Liputan6.com, Jakarta Mengenali tanda kanker serviks sejak dini sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita. Penyakit ini sering kali berkembang tanpa gejala pada tahap awal, sehingga banyak kasus baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.
Beberapa tanda kanker serviks yang patut diwaspadai antara lain perdarahan di luar siklus haid, nyeri saat berhubungan intim, serta keputihan yang tidak normal dan berbau. Meskipun gejala-gejala ini bisa disebabkan oleh kondisi lain, pemeriksaan medis tetap perlu dilakukan untuk memastikan penyebabnya.
Penting bagi setiap perempuan untuk rutin menjalani pemeriksaan seperti pap smear demi mendeteksi tanda kanker serviks secara lebih akurat. Deteksi sejak dini sangat berperan dalam meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi serius.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap tanda kanker serviks, Rabu (30/7/2025).
Tanda Kanker Serviks
Menurut Otto (2021) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013, kanker merupakan suatu kondisi sel tubuh kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Jaringan akan tumbuh secara tidak terkontrol dan dapat bersifat fatal.
Notodiharjo (2002) dari sumber yang sama, kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
Berikut ini tanda kanker serviks yang perlu diketahui:
1. Perdarahan Vagina yang Tidak Normal
Perdarahan di luar waktu menstruasi merupakan salah satu gejala paling umum dari kanker serviks, khususnya pada stadium awal. Perdarahan ini bisa terjadi di antara periode haid, setelah melakukan hubungan seksual, atau setelah masa menopause berakhir. Wanita yang sudah tidak menstruasi selama beberapa bulan atau tahun namun tiba-tiba mengalami perdarahan harus segera melakukan pemeriksaan.
Selain itu, jika menstruasi berlangsung jauh lebih lama dari biasanya atau jumlah darah yang keluar lebih banyak dari normal, juga bisa menjadi indikasi adanya gangguan serius. Darah yang keluar seringkali berwarna coklat kehitaman dan terjadi tanpa alasan jelas, sehingga perlu dicermati sebagai sinyal adanya perubahan abnormal pada serviks.
2. Keputihan Abnormal
Keputihan memang merupakan hal wajar yang dialami wanita, tetapi jika terjadi perubahan warna, bau, atau konsistensi, ini bisa menjadi pertanda bahaya. Keputihan abnormal akibat kanker serviks biasanya berwarna kuning, hijau, atau bercampur darah. Aromanya bisa sangat menyengat atau berbau busuk karena adanya infeksi atau jaringan mati akibat pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, keputihan abnormal ini bisa menyebabkan iritasi pada area kewanitaan, seperti gatal, perih, atau sensasi terbakar. Jika keputihan berlangsung dalam waktu lama atau semakin parah, penting untuk segera melakukan pemeriksaan ginekologi untuk mengetahui penyebabnya secara pasti.
3. Nyeri saat Berhubungan Intim (Dispareunia)
Rasa sakit ketika berhubungan seksual, atau yang dikenal sebagai dispareunia, bisa menjadi pertanda adanya luka, peradangan, atau pertumbuhan jaringan tidak normal pada serviks. Pada kasus kanker serviks, tumor atau luka pada leher rahim dapat menyebabkan rasa sakit mendalam saat penetrasi.
Nyeri ini bisa terasa tumpul maupun tajam, dan sering kali disertai dengan perdarahan pasca hubungan seksual. Gejala ini tidak boleh dianggap remeh, terlebih jika sebelumnya aktivitas seksual tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
4. Nyeri Panggul atau Punggung Bawah yang Menetap
Rasa nyeri di area panggul, perut bagian bawah, atau punggung bawah bisa menjadi tanda bahwa kanker serviks sudah berkembang. Nyeri ini biasanya tidak hilang dengan pengobatan biasa dan bisa berlangsung dalam jangka waktu lama. Penyebabnya bisa karena tumor menekan organ sekitar, seperti kandung kemih, usus, atau otot dan saraf panggul.
Rasa sakit bisa bersifat tumpul atau menusuk, dan kadang disertai dengan rasa berat di bagian bawah tubuh. Bila nyeri ini semakin intens atau disertai gejala lain seperti perdarahan atau keputihan abnormal, segera lakukan pemeriksaan lanjutan.
5. Kehilangan Nafsu Makan dan Penurunan Berat Badan
Gejala sistemik seperti penurunan berat badan tanpa sebab jelas sering kali menjadi tanda kanker dalam tubuh, termasuk kanker serviks. Sel kanker yang aktif bisa mengubah metabolisme tubuh, menguras energi, dan menyebabkan nafsu makan menurun drastis.
Bahkan ketika penderita makan dalam jumlah normal, tubuh tetap kehilangan berat karena gangguan penyerapan nutrisi. Dalam kasus kanker serviks lanjut, nafsu makan bisa hilang total karena rasa tidak nyaman di perut, mual, atau tekanan pada saluran cerna dari tumor yang membesar.
Tanda Kanker Serviks
Mengutip kajian yang dipublikasikan di GALENICAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 2 No. 1 Februari 2023, kanker serviks 99,7% disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus HPV yang paling sering teridentifikasi pada kanker serviksadalah HPV tipe 16 dan 18. Penderita kanker serviks sering mengeluh nyeri pada perut bagian bawah.
Gejala terjadinya kanker serviks adalah pendarahan pasca koitus, keputihan berbau, vagina mengeluarkan darah secara terus-menerus tanpa berhenti, nyeri pada kemaluan dilaporkan sebagai gejala awal terjadi kanker serviks.
Faktor resiko terjadinya kanker antara lain infeksi Papilloma Virus (HPV) dengan onkogen E6 dan E7 serta faktor lainnya seperti paparan zat mutagen adalah faktor hormonal, merokok, berganti-ganti pasangan seksual, konstrasepsi, infeksi Human Papilloma Virus, diet, riwayat dan terapi obat-obatan.
Berikut ini penjelasan lengkap tanda kanker serviks:
6. Kelelahan Ekstrem yang Tidak Wajar
Kelelahan akibat aktivitas sehari-hari merupakan hal wajar, tetapi kelelahan ekstrem yang terus-menerus meskipun sudah cukup tidur dan istirahat bisa menjadi tanda adanya gangguan serius. Pada kanker serviks, tubuh bisa mengalami anemia karena perdarahan yang terus terjadi, sehingga kadar hemoglobin menurun dan menyebabkan rasa lemas berkepanjangan.
Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang terus bekerja untuk melawan sel kanker juga bisa membuat energi cepat habis. Jika rasa lelah ini berlangsung selama berminggu-minggu tanpa penyebab jelas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
7. Perubahan Frekuensi dan Kualitas Buang Air Kecil
Kanker serviks yang sudah berkembang dapat menekan kandung kemih atau saluran kemih, menyebabkan perubahan pada pola buang air kecil. Penderita mungkin merasa lebih sering ingin buang air kecil, mengalami nyeri atau sensasi terbakar saat kencing, atau bahkan mendapati adanya darah dalam urine (hematuria).
Dalam beberapa kasus, tumor juga bisa menghambat aliran urine, menyebabkan infeksi saluran kemih atau nyeri yang menyebar hingga ke punggung bawah. Perubahan seperti ini tidak boleh diabaikan, terutama jika muncul bersamaan dengan gejala lainnya.
8. Pembengkakan pada Salah Satu Tungkai
Jika kanker sudah menyebar ke jaringan limfa atau menekan pembuluh darah besar di panggul, aliran limfa dan darah dapat terhambat. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan pada salah satu kaki, biasanya bagian bawah kaki atau pergelangan.
Pembengkakan ini sering terasa berat, nyeri, dan bisa disertai perubahan warna kulit atau rasa kesemutan. Gejala ini menunjukkan bahwa kanker mungkin telah memasuki tahap lanjut dan memengaruhi sistem sirkulasi, sehingga perlu ditangani dengan cepat.
9. Gangguan Pencernaan dan Nyeri Tulang
Pada stadium lanjut, kanker serviks bisa menyebar ke organ di sekitar seperti usus besar dan kandung kemih. Hal ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan, termasuk sembelit yang tidak biasa, perut kembung, atau bahkan darah dalam feses. Dalam kondisi parah, fistula atau saluran abnormal bisa terbentuk, menyebabkan urine atau feses keluar dari vagina.
Selain itu, jika kanker sudah menyebar ke tulang, penderita bisa merasakan nyeri tulang yang tajam dan menetap, terutama pada tulang belakang atau pinggul. Nyeri tulang yang tidak membaik dengan istirahat atau obat penghilang nyeri biasa harus segera diperiksakan.
Pencegahan Kanker Serviks
Mengutip buku berjudul Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur (2023) oleh Shindy Nur Aini Oktafiah, dkk,. pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan untuk menghindari terjadinya kanker serviks. Pencegahan primer ini seperti menunda aktivitas seksual sampai minimal berumur 20 tahun, tidak merokok, hingga melakukan vaksinasi HPV.
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan dalam menilai dan menemukan penyakit sedini mungkin. Pencegahan sekunder kanker serviks dapat dilakukan dengan penapisan atau skrining dengan tes pap smear dan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Astetat).
Menurut Rasjidi (2009) dari sumber buku yang sama, sementara pencegahan tersier adalah pencegehan yang bertujuan untuk membatasi penyebaran penyakit atau mengurangi keparahan dan kecacatan yang akan ditimbulkan oleh suatu penyakit. Pencegahan tersier kanker serviks meliputi pelayanan di rumah sakit yang dilakukan untuk diagnosis dan pengobatan serta perawatan paliatif.
Berikut ini pencegahan kanker serviks lainnya:
1. Vaksinasi HPV
Vaksin HPV (Human Papillomavirus) adalah cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini melindungi tubuh dari infeksi beberapa tipe HPV berisiko tinggi yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi idealnya diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual, namun juga tetap bermanfaat bagi wanita yang sudah aktif secara seksual. WHO merekomendasikan vaksinasi ini untuk anak perempuan mulai usia 9–14 tahun.
2. Melakukan Skrining Rutin
Deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan kanker serviks. Pemeriksaan seperti Pap smear dan tes HPV dapat menemukan sel abnormal pada leher rahim sebelum berubah menjadi kanker. Wanita disarankan mulai melakukan Pap smear sejak usia 21 tahun, dan melanjutkannya secara rutin setiap 3 tahun, atau sesuai rekomendasi dokter.
3. Menjaga Kebersihan Organ Intim
Menjaga kebersihan area kewanitaan dengan benar membantu mencegah infeksi, termasuk HPV. Gunakan air bersih, hindari penggunaan sabun keras atau produk kewanitaan yang mengandung pewangi, dan selalu bersihkan area intim dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar.
4. Berhubungan Seksual dengan Aman
Menggunakan kondom saat berhubungan intim dapat mengurangi risiko penularan HPV, meskipun tidak sepenuhnya melindungi karena virus bisa menyebar lewat kontak kulit ke kulit. Hindari berganti-ganti pasangan seksual dan tetap setia pada satu pasangan juga membantu menurunkan risiko infeksi HPV.
5. Berhenti Merokok
Merokok meningkatkan risiko terkena kanker serviks karena zat kimia dalam rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih sulit menyingkirkan infeksi HPV. Selain itu, bahan kimia rokok juga dapat merusak DNA sel leher rahim, mempercepat proses perubahan menjadi kanker.
6. Konsumsi Makanan Sehat
Asupan makanan bergizi tinggi, seperti sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, dan makanan tinggi antioksidan dapat membantu memperkuat sistem imun dalam melawan infeksi. Vitamin A, C, dan E, serta folat, diketahui berperan dalam melindungi sel tubuh dari kerusakan.
7. Mengelola Stres dengan Baik
Stres berkepanjangan dapat menurunkan imunitas tubuh, sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi termasuk HPV. Melakukan aktivitas relaksasi, seperti meditasi, yoga, olahraga ringan, dan tidur cukup, penting untuk menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan secara keseluruhan.
Sumber:
- Kajian berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2008-2010 dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013
- Kajian berjudul Kanker Serviks dipublikasikan di GALENICAL: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol.2 No.1 Februari 2023
- Buku berjudul Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur (2023) oleh Shindy Nur Aini Oktafiah, Dr. Ns. Lili Fajria, S.Kep, M. Biomed., Wedya Wahyu, S.Kp, M.Kep
Q & A Seputar Topik Tanda Kanker Serviks
Apa saja tanda awal kanker serviks yang perlu diwaspadai?
Tanda awal yang sering muncul meliputi perdarahan vagina yang tidak normal, seperti di luar masa menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah menopause. Keputihan yang tidak biasa dan nyeri saat berhubungan intim juga bisa menjadi gejala awal.
Apakah keputihan bisa menjadi indikasi kanker serviks?
Ya. Keputihan yang berubah warna (kuning, hijau, atau kecokelatan), berbau tidak sedap, dan bertekstur tidak normal bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada serviks, termasuk kemungkinan kanker.
Bagaimana nyeri panggul berhubungan dengan kanker serviks?
Nyeri panggul atau punggung bawah yang berlangsung lama tanpa sebab jelas bisa menandakan adanya tekanan atau penyebaran sel kanker pada jaringan sekitarnya. Gejala ini patut diperiksakan segera.
Apakah kelelahan berlebih bisa menjadi gejala kanker serviks?
Kelelahan ekstrem yang tidak kunjung hilang bisa disebabkan oleh anemia akibat perdarahan internal atau proses metabolik yang terganggu oleh keberadaan sel kanker.
Kapan sebaiknya seseorang memeriksakan diri ke dokter terkait gejala kanker serviks?
Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala seperti perdarahan tidak biasa, keputihan abnormal, nyeri saat berhubungan intim, atau keluhan lain yang tidak umum di area panggul. Deteksi dini sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.