Tak Hanya Kabar Buruk, Berita Bahagia Juga Bisa Picu Serangan Jantung pada Pasien

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Dalam tayangan sinetron, kerap ada adegan di mana seseorang mengalami serangan jantung usai mendengar kabar buruk atau kaget.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Susetyo Atmojo, mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi pula pada pasien jantung di dunia nyata. Bahkan, bukan hanya kabar buruk, berita baik pun bisa memicu serangan jantung.

“Beberapa pasien, saya rasa tidak semua pasien mengalami serangan jantung (karena dengar kabar buruk). Suatu berita yang negatif atau hal yang sifatnya mendadak diterima, misalnya hal buruk,” kata dokter yang akrab disapa Setyo kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Jakarta Barat, Senin (5/5/2025).

“Atau bisa juga hal yang menyenangkan tapi pasien itu menyikapinya dengan berlebihan itu akan menimbulkan suatu penambahan beban pada jantung. Jadi denyut jantung akan meningkat. Nah kalau pasien memiliki penyempitan (pembuluh darah jantung) dia bisa anfal,” jelas Setyo dalam Seminar Awam dan Penapisan Dini Gagal Jantung di Puskesmas Palmerah, Jakarta Barat.

Setyo menegaskan, serangan jantung hingga jatuh atau anfal bukan hanya disebabkan berita mendadak, baik berita buruk maupun berita baik. Namun, serangan ini bisa terjadi di waktu apapun, bahkan saat tidur.  

Penelitian terbaru: satu buah alpukat per hari ternyata dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Informasi selengkapnya bisa kamu simak dalam Fimela Update edisi kali ini!

Kematian Akibat Henti Jantung Mendadak

Dijelaskan Setyo, meninggal tiba-tiba atau meninggal dalam tidur bisa terjadi akibat hentI jantung mendadak.

“Henti jantung mendadak bisa terjadi pada latar kondisi aktivitas apapun. Bisa pada saat kita tidur, pada saat kita duduk, saat pidato, saat bercengkrama dengan keluarga, bukan hanya saat kita melakukan aktivitas yang berat,” jelas Setyo.

“Memang kita akui ketika melakukan aktivitas yang berat dapat lebih memberikan risiko terhadap timbulnya henti jantung mendadak. Tapi prinsipnya, henti jantung mendadak itu bisa terjadi pada setting aktivitas apapun karena henti jantung mendadak itu umumnya disebabkan oleh gangguan irama listrik jantung yang sangat cepat, collapse, hingga jantung berhenti mendadak.”

Kenapa Irama Listrik Jantung Mendadak Cepat?

Lebih lanjut, Setyo mengatakan bahwa peningkatan kecepatan irama listrik secara mendadak juga terjadi akibat beberapa faktor.

“Biasanya, irama listrik mendadak cepat itu disebabkan sumbatan pembuluh darah koroner mendadak yang disebut sindroma koroner akut. Jadi sumbatan lemaknya (plak) itu pecah terus terjadi sumbatan mendadak sehingga menimbulkan gangguan irama listrik jantung.”

Lantas apa yang harus dilakukan jika terjadi henti jantung mendadak?

“Yang paling baik ketika henti jantung mendadak, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau penanganan awal pijat jantung,” katanya.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |