Kebersihan dan Penanganan Dini Infeksi Tenggorokan, Kunci Cegah Anak Alami Penyakit Jantung Rematik

1 week ago 17

Liputan6.com, Jakarta Pencegahan penyakit jantung rematik terdiri dari pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer fokus pada mengatasi infeksi tenggorokan akibat bakteri Streptococcus grup A sejak awal, sebelum berkembang menjadi komplikasi jantung.

“Infeksi tenggorokan harus ditangani secara tuntas. Tidak hanya itu, kebersihan pribadi, sanitasi alat makan, dan perilaku hidup bersih di rumah maupun sekolah sangat penting,” jelas ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI dokter Rizky Adriansyah, M.Ked(Ped), SpA, Subsp.Kardio(K) di Jakarta pada Senin, 10 Oktober 2025.

Rizky menekankan bahwa penularan sering terjadi melalui kontak langsung, seperti penggunaan alat makan bersama, tidak memakai masker saat sakit, dan tinggal di ruangan padat tanpa ventilasi.

Selain itu, program edukasi dan kampanye kebersihan, termasuk penggunaan alat makan pribadi dan sikat gigi secara rutin, sudah dijalankan di beberapa sekolah. 

Namun, menurut Rizky, implementasinya masih perlu ditingkatkan agar risiko infeksi dapat ditekan secara optimal. 

Pencegahan primer ini menjadi fondasi agar penyakit jantung rematik tidak berkembang lebih jauh dan meminimalkan dampak komplikasi jantung di masa depan.

Risiko Penularan di Lingkungan Padat

Rizky menjelaskan bahwa lingkungan yang padat dan kurang higienis dapat memperburuk risiko penyakit jantung rematik. 

Anak-anak yang tinggal di rumah dengan kamar ramai atau di sekolah tanpa ventilasi baik, rentan mengalami penularan infeksi tenggorokan. 

“Kalau satu kamar dihuni empat hingga lima orang tanpa sirkulasi udara yang cukup, risiko infeksi tetap tinggi,” ujarnya.

Ia menambahkan, tidak hanya jenis makanan, tetapi juga cara makan bersama mempengaruhi risiko penyakit jantung. 

Penggunaan alat makan bersama atau bergantian meningkatkan kemungkinan penularan bakteri. Oleh karena itu, kebersihan alat makan dan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan perlu diterapkan secara konsisten.

Rizky juga menyoroti perlunya program yang mendukung keluarga menjaga kesehatan. Misalnya, rumah sehat dengan jumlah penghuni yang sesuai kapasitas kamar dan penerapan pola hidup bersih, dapat mengurangi risiko infeksi. 

Dengan langkah-langkah ini, penularan infeksi di lingkungan rumah dan sekolah dapat diminimalkan, sekaligus mendukung upaya pencegahan primer penyakit jantung rematik.

Edukasi dan Kampanye Kesehatan Berkelanjutan

Pria yang juga Ketua IDAI Sumatera Utara itu mengatakna kampanye edukasi tentang kebersihan diri, alat makan, dan pola hidup sehat perlu dijalankan secara berkelanjutan, terutama di kalangan anak-anak. 

Ia menekankan bahwa pencegahan sekunder juga penting, yaitu pemantauan bagi mereka yang pernah mengalami infeksi atau sudah memiliki riwayat penyakit jantung rematik. 

Langkah ini termasuk deteksi dini gejala, kontrol rutin, dan pengobatan yang tepat bila diperlukan.

“Kita tidak bisa hanya fokus pada konsumsi makanan atau obat saja. Cara makan bersama, sikat gigi, ventilasi rumah, dan kebiasaan hidup bersih sama pentingnya,” jelas Rizky. 

Ia menambahkan bahwa program edukasi bisa dikombinasikan dengan kampanye sekolah dan komunitas, sehingga anak-anak dan keluarga lebih memahami pentingnya langkah pencegahan.

Dengan pendekatan ini, penyakit jantung rematik yang sering muncul akibat infeksi tenggorokan dapat dicegah sejak din

Read Entire Article
Helath | Pilkada |