Liputan6.com, Jakarta - Ketika bicara tentang kontrasepsi atau pengendalian kelahiran, umumnya orang akan teringat pada pil KB untuk wanita. Faktanya, mengendalikan kehamilan tidak hanya berlaku bagi perempuan, laki-laki pun juga bisa ikut ambil bagian dalam upaya tersebut.
Ada beberapa pilihan kontrasepsi bagi pria untuk membantu menghindari kehamilan yang tidak direncanakan, salah satunya vasektomi yang belakangan ini hangat dibicarakan.
Vasektomi, prosedur pembedahan minor, menjadi pilihan bagi pria yang ingin sterilisasi permanen. Prosedur ini menghentikan sperma mencapai penis, mencegah pembuahan tanpa mengganggu fungsi seksual lainnya. Metode ini efektif, cepat, dan relatif murah, tetapi tetap memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.
Banyak pria mencari metode kontrasepsi yang efektif dan permanen. Vasektomi menawarkan solusi tersebut, dengan tingkat keberhasilan hingga 99%. Namun, penting untuk memahami prosedur ini secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk menjalani operasi tersebut.
Selain vasektomi, terdapat beberapa metode kontrasepsi pria lainnya yang menawarkan alternatif kontrol kehamilan tanpa menjalani operasi. Mari kita bahas lebih lanjut berbagai pilihan kontrasepsi pria yang tersedia saat ini, dilansir WebMD.
Suntikan Testosteron: Mengatur Hormon untuk Mengontrol Kehamilan
Suntikan testosteron bekerja dengan cara menekan hormon pituitari yang merangsang produksi sperma di testis. Metode ini efektif mengurangi jumlah sperma, mencegah kehamilan, dan dilakukan mingguan atau bulanan.
Efek samping suntikan testosteron termasuk nyeri di tempat suntikan, jerawat, penambahan berat badan, dan perubahan kadar lipid darah. Meskipun efektif, testosteron sendiri kurang efektif dibandingkan kombinasi dengan progestin.
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi testosteron dengan progestin lebih efektif dalam mencegah kehamilan dibandingkan penggunaan testosteron saja. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter sangat penting untuk menentukan metode yang paling tepat.
Gel Kontrasepsi Hormonal: Aplikasi Topikal untuk Pengendalian Kelahiran
Gel kontrasepsi hormonal, seperti NES/T, dioleskan pada kulit setiap hari. Gel ini mengandung Nestorone (mirip progesteron) dan testosteron, bekerja dengan menghentikan produksi sperma sekaligus menjaga libido.
Keuntungan gel kontrasepsi hormonal adalah kemudahan penggunaannya. Namun, efektivitas dan efek samping jangka panjang masih perlu diteliti lebih lanjut.
Meskipun tergolong baru, gel kontrasepsi hormonal menjanjikan kemudahan dan kepraktisan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan metode ini.
Suntikan Kombinasi Hormon: Efektivitas dengan Durasi Panjang
Suntikan kombinasi hormon, seperti Norethisterone enanthate (NETE) dan testosteron undecanoate (TU), menawarkan efektivitas tinggi dengan interval pemberian yang lebih panjang. Suntikan ini secara signifikan mengurangi produksi sperma.
Efek samping suntikan kombinasi hormon meliputi nyeri di tempat suntikan, jerawat, nyeri otot, dan perubahan suasana hati. Meskipun efektif, perlu dipertimbangkan efek samping yang mungkin terjadi.
Interval pemberian suntikan kombinasi hormon bervariasi, misalnya 6 atau 8 minggu. Pemilihan interval dan pemantauan efek samping perlu dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Antagonis Hormon Pelepas Gonadotropin GnRH: Mekanisme Kerja yang Spesifik
Antagonis GnRH menekan hormon pituitari yang merangsang produksi sperma. Metode ini sangat efektif dalam menekan produksi sperma, namun memiliki beberapa kendala.
Biaya pengobatan dengan Antagonis GnRH relatif mahal dan membutuhkan suntikan yang sering. Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan sediaan dengan durasi kerja yang lebih panjang.
Meskipun efektif, frekuensi suntikan yang tinggi dan biaya yang mahal menjadi pertimbangan penting. Degarelix, sebagai contoh, tengah diteliti untuk sediaan dengan durasi kerja lebih lama.
Pil Hormon Pria: Kemudahan Konsumsi dengan Pertimbangan Efek Samping
Pil hormon pria, seperti dimethandrolone undecanoate, menawarkan kemudahan konsumsi. Obat ini efektif menghentikan produksi sperma, namun memiliki efek samping yang perlu diperhatikan.
Efek samping pil hormon pria meliputi penambahan berat badan, peningkatan hemoglobin, dan gangguan lipid darah. Penting untuk memantau kesehatan secara berkala selama penggunaan.
Meskipun menawarkan kemudahan, efek samping pil hormon pria perlu dipertimbangkan dengan cermat. Konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum memulai pengobatan.