Liputan6.com, Jakarta - Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis ini berdampak serius pada tinggi badan anak, perkembangan otak, dan kualitas hidup di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua, terutama ibu hamil dan menyusui, untuk memahami ciri anak stunting serta cara pencegahannya sejak dini.
Stunting itu apa sih artinya? Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya. Namun, stunting bukan hanya soal postur pendek.
Menurut dr. Raden Vini Adiani Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, stunting juga berkaitan dengan keterlambatan perkembangan otak dan kemampuan belajar anak.
"Penanggulangan stunting membutuhkan komitmen lintas sektor dan intervensi yang tepat sasaran. Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya mengambil langkah strategis dan terintegrasi untuk menurunkan angka stunting secara berkelanjutan," ujar dr. Vini dalam diskusi media yang digelar PT Interbat bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat.
Apa Ciri-Ciri Anak Stunting?
Beberapa tanda awal anak yang mengalami stunting antara lain:
- Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya.
- Berat badan cenderung stagnan, meski sudah berusia di atas 2 tahun.
- Anak tampak lebih lemah, kurang aktif, dan mudah lelah.
- Kemampuan kognitif, seperti berbicara dan merespons, lebih lambat dibanding anak seusianya.
Menurut Dr. Bdn. Yanti Herawati, S.ST., M.Keb, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan periode kritis karena terjadi pertumbuhan otak yang signifikan.
"Oleh karena itu penting dalam pemberian makro dan mikro nutrisi yang tepat untuk mencegah stunting seperti pemberian asupan DHA dan asam folat," tambahnya.
Cara Mencegah Stunting Menurut Pakar
Pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan. Pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil sangat krusial. Dua nutrisi penting yang perlu diperhatikan adalah DHA dan asam folat.
Menurut dr. Keven Tali, SpOG, DHA berperan dalam mendukung perkembangan otak dan sistem saraf janin, sedangkan asam folat berfungsi untuk mencegah cacat tabung saraf.
"DHA dan Asam Folat merupakan dua nutrisi kunci yang berperan penting dalam perkembangan otak, sistem saraf, serta mencegah cacat tabung saraf pada janin," ujarnya.
Tak hanya saat hamil, pemberian gizi seimbang juga harus dilanjutkan saat menyusui dan ketika anak memasuki masa MPASI.
Pastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya protein hewani, sayur, buah, serta suplemen bila diperlukan.
Peran Suplemen untuk Ibu Hamil
Sementara itu, untuk mendukung pemenuhan nutrisi penting selama kehamilan, apt. Clarisa Isakh, S.Farm menyebut bahwa suplemen yang mengandung DHA dari Alga, Asam Folat, Vitamin D3, dan Kalsium juga bisa menjadi pilihan.
Namun, Clarisa mengingatkan bahwa upaya pencegahan stunting tak bisa dilakukan sendiri. "Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan seperti bidan dan dokter, serta partisipasi aktif masyarakat," ujarnya.