Sungkem, Tradisi Lebaran yang Sarat Makna di Balik Permintaan Maaf

2 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Tradisi Lebaran di Indonesia khususnya Jawa adalah sungkeman. Sungkem, berarti membungkuk hormat, dipadukan dengan nilai keagamaan Islam, yaitu saling meminta maaf (nyuwun ngapura) dan memohon doa restu.

Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun, mempererat silaturahmi keluarga dan mengajarkan nilai-nilai luhur.

Sungkeman lebih dari sekadar membungkuk dan meminta maaf. Gerakan sungkem melambangkan kerendahan hati dan rasa hormat yang mendalam. Anak-anak menunjukkan bakti kepada orang tua, memohon ampun atas segala kesalahan, dan memohon doa restu untuk masa depan. Hal ini memperkuat ikatan keluarga dan menanamkan nilai-nilai moral yang penting.

Tradisi ini juga mengajarkan pentingnya menghargai orang yang lebih tua dan bijak. Anak-anak atau orang yang lebih muda belajar untuk rendah hati dan mengakui kesalahan mereka. Sungkeman menjadi momen refleksi diri dan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga.

Asal-Usul Tradisi Sungkeman

Tradisi sungkeman dipercaya telah ada sejak masa Mangkunegara I pada abad ke-18. Beliau memperkenalkan tradisi ini sebagai cara efisien untuk meminta maaf secara bersamaan kepada raja dan permaisuri setelah sholat Idul Fitri. Praktik ini kemudian diadopsi oleh organisasi-organisasi Islam dan menyebar luas di masyarakat.

Meskipun awalnya mungkin bermula di lingkungan Keraton, sungkeman kini menjadi tradisi yang dipraktikkan di seluruh lapisan masyarakat terutama di Jawa dan keturunannya. 

Promosi 1

Apa yang Disampaikan Saat Sungkeman?

Saat sungkeman di Hari Lebaran, biasanya yang disampaikan adalah ungkapan permohonan maaf, doa, dan harapan baik. Berikut beberapa contoh:

1. Permohonan Maaf

"Ayah, Ibu, mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Semoga Allah selalu memberkahi Ayah dan Ibu."

"Mohon maaf jika selama ini banyak khilaf dan kesalahan. Semoga di hari yang suci ini kita semua mendapat keberkahan."

2. Ungkapan Terima Kasih dan Doa

"Terima kasih atas semua kasih sayang dan bimbingannya selama ini. Semoga Ayah dan Ibu selalu diberi kesehatan dan umur panjang."

Pandangan Islam Terhadap Sungkeman

Ustadz M Mubasysyarum Bih mengatakan dalam Islam, asal sungkeman sama sekali tidak bertentangan dengan syariat. Sebab posisi jongkok sambil cium tangan merupakan ekspresi memuliakan orang yang lebih tua.

"Syariat tidak melarang mengagungkan manusia selama tidak dilakukan dengan gerakan yang menyerupai bentuk takzim kepada Allah, seperti sujud dan ruku'," tulisnya dikutip NU Online.

Ustadz Mubasysyarum Bih kemudian mengutip pandangan Imam Al-Nawawi dalam Kitab Raudlah al-Thalibin yang menyebutkan kebolehan mencium tangan seseorang karena beberapa faktor, antara lain karena kezuhudannya, keilmuannya, dan faktor usia lebih tua.

"Tidak makruh mencium tangan karena kezuhudan, keilmuan dan faktor usia yang lebih tua," demikian keterangan Imam Al-Nawawi yang dikutip Ustadz M Mubasysyarum Bih dalam tulisannya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |