menengah seperti Indonesia kerap berada di posisi sulit—dianggap tak cukup miskin untuk mendapat hibah penuh, tapi juga belum cukup kuat untuk membiayai sendiri. Untuk itu, dibahas opsi pembiayaan campuran sebagai solusi.

Pertemuan ini juga membahas pentingnya integrasi vaksin TBC ke dalam sistem kesehatan nasional dan upaya mencapai cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC). Artinya, vaksin TBC tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus menjadi bagian dari layanan kesehatan yang lebih luas dan berkelanjutan.

Mengarah ke Aksi Konkret di G20 2025

Sebagai tindak lanjut konkret, TB VAC merencanakan High-Level Meeting on TB Vaccine Financing & Access yang akan digelar di sela-sela KTT G20 pada November 2025 mendatang di Afrika Selatan. Pertemuan ini diharapkan menjadi titik balik dukungan politik dan pendanaan untuk vaksin TBC di level global.

“Kita Tidak Bisa Menunggu”

Menkes RI menutup pertemuan ini dengan pesan kuat yang menggambarkan urgensi dari kolaborasi global dalam menghadapi TBC.

“Kita tidak bisa menunggu. Kita harus bergerak cepat, bersama, dan berani untuk mengakhiri TBC melalui inovasi vaksin,” tegasnya.

Pesan tersebut menjadi pengingat bahwa upaya memberantas TBC bukan hanya soal inovasi teknologi, tapi juga tentang komitmen kolektif dari seluruh negara dan mitra global. Dengan kepemimpinan yang kuat dan kolaborasi lintas sektor, harapan untuk dunia bebas TBC bukanlah mimpi yang terlalu jauh.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |