Tanda-Tanda Narsisme yang Sering Tidak Disadari dan Dampaknya pada Hubungan

8 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Narsisme sering disalahpahami hanya sebagai sikap suka dipuji. Namun, narsisme tidak selalu menandakan narcissistic personality disorder (NPD). NPD adalah kondisi psikologis serius yang dapat mempengaruhi cara seseorang membangun hubungan, bekerja, dan merespons kritik.

Melansir dari Health 21 November 2025, perilaku narsistik biasanya muncul dari kebutuhan mempertahankan citra diri yang sempurna. Orang dengan kecenderungan NPD cenderung mencari kekaguman, merasa lebih unggul dari orang lain, dan sulit berempati.

Artikel ini direview oleh Aleesha Grier, PsyD, psikolog berusia 53 tahun, pemilik Road to Wellness Practice, anggota American Psychological Association, dan Assistant Clinical Professor di Yale School of Medicine. 

Ia menegaskan bahwa narsisme ada dalam spektrum, wajar hingga disfungsi. Masalah muncul ketika perilaku tersebut sudah mengganggu hubungan dan memicu pola manipulatif.

Bagaimana Narsisme Muncul dalam Perilaku Sehari-Hari?

Berbagai perilaku dapat menunjukkan kecenderungan narsistik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dorongan kuat ingin menjadi pusat perhatian, kebiasaan membesar-besarkan pencapaian, hingga memberi nasihat tanpa diminta sebagai bentuk superioritas.

Rasa merasa berhak atas sesuatu tanpa usaha yang setimpal (entitlement) juga menjadi ciri kuat. Mereka mudah terganggu ketika harus menunggu atau tidak mendapat perlakuan khusus. 

Sikap ambisius yang berlebihan merasa diri superior atau ditakdirkan untuk hal besar sering membuat mereka sulit mengapresiasi keberhasilan orang lain.

Menurut Aleesha kecenderungan lain yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan memutar balikkan kesalahan, memanipulasi situasi, serta menyimpan dendam. Semua pola ini sering berakar pada kebutuhan besar akan validasi yang disebut narcissistic supply. Ketika kebutuhan itu tidak terpenuhi, muncul reaksi emosional yang intens atau merendahkan orang lain.

Sisi Positif Narsisme: Kapan Sifat Ini Bisa Menguntungkan?

Meski sering dianggap negatif, sifat narsistik tidak selalu merugikan. Dalam bentuk ringan, beberapa karakteristiknya bisa menjadi kekuatan. 

Orang dengan kecenderungan narsistik sering tampil percaya diri, komunikatif, dan berani mengambil keputusan di situasi penuh ketidakpastian.

Mereka juga cenderung bekerja keras untuk mempertahankan citra diri, sehingga terlihat produktif atau tampil sebagai sosok visioner dalam perubahan. Keinginan untuk sukses dapat mendorong mereka menetapkan standar tinggi dan berinovasi dalam lingkungan kerja.

Aleesha mengingatkan bahwa sisi positif ini hanya muncul bila sifat narsistik berada dalam batas adaptif. Ketika kebutuhan akan kekaguman berubah menjadi obsesi, seseorang bisa mengabaikan risiko, memanipulasi orang lain, dan membuat keputusan impulsif demi mempertahankan ego. Di titik inilah narsisme berubah menjadi masalah psikologis.

Narsisme dalam Hubungan: Red Flags yang Perlu Diwaspadai

Seseorang dengan kecenderungan narsistik dapat menunjukkan pola hubungan yang melelahkan secara emosional. Salah satu ciri utamanya adalah pola kompetisi dalam hubungan, seolah harus selalu ada pihak yang menang dan kalah.

Mereka juga dapat merasa cemburu atau terancam ketika pasangan memberi perhatian kepada orang lain. Kurangnya komitmen juga menjadi ciri di awal hubungan, mereka mungkin menunjukkan love bombing yang intens, tetapi kemudian menarik diri sehingga pasangan merasa berjuang sendirian.

Menurut Aleesha hubungan dengan individu narsistik bisa membuat seseorang merasa serba salah, tidak cukup baik, atau dipinggrikan. Menyadari tanda-tandanya sejak awal membantu seseorang menetapkan batasan sehat dan menghindari hubungan yang tidak stabil secara emosional.

Read Entire Article
Helath | Pilkada |