Liputan6.com, Jakarta - Gunung Kembang di Jawa Tengah dan Gunung Bulu Baria di Sulawesi Selatan kini dikenal sebagai dua gunung paling bersih di Indonesia.
Kedua lokasi ini menerapkan konsep Zero Waste Mountain, sebuah pendekatan pendakian tanpa meninggalkan sampah di jalur maupun di puncak.
Gunung Kembang, yang terletak di Kabupaten Wonosobo, menjadi pelopor dari gerakan ini.
Lewat kerja sama dengan pos pendakian via Blembem dan dukungan komunitas lokal, aturan pendakian di gunung ini begitu ketat.
Tidak ada satu pun sampah plastik sekali pakai yang boleh dibawa ke atas. Seluruh perbekalan pendaki harus dikemas ulang dalam wadah khusus yang disediakan pengelola.
Hasilnya, ekosistem Gunung Kembang kini lebih terjaga. Jalur pendakian bersih dari sampah, rimbunnya hutan di punggungan tetap lestari, dan pengalaman mendaki terasa lebih menyatu dengan alam.
Konsep ini telah dirasakan manfaatnya oleh ribuan pendaki dari berbagai daerah.
Melanjutkan semangat yang sama, konsep Zero Waste kini diterapkan juga di Gunung Bulu Baria, Sulawesi Selatan.
Gunung Paling Bersih di Indonesia Ternyata Ada di Sulawesi, Ini Fakta Bulu Baria
Dalam bahasa Bugis, 'Bulu' berarti gunung, dan kawasan ini kini dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena komitmennya menjaga kebersihan jalur pendakian.
Gunung setinggi 2.730 meter di atas permukaan laut ini berada di Desa Manimbahoi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa.
Gunung ini dikenal sebagai gunung bebas sampah pertama di Sulawesi. Salah satu tokoh kunci di balik penerapan sistem ramah lingkungan di sini adalah Musta’in, pengelola basecamp Bulu Baria.
Musta’in mengatakan bahwa setiap pendaki yang datang ke basecamp akan dicek perbekalannya. Dia sudah menyiapkan wadah khusus untuk mengganti kemasan sekali pakai.
"Semua yang berpotensi jadi sampah dicatat dan harus dibawa turun. Kalau ada yang hilang, pendaki akan dikenakan denda," kata Musta’in di acara Indofest 2025 belum lama ini.
Gunung Bulu Baria Ditutup setiap Januari
Ia juga menjelaskan bahwa jalur pendakian Bulu Baria ditutup setiap Januari hingga Maret. Tujuannya untuk memberi waktu pemulihan bagi ekosistem selama musim hujan.
"Dalam tiga bulan itu, kami fokus pada perawatan alam, termasuk memperbaiki jalur dan membersihkan area. Ini penting untuk menjaga keseimbangan alam Bulu Baria," katanya.
Dukungan terhadap gerakan ini juga datang dari berbagai pihak, termasuk EIGER Adventure.
Jenama penyedia perlengkapan luar ruang asal Indonesia ini memberikan dukungan dalam bentuk kolaborasi pelatihan dan pengelolaan jalur pendakian yang berkelanjutan.
Advisor Adventure Service Team dari EIGER, Galih Donikara mengatakan bahwa dukungan terhadap Bulu Baria sejalan dengan nilai yang dijunjung selama 35 tahun terakhir, yakni inovasi, alam, dan manusia.
"Bulu Baria menunjukkan bahwa komitmen menjaga alam bisa dimulai dari desa. Kami senang bisa ikut serta dalam perjalanan ini dan berharap akan lebih banyak gunung di Indonesia yang mengikuti jejak Gunung Kembang dan Bulu Baria," ujar Galih.
Indonesia Punya Dua Gunung Paling Bersih yang Harus Dilestarikan
Keberhasilan dua gunung ini membuktikan bahwa pendakian ramah lingkungan bisa diterapkan jika ada kerja sama antara komunitas lokal, pengelola jalur, dan pendaki.
Selain memperindah pengalaman mendaki, sistem ini juga memastikan kelestarian gunung untuk generasi mendatang.
Pendaki kini tak hanya mencari pemandangan indah, tetapi juga pengalaman bertanggung jawab.
Dengan menerapkan konsep Zero Waste Mountain, Indonesia menunjukkan bahwa mencintai alam bisa dimulai dari langkah kecil: mendaki tanpa meninggalkan sampah.