Liputan6.com, Jakarta - Meski sering dianggap sama, matcha dan green tea sebenarnya memiliki perbedaan signifikan. Mulai dari cara tanam, pengolahan, hingga manfaatnya bagi kesehatan, dua jenis teh ini tidak bisa disamakan begitu saja.
Simak apa saja perbedaan matcha dan green tea menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik di Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Mulianah Daya, Sp.GK:
1. Cara Penanaman
Green tea ditanam secara terbuka dan langsung terpapar sinar matahari sejak awal hingga masa panen. Sementara matcha ditanam dengan cara berbeda.
"Matcha biasanya dua sampai tiga minggu sebelum dipanen justru dilindungi dari sinar matahari. Tujuannya untuk menjaga kualitas klorofilnya agar lebih tinggi," kata dr. Mul saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Senin, 6 Mei 2025.
2. Proses Pengolahan
Setelah dipanen, daun green tea dikeringkan dan digerus menjadi teh kering. Sedangkan matcha diproses dengan cara dikeringkan, lalu digiling halus hingga menjadi bubuk.
3. Rasa dan Warna
Green tea memiliki rasa yang lebih ringan dan warna lebih jernih. Sebaliknya, matcha punya rasa yang lebih pahit, tebal (bold), dan aroma lebih earthy.
Matcha Gunanya untuk Apa?
Matcha mengandung antioksidan kuat seperti epigallocatechin gallate (EGCG) dan polifenol. Kedua zat ini berfungsi menangkal radikal bebas yang bisa memicu penyakit kronis seperti kanker dan gangguan jantung.
"Antioksidan dalam matcha juga membantu menjaga kesehatan kulit dan meningkatkan metabolisme, apalagi jika dikonsumsi sebelum olahraga," ujar dr. Mul.
Selain itu, matcha juga mengandung L-theanine, zat yang dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan memberikan efek menenangkan.
Bolehkah Minum Matcha Setiap Hari?
Boleh, asal tidak berlebihan. Kandungan kafein dalam matcha sekitar 70 mg per 250 ml, lebih tinggi dibandingkan green tea.
Dr. Mul menyarankan konsumsi tidak lebih dari 2–3 cangkir per hari, atau 1–2 cangkir bagi yang sensitif terhadap kafein.
Selain itu, hindari konsumsi matcha bersamaan dengan makan utama, terutama makanan tinggi protein. L-theanine dalam matcha dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan.
"Sebaiknya konsumsi matcha saat waktu camilan, bukan berbarengan dengan makan besar," ujarnya.