Liputan6.com, Jakarta Seorang ibu yang berdaya adalah aset berharga bagi keluarganya. Ketika perempuan diberi ruang untuk bisa memiliki penghasilan, ia tak hanya mengangkat kualitas hidupnya sendiri tetapi juga mendorong kesejahteraan keluarga.
“Perempuan punya posisi tawar jika memiliki penghasilan dan mandiri secara finansial,” kata Asisten Deputi Pembangunan Manusia, Kebudayaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Wilayah III Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati.
Ketika seorang ibu dalam rumah tangga memiliki penghasilan secara mandiri maka peluang anak lebih besar untuk bisa mendapatkan asupan gizi yang baik.
Dewa Ayu mencontohkan, misalnya dulu saat penghasilan dari ayah hanya bisa untuk membeli sumber protein tahu dan tempe, dengan adanya tambahan penghasilan dari ibu maka bisa membeli makanan lain bernutrisi seperti ikan, ayam, dan sayuran yang beraneka ragam.
"Dengan menghasilkan uang berarti menambah pendapatan bagi keluarga, sehingga bisa membantu suami meningkatkan kesejahteraan keluarga," kata Dewa Ayu dalam peringatan Hari Kartini 2025 lewat webinar bersama PNM pada Kamis, 17 April 2025.
Manfaat lain dari ibu berpenghasilan adalah anak bisa mendapatkan pendidikan yang baik.
"Hal ini berarti anak bisa sekolah lebih tinggi, dan perkawinan usia anak bisa ditekan," katanya.
Maka dari itu, Dewa Ayu mengingatkan para ibu rumah tangga yang juga berkreasi misalnya dengan berjualan makanan untuk menyebut diri sebagai entrepreneur atau wirausaha.
"Misal pagi berjualan bubur, lalu sore hari gorengan. Katakanlah ibu sebagai wirausaha. Jangan malu (mengaku sebagai wirausaha) karena ibu kan berusaha untuk menghasilkan uang," kata Dewa Ayu memotivasi para ibu-ibu yang ikut serta dalam webinar tersebut.
Perempuan Butuh Dukungan
Untuk ibu bisa ibu berkreasi atau bekerja di luar rumah untuk memiliki penghasilan tentu butuh dukungan dari sekitar. Termasuk dukungan dari suami dan keluarga atau lingkungan.
"Perempuan tidak bisa sendiri, harus didukung pasangan dan lingkungan," katanya.
Upaya perempuan bisa menghasilkan, katanya bukan untuk melampaui suami, tidak juga berada jauh di belakang suami. Melainkan bisa berdiri bersebelahan atau berdampingan untuk bersama-sama maju.
"Kalau anak melihat bapak ibunya harmonis, maka anak bahagia, itu berarti anak sehat," kata Dewa Ayu.
Ingatkan Ibu Harus Jaga Kesehatan
Di kesempatan itu, Dewa Ayu juga mengingatkan agar para ibu menjaga kesehatan. Bila ibu sehat akan berdampak pada keluarga yang nantinya bahkan berujung pada kekuatan sebuah negara.
“Ibu yang sehat akan melahirkan anak-anak yang hebat. Ibu yang hebat melahirkan anak sehat, keluarga akan menjadi kuat, begitu juga dengan Indonesia,” tambahnya.
Di kesempatan itu hadir juga dokter spesialis gizi klinik Ayu Diandra Sari yang mengungkapkan pentingnya ibu mengonsumsi makanan gizi seimbang agar sehat. Apa itu?
Makanan gizi seimbang yakni susunan pangan yang mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Rekomendasi porsi makanan bisa mengacu pada Piring Gizi Seimbang dimana dalam satu piring saat makan terdiri dari:
- 35 persen makanan pokok (nasi, kentang, ubi, singkong)
- 35 persen sayuran
- 15 persen lauk pauk
- 15 persen buah
“Perempuan yang sehat adalah kunci untuk menciptakan dirinya menjadi cerdas dan mandiri demi meningkatkan kesejahteraan keluarga,” kata Diandra.
Bila tidak mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang maka berisiko perempuan mengalami gizi buruk. Efeknya mulai dari mengalami anemia akibat kekurangan zat besi dan osteoprosis akibat kekurangan kalsium dan vitamin D.
Lalu, gizi buruk juga meningkakan risiko pada ibu yang hamil. Dimana bayi rentan lahir prematur atau berat badan lahir rendah, gangguan tumbuh kembang janin serta ibu lebih rentan mengalami komplikasi.
"Gizi yang baik adalah pondasi kesehatan dan produktivitas dan berdampak pada masa depan yang lebih cerah. Ketika tubuh sehat maka perempuan bisa mempukan untuk merawat dan berkontribusi lebih besar bagi keluarga dan komunitas," pesan Diandra.
Dorong Perempuan jadi Agen Perubahan
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menegaskan komitmen perusahaan mendorong perempuan Indonesia menjadi agen perubahan dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.
“Kami percaya pemberdayaan perempuan dimulai dari tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat. Melalui akses pembiayaan, pelatihan, dan pendampingan, PNM hadir untuk menciptakan perempuan yang tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga jadi penopang utama kesehatan dan kesejahteraan keluarganya,” ungkap Arief.
Lewat webinar tersebut maka terlihat bahwa sinergi antara kesehatan dan kemandirian perempuan merupakan kunci utama membangun keluarga tangguh dan bangsa yang berdaya saing di masa depan.