KB Serentak 1 Juta Akseptor, Gerakan Bersama Menuju Keluarga Sehat dan Generasi Emas

22 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan bangsa sejatinya dimulai dari unit paling dasar, yakni keluarga. Dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, serta mampu melahirkan generasi penerus yang unggul, dibutuhkan fondasi yang kokoh, salah satunya melalui Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR).

Hal ini kembali ditegaskan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, dalam pencanangan Pelayanan KB Serentak dalam rangka HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-74 di Kabupaten Tangerang, Senin (5/5/2025).

Dalam momen tersebut, pemerintah resmi menggelar pelayanan KB serentak untuk 1 juta akseptor yang berlangsung sepanjang bulan Mei 2025 di seluruh Indonesia.

KB: Lebih dari Sekadar Pengaturan Kelahiran

“Program KB bukan semata mengatur kelahiran, tetapi merupakan wujud nyata ikhtiar kita untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB), serta mencegah stunting. Sehingga generasi penerus Indonesia tumbuh lebih kuat dan lebih berkualitas,” ujar Menteri Wihaji.

KB, dalam hal ini, menjadi instrumen penting untuk menciptakan keluarga yang siap secara fisik, mental, dan sosial dalam merawat anak. Perencanaan keluarga yang baik akan menekan risiko kehamilan yang tidak diinginkan, mencegah kehamilan usia terlalu muda atau terlalu tua, serta jarak kelahiran yang terlalu rapat.

“Program ini mengajarkan pentingnya perencanaan keluarga, dengan mencegah ‘empat terlalu’ (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu banyak melahirkan), serta mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Karena setiap kehamilan haruslah direncanakan. Setiap anak haruslah lahir dalam cinta dan kesiapan,” tegasnya.

Bidan, Garda Terdepan Pelayanan KB

Dalam pelaksanaan pelayanan KB serentak ini, peran bidan menjadi sangat vital. Menteri Wihaji menyebut, “Bidan bukan hanya tenaga kesehatan, namun bidan adalah garda terdepan yang mendampingi keluarga, memberikan edukasi, serta menjadi benteng pencegahan risiko stunting.”

Pernyataan ini ditegaskan oleh kehadiran para bidan dari berbagai wilayah yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Pelayanan KB Serentak tahun ini sekaligus menjadi momentum sinergi antara BKKBN dan IBI dalam meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan KBKR di seluruh pelosok negeri.

“Kita tidak hanya membangun program dari balik meja. Kita turun langsung, hadir di setiap desa, di setiap pelosok, memastikan setiap masyarakat tanpa terkecuali mendapatkan layanan terbaik,” tegas Menteri Wihaji.

“Kita harus pastikan bahwa tidak ada satu pun keluarga Indonesia yang tertinggal dari haknya mendapatkan pelayanan KB yang berkualitas. Dari Sabang sampai Merauke pelayanan KBKR harus dirasakan manfaatnya.”

Fokus pada KB Pascapersalinan dan KB IUD

Dalam program pelayanan KB Serentak tahun ini, dua metode kontrasepsi menjadi prioritas utama: KB pascapersalinan dan KB IUD. Pemerintah menargetkan 50 ribu akseptor KB IUD sebagai bagian dari upaya pencapaian Rekor MURI.

Sementara itu, KB pascapersalinan—yang diberikan dalam 42 hari setelah persalinan—dianggap sangat strategis untuk menjaga kesehatan reproduksi ibu serta mencegah kehamilan yang terlalu cepat.

“KB pascapersalinan penting karena memiliki peran strategis dalam membantu ibu menjaga kesehatan reproduksinya setelah melahirkan, menghindari kehamilan yang terlalu cepat setelah persalinan. Sehingga dapat menurunkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi,” papar Menteri Wihaji.

Keberhasilan Indonesia dalam program ini pun telah mendapat pengakuan dunia.

“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak, tahun 2024 lalu Indonesia melalui Kemendukbangga/BKKBN mendapatkan penghargaan internasional dari FP2030 atas capaian program KB Pascapersalinan (KBPP) tertinggi di kawasan Asia Pasifik,” tambahnya.

Tak hanya itu, pada April 2025, Indonesia menjadi tuan rumah bagi delegasi Pakistan yang ingin belajar langsung dari keberhasilan program KBPP nasional.

Kolaborasi untuk Indonesia Emas

Kolaborasi untuk Indonesia Emas

Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM, menekankan bahwa keberhasilan program KB tak hanya diukur dari capaian angka, namun juga dari kualitas layanan yang diberikan.

“Pelaksanaan program KB tidak hanya mengejar target kuantitas, tapi tetap memperhatikan kualitas pelayanan KB secara maksimal, sebagai salah satu cara pemerintah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujarnya.

Ade juga menyoroti pentingnya kolaborasi jangka panjang antara BKKBN dan IBI, yang tercermin dalam slogan “Ada Bidan, Ada KB. Ada KB, Ada Bidan” sebagai fondasi generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |