Liputan6.com, Jakarta - Vaksin tuberkulosis M72 tengah dalam masa uji klinis fase tiga yang dilakukan di Indonesia.
Vaksin TBC atau TB baru ini ditargetkan rampung pada 2028 dan siap pakai di 2029. Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin, berencana memasukkan vaksin ini dalam program nasional.
“Nanti rencana kita, karena ini kan (penyakit menular penyebab) meninggal paling banyak jika dibandingkan malaria, dengue, dan penyakit menular lain. Ini (TB) penyakit pembunuh paling banyak. Ini nanti (vaksinasinya) kita masukkan program, cuman itu nanti, setelah jadi vaksinnya 2028,” ujar Budi usai peluncuran nasional gerakan bersama penguatan desa dan kelurahan siaga tuberkulosis, di Jakarta Timur pada Jumat (9/5/2025) pagi.
Rencana vaksin TBC gratis bagi masyarakat juga telah disampaikan Direktur Penyakit Menular Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Ina Agustina Isturini.
“Ini salah satu komitmen dari pimpinan saat ini, bahwa vaksin TB ini akan masuk ke dalam program pemerintah karena kita serius ingin melakukan eliminasi TB tahun 2030 dan mencapai target nasional maupun global,” kata Ina dalam temu media secara daring pada Maret 2025.
“Dan kalau masuk program pemerintah otomatis gratis ya,” tambahnya saat itu.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Lucia Rizka Andalusia berharap vaksin ini dapat mulai diberikan kepada masyarakat pada 2029.
“Harapannya vaksin ini selesai 2028 dan 2029 mulai roll out vaksinasi TB di masyarakat,” kata Rizka.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat terdapat peningkatan kasus tuberkulosis atau TBC pada 2023. Pad 2022 capai 724 ribu kasus TBC, lalu meningkat menjadi 809 ribu kasus pada 2023. Di kota Bekasi, ada 11 ribu lebih warga ya...
Kata Peneliti Utama Nasional Vaksin M72 Soal Rencana Kemenkes
Mendengar kabar vaksin TBC bakal gratis, peneliti utama nasional vaksin tuberkulosis, Prof. Erlina Burhan, mengaku senang.
“Terima kasih, kita jadi senang nih dengarnya. Ya kalau saya sebagai peneliti, praktisi dan klinisi, saya mengharapkan bahwa vaksin M72 ini masuk ke program pemerintah dan tentu saja kalau program pemerintah dia akan gratis. Jadi, bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujar Erlina dalam temu media secara daring pada Maret 2025.
Erlina juga mengingatkan agar pemerintah dan semua pihak mempersiapkan dengan matang tentang pengadaan vaksin TB.
“Pengadaannya kalau bisa sih di dalam negeri ya jadi local production supaya harganya murah, jangan impor. Kami juga berharap masyarakat tidak anti tapi mengerti bahwa vaksin ini penting,” jelas Erlina.
Upayakan Vaksin M72 Produksi di Dalam Negeri
Terkait harapan Erlina soal produksi vaksin M72 di dalam negeri, hal ini sudah dibahas oleh Budi.
Menurutnya, terpilihnya Indonesia sebagai lokasi uji klinis fase 3 vaksin M72 dapat mempermudah RI untuk produksi vaksin di dalam negeri.
“Sekarang Indonesia menjadi tempat clinical trial tiga. Sudah jalan, 2000-an lebih sudah disuntikkan. Itu dilakukan oleh peneliti-peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad),” kata Budi.
“Kenapa Indonesia ingin berpartisipasi? Karena di Indonesia pasien TB banyak yang meninggal. Keuntungan Indonesia ikut pengembangan vaksin adalah kita bisa mendapatkan prioritas untuk memproduksi vaksin tersebut (di dalam negeri).”
Budi Pastikan Uji Coba Vaksin M72 Aman bagi Relawan
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa uji coba vaksin TBC M72 kepada relawan sudah dimulai sejak November 2024. Dan sejak saat itu, belum ada laporan terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping yang serius.
“Yang saya tahu, sampai sekarang tidak ada efek samping yang berbahaya sampai mesti dirawat karena sudah dites sama peneliti yang bersangkutan,” kata Budi Gunadi Sadikin kepada Health Liputan6.com.
Budi menegaskan, para relawan uji coba vaksin TBC M72 bukanlah kelinci percobaan.
“Supaya mengedukasi masyarakat, ini bukan kayak kelinci percobaan,” tegasnya.
Budi juga menyampaikan kepada masyarakat agar tidak khawatir dengan uji klinik pada manusia. Pasalnya, uji vaksin telah melalui fase uji 1 dan 2. Dalam uji klinis fase pertama dan kedua, ditentukan apakah sebuah vaksin aman atau tidak. Maka di uji klinis fase 3, vaksin dipastikan aman.
“Sekarang di uji klinis fase tiga itu dicek efektivitasnya, dari 100 yang diobatin (disuntik), yang sembuh atau yang tidak tertular berapa persen. Jadi ini secara scientific vaksinnya sudah terbukti aman.”
Jika terjadi efek samping, sambungnya, maka akan ditangani saat itu juga. Dan sejauh ini belum ada laporan bahwa relawan vaksin TBC mengalami masalah kesehatan usai uji coba.