Liputan6.com, Jakarta Kandidat vaksin vaksin tuberkulosis M72/AS01E kini sudah sampai di uji klinik fase 3. Butuh waktu puluhan tahun untuk mencapai fase ini lantaran pengembangan vaksin sudah dimulai dari tahun 2000-an yang melibatkan peneliti terbaik di bidangnya.
Peneliti utama nasional vaksin TBC M72, Profesor Erlina Burhan mengungkapkan bahwa proses dari awal hingga fase saat ini dilakukan dengan sangat ketat dan hati-hati.
"Mulai dari diuji di laboratorium, dicoba pada hewan, hingga akhirnya diuji pada manusia. Prosesnya ketat dan hati-hati, supaya benar-benar aman dan efektif," kata Erlina Burhan dalam thread di akun X pribadinya.
Lebih lanjut, Erlina menjelaskan tentang uji klinis vaksin tersebut. Dimulai dari:
- Pengujian pada hewan untuk memastikan keamanan.
- Setelah itu, diuji pada manusia sehat dalam kelompok kecil.
- Lalu, diperluas ke kelompok lebih besar.
- Sampai akhirnya diuji pada ribuan orang di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Dengan gamblang Erlina pun mengatakan bahwa kandidat vaksin yang disuntikkan ke 20 ribuan partisipan, termasuk 2.095 dari Indonesia, ini aman.
"Jawabannya adalah ya (aman). Vaksin M72 sudah melalui berbagai uji keamanan dan efektivitas. Kalau terjadi masalah, pemerintah dan tim riset nasional punya hak penuh untuk menghentikan uji coba kapan saja. Artinya, kendali ada di tangan kita sendiri," kata Erlina.
Keterlibatan dalam Uji Klinik: Indonesia Bukan Cuma Penonton tapi Pemeran Utama
Erlina juga menyampaikan soal alasan Indonesia terlibat dalam uji klinik kandidat vaksin ini. Keterlibatan Indonesia dalam pengembangan vaksin ini menunjukkan peran penting dalam penelitian global untuk melawan tuberkulosis.
"Kita bukan cuma penonton, tapi pemeran utama," kata Erlina.
Sebagai dokter spesialis paru konsultan, Erlina paham betul tentang beban tuberkulosis yang tinggi di Indonesia. Indonesia peringkat dua kasus tuberkulosis terbanyak di dunia dengan angka kematian 150 ribu kasus pada 2022.
Maka dari itu, keterlibatan Indonesia dalam pengembangan vaksin TBC M72 bukan cuma ikut-ikutan.
"Beban TB di sini tinggi, dan kita punya banyak ilmuwan serta infrastruktur kesehatan yang siap mendukung penelitian ini. Ini bukan sekadar ikut-ikutan, tapi kolaborasi global. Indonesia jadi bagian penting dari tim riset internasional," jelasnya.
Mengenal Vaksin M72
Vaksin M72/AS01E adalah vaksin yang dikembangkan oleh GSK (GlaxoSmithKline) dan Aeras dengan dukungan Bill & Melinda Gates Foundation serta Wellcome Trust.
Erlina mengatakan kandidat vaksin ini telah dikembangkan sejak awal 2000-an. Pada uji klinik 2b memperlihatkan hasil menjanjikan. Dimana menunjukkan perlindungan sekitar 50 persen selama tiga tahun pada orang dewasa.
"Efikasi vaksin M72 pada fase 2 diketahui sebesar 50 persen, ini sudah memenuhi syarat vaksin dan mampu mencegah TB paru hingga tiga tahun," kata Erlina.
Setelah uji klinik 2b, pada Maret 2024 vaksin TBC m72 lanjut ke uji klinik fase 3. Uji coba ini berlangsung di lima negara yakni Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi dengan melibatkan 20.000 subjek.
Diprediksi Uji Klinik Vaksin TBC M72 Rampung pada 2028
Erlina menyampaikan, vaksin M72 diperkirakan rampung pada akhir 2028.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lucia Rizka Andalusia berharap vaksin ini mulai diberikan kepada masyarakat pada 2029.
“Harapannya vaksin ini selesai 2028 dan 2029 mulai roll out vaksinasi TB di masyarakat,” kata Rizka.