Penting untuk Kesehatan Mental Lansia, Jangan Biarkan Orang Tua Sendiri

2 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki usia senja, tak sedikit orang tua yang mulai mengalami penurunan fisik. Namun yang sering luput dari perhatian adalah kesehatan mental para lansia. Padahal, kesehatan mental memiliki peran besar dalam kualitas hidup mereka.

“Banyak sekali kejadian yang tidak dipersiapkan dengan matang, kemudian jatuh kepada depresi,” ujar Dr. dr. Ni Ketut Rai Purnami, Sp.PD, K-Ger, FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri dari RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, dalam talkshow Tetap Lincah di Usia Senja, dikutip Kamis (29/5)

Ia menekankan bahwa penyakit mental pada lansia tidak semata-mata muncul karena proses penuaan.

“Bagaimana lingkungan memperlakukan juga sangat akan mempengaruhi,” katanya.

Artinya, dukungan dari orang sekitar sangat menentukan apakah lansia bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia, atau justru terjebak dalam kesepian dan stres yang berujung depresi.

Teman Sebaya, Obat Sederhana untuk Jiwa

Salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan mental lansia adalah memastikan mereka tetap merasa diterima dan terhubung dengan orang lain. “Yang pertama adalah bagaimana cara kita membuat beliau tetap aktif, tetapi tetap mendapatkan feeling bahwa beliau diterima,” jelas dr. Rai.

Ia menyarankan agar lansia dilibatkan dalam komunitas yang sesuai dengan usianya. “Orang-orang lansia itu sangat membantu. Mereka bisa bertukar pikiran, bertukar masalah, bertukar solusi. Itu sangat merefresh,” katanya.

Aktivitas seperti ini, jika dilakukan rutin setidaknya tiga kali seminggu, bisa menjadi semacam “vitamin” untuk jiwa para lansia.

“Perasaan tidak sendiri itu, loh. Itu yang penting untuk kita,” lanjutnya. Apalagi bagi mereka yang sudah menduda atau menjanda, keberadaan support system menjadi mutlak.

Nutrisi yang Tepat untuk Jiwa dan Raga

Selain dari sisi emosional, dr. Rai juga menyoroti pentingnya pola makan yang baik untuk mendukung kebugaran lansia. Ia mengacu pada piramida WHO yang menyarankan asupan seimbang dari air putih, serat, lemak sehat seperti omega-3, protein, karbohidrat, hingga vitamin dan mineral.

Namun, kebutuhan ini tentu harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing lansia.

“Beberapa lansia yang sudah punya penyakit seperti ginjal, hipertensi, atau diabetes, ini jangan dilupakan. Makanan tinggi gula dan tinggi garam harus dihindari,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa lansia cenderung mengalami penurunan fungsi pengecap. Tak jarang mereka merasa makanan yang disajikan hambar, padahal sebenarnya sudah cukup asin atau manis. Di sinilah peran keluarga untuk memberi pengertian dengan sabar.

“Pelan-pelan harus dimotivasi: ini sebenarnya sudah cukup untuk umurnya, keyang, atau kakek, nenek,” katanya.

Menyiapkan Masa Tua Sejak Muda

Tak kalah penting, menurut dr. Rai, adalah mempersiapkan diri sejak dini untuk menjalani usia lanjut dengan sehat dan produktif.

“Karena masa lanjut usia itu adalah masa yang pasti akan kita capai. Kita berharapnya umur panjang, sehat, kan?” ujarnya.

Ia menyarankan agar kita mulai membangun kebiasaan baik sejak muda. Misalnya, lebih banyak berjalan kaki ketimbang menggunakan kendaraan atau lift untuk jarak dekat.

“Kebiasaan yang kita lakukan dari muda akan sangat mensupport metabolisme jangka panjang,” tegasnya.

Gaya hidup sehat sejak dini juga mencakup pola makan yang baik dan menjauhi makanan ultra-proses.

“Kalau ada waktu, yaudah masak yang segar. Itu yang paling penting,” tambahnya.

Menjadi Lansia yang Bahagia Bukan Sekadar Impian

Kesehatan mental lansia bukan hanya urusan pribadi, tapi tanggung jawab kolektif. Keluarga, komunitas, hingga kebijakan publik harus bersama-sama menciptakan ruang yang ramah dan penuh cinta bagi para lanjut usia.

Karena pada akhirnya, menjadi tua yang bahagia bukan sekadar impian—tapi sesuatu yang bisa diraih, jika dipersiapkan dan didampingi dengan kasih sayang.

Foto Pilihan

Tim Gates Foundation yang diwakili Senior CMC Advisor Vaccine Development Rayasam Prasad mendapat penjelasan dari seorang staf saat meninjau Laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Helath | Pilkada |