Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak orang di negara tropis seperti Indonesia, mandi dan keramas di malam hari memang terasa menyegarkan, apalagi setelah seharian berkeringat. Tak jarang, rasa lelah membuat kita langsung tertidur meski rambut masih basah. Padahal, kebiasaan ini diam-diam bisa memicu berbagai masalah kesehatan pada rambut, kulit kepala, hingga kulit wajah.
Menurut para ahli rambut dan kulit, tidur dalam kondisi rambut basah dapat menciptakan ‘lingkungan’ ideal bagi jamur dan bakteri untuk berkembang. Hal ini tentu berisiko memicu masalah kulit kepala yang mengganggu hingga kerusakan rambut dalam jangka panjang.
“Saya selalu menyarankan klien saya untuk tidak tidur dengan rambut basah karena beberapa alasan,” ungkap Briana Delvecchio, seorang penata rambut di Ashley Lauren Beauty Lounge, New York, seperti dikutip dari Fox News Digital.
Rambut Basah Lebih Rapuh dan Mudah Patah
Rambut kita sebenarnya cukup kuat, tetapi saat basah, ikatan hidrogennya terlepas sementara, membuat helaian rambut jadi lebih elastis sekaligus rapuh. Inilah mengapa gesekan rambut basah dengan sarung bantal dapat memperparah kerusakan.
“Gabungkan dengan gesekan dari sarung bantal, dan itu akan menyebabkan ujung rambut bercabang, kusut, dan kerusakan jangka panjang,” jelas Delvecchio.
Tak hanya rambut, kulit kepala pun bisa terkena dampak negatifnya. Kulit kepala yang lembap semalaman menciptakan tempat ideal bagi jamur dan bakteri untuk tumbuh. Akibatnya, berbagai masalah kulit kepala bisa muncul, mulai dari ketombe, iritasi, hingga kulit kepala berminyak berlebihan keesokan harinya.
Bisa Memicu Jerawat di Wajah
Selain berbahaya bagi rambut dan kulit kepala, kebiasaan tidur dengan rambut basah ternyata juga berisiko memengaruhi kesehatan kulit wajah. Kelembapan rambut bisa berpindah ke sarung bantal, yang kemudian menjadi sarang bakteri dan minyak penyebab jerawat.
“Kelembapan itu berpindah ke sarung bantal, yang dapat menampung bakteri dan minyak yang menyebabkan timbulnya jerawat atau kambuhnya kulit sensitif,” kata Delvecchio.
Potensi Infeksi Kulit Kepala
Dalam wawancara terpisah dengan Fox News Digital, Dr. Noah Gratch, M.D., seorang dokter kulit bersertifikat di New York, juga menekankan pentingnya menghindari tidur dengan rambut basah.
“Meskipun tidak berbahaya secara langsung, ada masalah dermatologis dan kesehatan rambut yang terkait dengan kebiasaan itu,” jelas Gratch.
Area kulit kepala yang lembap semalaman dapat memicu pertumbuhan berlebih jamur Malassezia, mikroorganisme yang normalnya memang hidup di kulit kepala tetapi bisa menimbulkan masalah bila jumlahnya berlebihan.
“Hal ini dapat menyebabkan kondisi kulit kepala seperti dermatitis seboroik atau ketombe,” tambah Gratch.
Selain itu, risiko folikulitis, yaitu infeksi pada folikel rambut, juga meningkat. Ini ditandai dengan munculnya iritasi, peradangan, atau benjolan kecil pada kulit kepala. Bagi orang dengan kulit kepala berminyak atau penghalang kulit yang sudah rusak, risikonya pun makin tinggi.
“Kontak kulit yang berkepanjangan dengan kelembapan ini dapat menyebabkan jerawat, terutama jerawat jamur, atau memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti eksim,” terang Gratch.
Cara Aman Jika Harus Keramas di Malam Hari
Lalu, bagaimana jika memang hanya punya waktu keramas di malam hari? Jangan khawatir. Beberapa langkah sederhana bisa membantu mencegah masalah ini.
Delvecchio menyarankan agar rambut dikeringkan dengan handuk hingga setengah kering. Setelah itu, bisa gunakan hair dryer dengan suhu rendah agar rambut benar-benar kering sebelum tidur. Jika tidak sempat, mengepang rambut secara longgar juga bisa membantu mengurangi gesekan dengan bantal.
“Pergantian rutinitas sederhana sangat membantu menjaga kesehatan rambut, kulit kepala, dan kulit Anda,” tutur Delvecchio.
Selain itu, pastikan sarung bantal rajin diganti minimal seminggu sekali agar tetap bersih dan bebas bakteri. Gunakan juga kondisioner tanpa bilas untuk melindungi rambut dari kerusakan akibat gesekan.